EPISODE PENYELESAIAN: LIBURAN MUSIM PANAS SI TIPIS BAYANGAN (DUA)

761 48 0
                                    

"Yoichi, ayo kita pergi ke pemandian air panas."

"Kau duluan saja, aku ingin istirahat dulu."

"Baiklah kalau begitu, aku duluan." Hikigaya pergi dengan handuk di tangannya.

Letak pemandian air panas-nya ada di luar penginapan, cuku dekat jaraknya, tapi harus menuruni jalan dulu. Sampailah dia di pemandian air panas. Dia memasuki pintu dengan tirai berwarna biru dan bertulisan "pria". Lalu, muncul pemiliki pemandian air panas, menggantikan tirai biru itu dengan tirai merah muda dan bertuliskan "wanita". Hikigaya sekarang sudah berendam.

"Enak sekali! Memang benar kata orang-orang, air panas bisa menghilangkan rasa lelah!" Uap air panas pengunungan mengelilingi pemandian ini. Lalu terdengar suara pintu tergeser. "Sepertinya Yoichi sudah datang." Hikigaya hendak berdiri, tapi dia menghentikan niatnya karena melihat bayangan yang di depannya membentuk tubuh wanita.

"Airia-san, ayo cepat masuk!" Hikigaya langsung bersembunyi di balik batu yang ada di sana, karena ternyata itu adalah suara Hinata.

"Iya, tunggu Hinata." Suzumia pun ikut berendam. "Laura-senpai, Rimi-senpai, Sena-senpai, Natsumi-senpai, Himari-senpai, ayo cepat masuk juga!"

"Iya-iya." Lalu mereka semua berendam.

Sementara, Hikigaya mengintip mereka dari balik batu. Melihat tubuh mereka yang telanjang bulat, dan walau tertutupi dengan uap, Hikigaya bisa melihat dengan jelas tubuh mereka. "Sial, kenapa mereka bisa kemari? Padahal ini kan tempat untuk pria? Sudahlah, nanti saja aku pikirkan. Sebaiknya aku pikiran bagaimana caranya aku keluar dari sini?" Hikigaya jalan menjinjit dengan perlahan menuju pintu keluar.

Para wanita itu saling mengobrol dengan asik tanpa mereka sadari ada satu sosok laki-laki di sana. Sekali-kali bagian tubuh dengan mereka kebetulan mengarah ke Hikigaya, dan kadang terbalik. Hikigaya berusaha untuk tidak menghiarukannya, tapi matanya berkata lain. Sekali-kali Hikigaya melirik ke arah mereka dengan keringat mengalir dengan deras. Hikigaya sudah di depan pintu, hendak membuka pintu.

"Maaf, aku terlam..." Ternyata itu adalah Haruna, dia sudah telajang.

"Ha-Ha-Haruna, i-i-ini..."

"KYAAAAA!" Haruna menghajar kepala Hikigaya. Hikigaya melayang ke arah air panas. 'BRUSSHHHH'

Hikigaya berdiri, dia memegang kepalanya. "Sepertinya aku meraskan déjà vu..." Di depan Hikigaya, sudah ada ketujuh wanita yang memasang wajah menyeramkan.

"DASAR BEJATTTTTT!" 'DHUR DHAR TREKKK DHAR DHAR DHURRRR'

Hikigaya membuka kelopak matanya, dia merasakan guncangan hebat. Ternyata itu ulah Yoichi.

"Bangun! Kirito bangun, jangan mati!"

"A-A-A...Aku tidak mati, le-le-lepaskan aku!" Yoichi menghentikan mengguncangkan tubuh Hikigaya.

"Ternyata kau masih hidup, syukurlah..."

"Tidak sopan! Memangnya ada apa denganku, sampai-sampai kau berpikir aku akan mati?"

"Soalnya... Kau tadi malam melihat seluruh tubuh wanita yang telanjang."

"Ja-Ja-Jadi itu bukan mimpi?!"

"I...I...Iya, begitulah."

"Gawat..."

"Ma-Maafkan aku! Aku seharusnya memberitahumu, kalau pemandian di sini tempat "wanita dan pria"-nya selalu diganti setiap harinya. Maaf!"

"Eh? Kenapa kau meminta maaf? Bukan salahmu, kok."

"Tapi..."

"Sudahlah, Yoichi. Tidak apa-apa, tidak baik menyalahkan diri sendiri berlebihan. Lagipula, aku juga salah karena masuk dengan tulisan "closed" yang masih menggantung di pintu pemandian."

TIPIS BAYANGAN YANG BISA DIANDALKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang