"ZET LEPASIN DIA" teriak vasa.
Zet memandang dua tamu nya ini dengan satu alis di angkat ke atas.
"Di mana altos?" Lirih esa
Vasa mendengar lirihan esa, dia menatap sengit zet.
"Hai as" sapa zet pada vasa
Vasa benci panggilan itu sejak orang itu menghancurkan segala hidup nya.
"Kalau lo punya masalah sama gue, jangan bawa-bawa orang terdekat gue, zet" marah vasa
Esa melihat ekspresi vasa yang pertama kali ini, sangat berbeda. Dia benar-benar lebih telihat seperti setan yang jahat. Mengerikan!
Zet berinteraksi dengan robot besar bak manusia milik nya, lalu dua robot lain membawa altos yang sudah babak belur.
"Zet lo..." geram esa
"Sorry bro, saudara lo ini amat sangat berisik, bertanya, berteriak dan arrgggg... itu bikin kuping gue panas, maka nya gue suruh para box robot mukulin dia" jelas santai zet
"Apa...arggggghhh" erang esa "Altos tenang gue bakal selamatin lo" lanjut esa pada altos
Tapi altos hanya meringis kesakitan. Lalu zet maju beberapa langkah, di depan vasa tersenyum sinis, vasa memandang zet dengan penuh amarah.
"Apa kabar kembaran?" Sapa zet
Altos dan esa kaget mendengar sapaan zet. Kenapa ia memanggil vasa dengan sebutan kembaran?
"L--lo... zet...dan...vas.. kalian ini siapa?" Gelagapan esa
Zet menjambak muka nya sendiri lalu menarik nya dan itu ternyata topeng, wajah mereka berdua...
"Ka--kalian kembar?" Gelagapan esa
Zet tersenyum miring, "As you see, tapi sayang nya kembaran gue ini gak mau anggap gue ada"
"Gue selalu anggap lo ada tapi lo yang bikin gue nganggep lo gak ada" jawab sinis vasa
Ada apa ini? Esa bingung, kenapa masalah vasa begitu rumit sekali, membingungkan dan penuh rahasia.
"Hahahha..." tawa zet, "Yah... tapi ini juga salah lo vas, seandai nya dulu lo gak nyuruh gue buat patuh sama ayah dan ngerelain kak varo buat jadi penurus ayah, mungkin gue masih main sama lo di dalam sana.." lanjut zet
Vasa bungkam
"Yah...yah... ayah emang selalu ngebanggain kak varo, mereka selalu memberikan apapun yang ka varo minta, sedangkan kita? Inget gak? Kita udah kerja keras belajar sana sini, pinter bahkan otak kita genius, tapi kita cuma... cuma menjadi sebuah robot yang di gunakan saat ayah membutuhkan kita" lanjut varo
Vasa tetap bungkam, dia tau apa yang di rasakan kembaran nya ini, dia juga paham kenapa zet lebih memilih di asingkan ketimbang tetap patuh pada ayah nya. Sedangkan esa dan altos tertohok hati nya mendengar ucapan zet yang menyayat hati itu. Sungguh berat yang dia alami vasa dan zet ini, mereka seperti di abaikan. Pantas saja vasa tak ingin populer sebab itu bisa membuat kita terlihat pilih kasih.
"Ayah gak bermaksud seperti itu zet" lirih vasa
"Lo salah vas, salah besar kalau anggap ayah gak ada maksud, dia itu licik melebih kancil, dia berambisius akan menghidupkan kita kembali kalau nanti nya kita mati, apa lo mau jadi anak kloningan? Gak kan? Semua anak kaya gitu gak berperasaan dan bisa jadi anak tersial di dunia. Apa lo mau? Gue gak.. lebih baik gue membunuh beratus warga kerajaan dari pada harus jadi anak kloningan yang di manfaatkan kegeniusan nya" bentak zet
"Ke geniusan lo, udah bikin lo terjebak zet, hingga lo ngebunuh kakak lo sendiri dan bikin gila sahabat lo sendiri" desisi vasa
Zet tertawa sinis, "Hahhahaha... justin? Lo udah ketemu dia ternyata? Gimana? Dulu juga dia datang sama kaya lo vas, dan sepulang nemuin gue dia jadi gila! Hahahha..."
"Puas lo? Puas main-main sama kematian?"
"PUAS BANGET VAS...PUAS!!! Eh tapi kaya nya belum deh, soal nya gue belum ngebunuh lo"
Vasa menahan tangis nya, "Dulu... gue bahagia, tersenyum walaupun sesaat, main sama lo, berbagi dan bersenang ria bersama. Bahkan gue sempet bikin plan sama lo bakal bangun usaha bersama, menjadi kembar yang solid, tapi kenyataan nya semua pupus seketika, sekarang lo jadi pysicopat zet, menyeramkan dan sangat menyedihkan. Gue mohon berhenti" kecil vasa namun masih terdengar
Zet menatap miris vasa, "Jangan pernah inget masa lalu vas, gue bukan lah anak kecil yang menerima apapun yang di suruh. Gue udah besar! Kalau emang gue jadi pysico, So what I care"
Jlebbb
Zet menusuk perut vasa tiba-tiba, membuat esa dan altos membelekak seketika. Vasa terjatuh menunduk di depan zet.
"Lo..."
"....Hahahahah... gue bakal bunuh semua orang yang membuat gue tertekan! Dan lo juga salah satu nya" potong zet
Esa membantu vasa, namun di tepis nya. Vasa kembali bangkit walaupun luka tusukan di perut nya.
"Kalau ini yang lo mau, okey!" ucap vasa
Lalu dia berinteraksi dengan robot yang menjaga altos, detik itu pula altos di berikan ke esa, dan esa membopong altos.
"Keluar esa biar gue yang hadapin zet" bisik vasa.
"Tap...tapi" gelagapan esa
"Cepat" seru vasa
Dan akhir nya esa membawa zet keluar, tapi dia tidak mengantar nya sampai mobil, dia keluar dari kamar itu dan menyuruh altos buat pergi sendiri..
"Gue ngerti es.. bawa vasa pergi dari sini, dan di luar gue janji bakal hubungin polisi" teguh altos
Esa mengangguk lalu masuk kembali, dia melihat vasa dan zet saling berebut pistol, astaga tadi pisau sekarang pistol. Kenapa jadi begini...
"Vasa?" Panggil esa.
Vasa kehilangan konsen hingga dia terjatuh oleh body-an zet dan pistol kini tertodong di kepala vasa. Esa menyesali diri nya memanggil vasa, esa mencari alat untuk mecegah zet dan ada sebuah pukulan bassball, diambil nya dan...
Dugggghhh
Zet terjatuh ke belakang, merasa kesakitan di punggung nya.
"Woww... thanks es" puji vasa
Mereka lantas kabur, tapi ternyata zet kembali bangun dan mengejar mereka.
Mereka berlari dan hendak sampai di mobil, rupa nya pula polisi sudah datang dan menodong zet..
"ANGKAT TANGAN" teriak ispektur
Vasa menoleh ke belakang melihat zet yang di kepung, dia merasa kasihan dan...
"Zet" panggil nya
Zet menolen dan tersenyum sinis, dia belum berubah. Dia memukul semua orang kepungan nya dan mengambil pistol milik polisi, berniat menembak esa, vasa yang mengerti arah pistol itu langsung menghadang esa...
Dorrr
*****
[20 Maret 2016]Vasa ketembak? Ya tuhan:'(
Jangan lupa sabar baca nya yah guys:DAngelblac