EPISODE KETUJUH: PENGHUNI DAN ANGGOTA BARU

891 63 6
                                    

"Aku pulang."

"Onii-chan, air untuk mandinya sudah siap..." Hinata menghentikan kalimatnya karena melihat ada seorang gadis berpakaian seragam. "Siapa dia?"

"Oh, Hinata. Perkenalkan, dia Suzumia Airia. Walau badannya kecil sepertinya, tapi dia satu tahun lebih tua darimu."

"Sa-Salam kenal." Dia menundukkan badannya.

"Salam kenal."

"Baiklah, sebaiknya kau mandi dulu, Suzumia-san."

"Ta-Tapi..."

"Sudahlah, anggap saja seperti rumah sendiri. Hinata, tolong antarkan Suzumia-san." Dengan perasaan bingung, Hinata mengantar Suzumia menuju kamar mandi.

Sekarang Hikigaya dan Hinata sedang duduk di kursi di ruang makan. Hikigaya menceritakan ekonomi Suzumia yang sedang kritis, dan alasan itulah Hikigaya mengajak Suzumia untuk tinggal di rumahnya. Setelah Hikigaya selesai menceritakan, Hinata tertawa kecil. "Kenapa kau malah tertawa?"

"Ternyata Onii-chan bisa menjadi orang yang baik."

"Jadi, selama ini aku tidak baik?"

"Tidak juga. Tapi, Onii-chan harus memberitahukan hal ini kepada ayah dan ibu."

"Biar aku yang urus."

"Lalu, dia untuk hari ini tidur denganku, dan menggunakan pakaian-pakaianku."

"Nanti minggu aku akan membelikannya pakaian."

"Kebutuhannya..."

"Kalau masalah uang, aku akan membagikannya setengah dariku."

"Baiklah, kalau begitu aku akan memeriksa Airia-san." Lalu dia pergi.

"Eh? Syukurlah Hinata menerima Suzumia-san dengan baik. Dengan begini tinggal menghubungi ayah dan ibu."

Keesokan harinya. Hikigaya memasuki kelas dan duduk di tempatnya. Tanpa aba-aba, dua buah buku besar melayang ke arah Hikigaya. 'DUKK DUKK' Hikigaya tidak jatuh, tapi dahinya merah. Ternyata Manami dan Haruna yang melempar buku-buku itu. "Kenapa kalian melemparkan buku ke arahku?"

"Karena kau sudah menghasut Airia-chan dengan ajakan ke rumah pria bejat sepertimu!" jawab Manami.

"Seperti yang kalian ketahui, aku melakukan hal itu karena ingin menolongnya, dan lagipula dia menerimanya."

"Apa?!" kaget mereka. "Ja-Ja-Jadi tadi Airia-chan tidur di rumahmu?!" ucap Haruna dengan aura hitam yang sudah mengelilinginya.

"Dasar bejat!" teriak Manami. 'DUKK DUKK' dua buah tempat pensil besi mengenai dahi Hikigaya. "Kau sudah menodai kesucian Airia-chan."

"Aku tidak melakukan hal-hal yang aneh kepadanya! Oh iya, sejak kapan kalian memanggil dia "Airia-chan"?"

"Tidak penting sejak kapan kami memanggil Suzumia-chan dengan Airia-chan. Jadi, jangan mengalihkan pembicaraan!" Haruna melemparkan tasnya ke kepala Hikigaya, 'DRAKKK DAKK' berhasil membuat Hikigaya jatuh.

Hikigaya sekarang izin untuk ke ruang klinik, karena kepalanya pusing akibat lemparan benda-benda dari kedua wanita itu. Sesampainya di sana, bukannya disambut dengan ramah, melainkan dengan sebuah bantal empuk melayang ke arah kepala Hikigaya. Walau empuk, bagi Hikigaya itu sakit.

"Oh, ternyata Hikigaya-kyun, kupikir pria bejat yang sudah membawa gadis kecil ke rumahnya," ucap Laura dengan nada ramah, dan senyuman palsu.

Hikigaya menggelengkan kepala, lalu mengambil bantal di lantai yang dilemparkan ke arahnya. "Kenapa Laura-senpai semarah itu?"

TIPIS BAYANGAN YANG BISA DIANDALKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang