7 : Danger

6.9K 182 5
                                    

ngedit capek juga ya (-_____-)

___________________________________________________________________

trrrrrrr....trrrrrr....

Getaran di kantong celana jinsku membuatku bangun perlahan, berusaha mengenali ruangan yang berdinding hitam gelap di sekitarku yang sulit karena tidak ada cahaya selain layar putih yang diterangi oleh proyektor.

Jadi aku bener bener gak pulang tadi malem?

Aku mencoba bergerak, tapi tertahan oleh tangan Rayan yang berada di atas pinggangku.

Wow, aku tidur bersama cowok berandal nomor satu di sekolah.

Aku mencoba mengangkat tangan tersebut. Ughhhh, berat banget. Rayan rajin fitness atau jangan jangan dia kerja jadi kuli barang di Tanah Abang yang punya tangan seberat ini. Aku perlahan merangkak ke depan, berusaha menjauh dari dekapan tangan kuli tersebut lalu cepat cepat merogoh saku, mengambil ponselku.

Nama Raka terlihat di layar ponselku yang tanpa ba-bi-bu langsung kuangkat.

“Ha- halo ?”Sapaku takut takut, menyesal kenapa tadi langsung aku angkat telponnya. Bukannya merancang kalimat dulu untuk nge-les kalau aku gak tidur bareng................... Rayan..

Terdengar ramai ramai suar diseberang “Rik, Melyssa udah ngangkat telpon gue nih “ Raka sepertinya sedang memberitahu Riko kalau aku sudah bangun dan mengangkat telponnya  “Halo Melyssa? lo dimana?”

Aku mendesah pelan, mau bohong juga percuma. Pasti Raka tau kalau aku bohong “Uh..ngg...di..rumah temennya Rayan...”

“Bukan itu yang gue tanya, lo sekarang lagi dimana? kamar? kamar mandi? dapur? ruang makan?” tanya Raka bertubi tubi.Harus kuakui, kedua kakakku ini jauh lebih posesif daripada Mamaku sendiri. Seperti dulu, waktu au sedang kemping berdua dengan Melyssa dan lupa membawa ponsel. Tiba tiba saja saat aku melihat koran pagi, namaku sudah tercantum sebagai salah satu dari banyak orang hilang.

Mataku menatap sekeliling, kalau aku bilang lagi di bioskop pribadi, Raka percaya nggak ya? yaudahlah daripada aku bohong nanti dia malah ngamuk ”Di bioskop pribadi Bang, punya temen Rayan..”

Raka ber-'HAH?'  kencang di ujung sana, membuatku bergidik. Tuh kan pasti dia juga kaget.

Aku mendengar sekelebat suara “Ah sini gue aja yang ngomong “ suara Riko , kayaknya merebut ponsel Raka ”halo adikku Melyssa tersayang, lo sekarang sama siapa?” sapa Riko ceria.

Sepertinya spesies yang ini tidak mengkhawatirkan aku ya....

“Lagi..sama....Rayan?” aku mengucapkan kalimat barusan dengan nada bertanya.

Riko menggumam sebentar, lalu berdehem “Hmm.. yaudah lo jangan pulang lebih dari jam sepuluh. Mama bilang tadi dia pulang jam sebelasan “

Sekarang gentian aku yang terkejut. Udah? Riko ngomong itu doang? Dia gak marahin aku gitu ?

”lo...udah? gitu aja? gak ngomel ke gue? atau apa gitu ?” tanyaku penasaran.Memang sih Riko lebih cuek dari Raka, tapi setelah adeknya gak pulang semaleman dan bilang kalau dia lagi sama cowoknya...... Riko gak marah?

Suara tawa Riko terdengar  “Ya mau marahin gimana? lo udah gede, gak perlu dimarahin lagi. Gue juga gak mood buat ngomel ngomel. Lagian, tadi malem Rayan juga udah izin ke gue. Dia dimana sekarang?”.

Jujur, kalimat Riko tadi sangat membuatku tenang, agak membuatku agak takjub juga ternyata kakak-kakakku sudah beranjak dewasa dan sekarang meelihatku seperti sudah beranjak dewasa juga.

Loving The Wrong GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang