EPISODE KEDELAPAN: TEMAN MASA KECIL

865 55 4
                                    

Di sebuah gedung SMP. Di lorong kelas 1, seorang siswi sedang berjalan dengan tumpukan buku di tangannya. Dia berjalan dengan beban buku-buku yang berat itu. Berjalan melewati beberapa murid-murid yang kebetulan ada di sana. 'DUK' siswi itu tersenggol dan jatuh oleh siswa yang berlari di lorong itu. "Maaf." Hanya ucapan itu saja yang terpikir oleh siswa yang lari tadi, dan meninggalkan siswi yang sedang kesulitan mengumpulkan buku-buku itu.

"Aduhh, dasar laki-laki, tidak bisa diandalkan!" keluh siswi itu.

"Tidak semua laki-laki tidak bisa diandalkan, yang tadi itu hanya kebetulan laki-laki tidak berguna." Siswi itu berhenti mengambil buku-buku itu, dan melihat sesosok yang berbicara itu sedang berdiri di depannya. Sesosok itu membantu siswi itu, mengambil buku-buku itu. "Kenapa tugas seberat ini malah diserahkan kepada wanita, ya?" Sesosok siswa itu berhasil mengumpulkan buku-buku itu, sekarang dia yang memegang tumpukan buku itu.

"Ano... Terima kasih, namamu siapa?"

"Hikigaya Kirito. Kalau tidak salah kau Tsukasa Natsumi, kan?"

"Iya, kenapa kau bisa tahu namaku?"

"Kita ini sekelas."

"Ahh... Maaf kalau aku tidak ingat kamu."

"Tidak apa-apa, aku memang sudah biasa dilupakan. Lalu, buku-buku ini akan dibawa ke mana?"

"Ke perpustakaan."

"Baiklah, kalau begitu, kau yang tunjukan jalannya, dan aku yang membawa buku ini."

"Tidak usah, biar aku saja..."

"Ayahku selalu bilang, "tidak baik menolak bantuan dari orang lain"."

"Ka-Kalau begitu, terima kasih, Hikigaya-san."

Mereka berdua lalu pergi ke perpustakaan. Selesai itu, di saat jam istirahat. Tsukasa duduk di bangku yang letaknya di depan paling kanan, dia sedang memakan bekal yang dia bawa. Tidak seperti murid-murid lain yang ada di kelas, Tsukasa makan tanpa ditemani satu teman pun. Di lain pihak, Hikigaya pun sedang makan sendiri, tidak ada teman satu pun yang berkumpul bersamanya.

Akhirnya jam pelajaran selesai, dengan girang murid-murid berlarian pulang dan ada yang menuju ruang klub mereka. Tsukasa, dia sekarang sedang ada di lapangan tenis. Dia anggota baru, jadi wajar masih canggung dengan anggota lain, yang kebanyakan kakak kelas. Tsukasa sekarang sedang berlatih servis, bersama dengan ketua klub tenis wanita. Di lain pihak, Hikigaya sedang membeli minuman di mesin minuman, di daerah lapangan tenis. Dia sekarang sedang duduk meneguk minuman kaleng dingin itu. Tapi, tegukannya itu berhenti, karena dia ingin fokus melihat wanita-wanita itu sedang bermain tenis. Di sana, ada sesosok yang tidak asing baginya, yaitu Tsukasa. Tsukasa sudah selesai dengan latihannya, dan sekarang dia berjalan menuju tempat duduk yang ada di pinggir lapangan. Membuka tasnya, dan mengambil sebotol air mineral. Saat hendak dia meminum air mineral itu, sebuah bola tenis melayang ke arahnya, mengenai tangan yang digunakan untuk memegang botol mineral itu. Botol mineral itu jatuh ke tanah, mengeluarkan semua isinya. Seorang anggota tenis, kakak kelas, berjalan menghampiri Tsukasa.

"Maaf."

"Tidak apa-apa, aku akan membeli minuman lagi." Tsukasa berdiri dan berjalan keluar dari lapangan tenis yang di kelilingi pagar besi.

Sesampainya di depan mesin penjual minuman, Tsukasa baru ingat kalau dia lupa membawa uang.

"Nih."

"Hi-Hi-Hikigaya-san, sejak kapan kau ada di sini?"

"Sudah jangan banyak bertanya, dan minum saja."

"Te-Terima kasih." Tsukasa mengambil kaleng yang ditawar oleh Hikigaya. Dia duduk di kursi kayu yang ada di samping mesin itu, lalu meneguk minuman kaleng itu. "Hikigaya-san, tadi kau meminum ini?"

TIPIS BAYANGAN YANG BISA DIANDALKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang