EPISODE PERTAMA: TIPIS BAYANGAN

2.2K 123 41
                                    

Di pagi hari, di depan gerbang sekolah SMA selatan. Berdiri seorang pria berseragam sekolah, berambut hitam, mata berwarna merah, tas digendong di sebelah bahunya. Dia berjalan menuju gedung sekolah, dengan sedikit membungkukkan badannya, kedua tangan di saku celana, mata sedikit disipitkan, mirip dengan orang yang baru bangun tidur. Dia berjalan melewati beberapa siswa-siswi yang memasuki daerah sekolah.

"Nikki, ayo turun!"

Pria yang terlihat baru bangun tidur itu melihat ke arah suara itu. Ternyata suara itu berasal dari seorang siswi yang berdiri di depan pohon di pinggir sekolah. Dia berseragam wanita, dengan stocking hitam, rambut hitam panjang, dan sedang melihat ke atas, atau tepatnya melihat ke arah kucing berbulu hitam yang sedang berdiri di atas dahan pohon itu. Wanita itu terus saja mengucapkan "Nikki, ayo turun!" dan sekali-kali mengangkat tangan, dan mengarahkannya ke kucing itu.

Pria itu hanya melihat dan berusaha menghiraukannya. Tapi, seperti ada rantai yang datang dari wanita itu, menarik tubuh pria itu. Akhirnya pria itu pasrah, berjalan menuju wanita itu.

"Tolong pegang." Pria itu menyerahkan tas sekolahnya kepada wanita itu.

"Kau... sejak kapan?"

"Jangan dulu bertanya, biar aku bantu." Pria itu mendekati badan pohon, memanjatnya, dan sampai di atas dahan yang cukup besar itu. "Sini, aku akan menolongmu." Tanpa rasa takut atau asing, kucing itu berjalan ke pangkuan pria itu.

Pria itu turun dari pohon dengan kucing hitam di pangkuannya. "Ini." Dia menyerahkan kucing itu ke wanita itu.

Wanita itu menurunkan tas milik pria itu, dan memeluk kucing itu. "Nikki, untung kau selamat!" Dia mengusapkan pipinya ke pipi kucing itu. "Terima ka... Ke mana dia?"

Pria itu sudah menghilang dari pandang wanita itu, dan tentu berserta tasnya. Wanita itu melihat ke sekitar, tapi tidak menemukannya juga.

"Padahal aku belum mengucapkan terima kasih, tapi sudah menghilang saja! Dasar, laki-laki itu memang aneh. Tapi, ngomong-ngomong siapa namanya, ya? Apa dia murid baru? Atau dia adik kelasku?" 'TRENGGG' "Gawat, aku bisa telat." Wanita itu menurunkan kucing itu. "Maaf Nikki, aku tinggal dulu. Jangan nakal, ya?" Dengan cepat wanita itu berlari memasuki gedung sekolah.

"Selamat pagi, Mayu-chan."

"Selamat pagi, Himari-chan." Mayu duduk di belakang bangku Himari. Dia wanita berambut pirang diikat dua ke belakang, dan ada sebagian rambutnya yang terurai, mata biru, dan berkulit putih seperti orang barat.

"Hei, Mayu-chan, menurut informasi yang aku dapatkan. Kita akan kedatangan murid baru?"

"Benarkah?"

"Hehehe, jangan remehkan informasi yang aku dapatkan. Aku berharap dia laki-laki tampan yang datang dari negeri barat."

"Enggak mungkin."

"Uhhhh! Padahal aku senang, kenapa kau tidak mendukungku?" Himari mengembungkan pipinya.

Mayu hanya menjawab dengan tawa kecil. Masuklah pak guru. Semua murid duduk di tempatnya masing-masing, ketua kelas menyuruh semuanya berdiri dan memberi hormat, lalu duduk kembali.

"Baiklah anak-anak, kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk." Pak guru itu melihat ke arah pintu yang barusan dia lewati. Tapi, tidak ada seorang pun yang masuk lagi. "Loh? Ke mana dia?"

"Ano..., Pak. Aku sudah ada di sini." Pak guru itu berbalik, dan sudah berdiri siswa baru itu di belakangnya.

"Heh! Sejak kapan?"

"Sebetulnya sudah dari tadi, bahkan aku sudah menulis namaku di papan tulis."

"Hah!" Mayu berdiri. "Kau...!" Dia menunjuk ke arah murid baru itu.

TIPIS BAYANGAN YANG BISA DIANDALKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang