#13

5.3K 513 5
                                    

Vasa mengunjungi sebuah rumah sakit jiwa, dia mau menemui seseorang di dalam sana.

Siapa yang gila?

Vasa menyusuri lorong yang di penuhi orang tidak waras, lalu tiba-tiba...

''Anak ku... Anak ku... Anak ku... Kamu pulang.. Kamu pulang anak ku..'' teriak seorang wanita paruh baya dan memeluk vasa erat

Tapi vasa, hanya diam di perlakukan seperti ini, bukan nya dia mengakui sebagai anak wanita itu, dia cuma memberikan wanita itu pengobat kangen, lagi pula wanita ini gila mau di apa kan lagi selain hanya di diam kan saja pikir vasa.

Lalu seorang suster datang dan memisahkan vasa dengan ibu tadi, dia pun melanjutkan perjalanan nya ke sebuah kamar rawat yang di kerangkeng besi  putih, untuk mencegah pasien berbahaya kabur. Lalu vasa masuk keruangan itu.

''Bagaimana perkembangan nya dok?'' tanya vasa pada dokter yang sedang memeriksa orang tersebut.

''Sejam yang lalu dia kembali mengamuk, dan sekarang sudah tenang vas'' jawab sang dokter

Vasa mengangguk ''Dok, tinggalkan saya sediri dengan pasien ini''

''Ta--tap--tapi dia.. '' panik dokter itu

''.. Saya yakin bisa menangani nya dok.  Percaya lah'' tekan kan vasa

Dokter mengangguk mengerti dan dia pun keluar dari ruangan tersebut

Vasa jongkok mensejajarkan tubuh nya dengan lelaki yang sedang terbengong itu, dan mulai membuka suara..

''Siapa sebener nya boss lu?'' tanya vasa

Orang itu bungkam, jujur lelaki itu tidak seperti orang gila keliatan nya, karna tampangnya yang bisa di bilang sangat tampan. Vasa kembali bertanya..

''Jawab gue, siapa boss lu justin'' agak meninggi vasa, sontak cowo yang di panggil justin itu menoleh dan menatap sinis ke vasa.

''Vasa.. Hahhaha!! Dia ngebunuh varo, dan gue jadi gila... Hahahah mati... Matiii... Mati... MATI!!'' teriak justin sambil memojokan vasa

Dan entah darimana justin mendapatkan pisau lipat di tangan nya, dia mengarahkan ke depan wajah vasa, hingga membuat vasa sedikit mundur..

''Varo mati... Dan lo juga harus MATI... AHHHAHA... MATI'' ngamuk justin

Vasa menatap tajam justin, lalu kemudian justin menyerang vasa dengan pisau nya, awal nya vasa bisa menghindar karna serangan justin meleset pada tembok belakang vasa, dan terjadi lah perebutan pisau di dua nya. Hingga pisau itu dapat terbuang, vasa memandang dingin justin yang kini kembali meringsut takut ke pojokan.

''Mungkin besok..'' gumam nya lalu pergi

Tapi ternyata perkira vasa yang mengira justin ketakutan salah, justru justin kembali mengambil pisau itu dan...

''Vasa!'' panggil justin

Vasa menoleh lalu justin menusuk vasa tepat di perut kiri nya, dokter yang kebetulan melihat itu langsung mengaman kan justin, mengikat nya di kasur dengan terus berteriak 'Mati' dan vasa memegang perut kiri nya menahan sakit.

''Vasa kamu gak papa?'' panik dokter tersebut

Vasa dengan wajah nya yang datar hanya mengangguk, petanda dia baik-baik saja.

''Beneran vas, bu--bukan kah itu tertusuk tepat di perut kiri? Saya khawatir kalau... Kalau lambung kamu terkena'' makin panik dokter

''Saya gapapa. Dan tolong urus kembali justin dok, jangan sampai dia melukai orang lain'' datar vasa lalu pergi

Jangan berpikir kalau vasa bohong, jujur vasa tidak merasakan sakit sedikit pun walaupun darah bercucuran di perut nya, dia keluar dari rumah sakit jiwa itu dan pergi untuk membeli obat di apotik.

Setelah itu dia memilih ke sebuah danau yang ada di pinggir kota, dia memilih di tempat agak sepi, dan mulai mengangkat sedikit baju nya untuk mengobati luka nya. Tapi nyata nya dia salah kembali menduga, danau ini terdapat orang lain selain diri nya, dan parah nya adalah itu esa.

''Vasa? Ngapain lo ke sini.. Dan ASTAGA.. Lo kenapa?'' histeris esa kebetulan melihat vasa yang sedang mengobati luka nya.

Vasa hanya menghela napas pasrah, seperti nya esa kembali menganggu nya

Esa duduk di depan vasa dan memperhatikan luka yang agak parah menurut esa, ''Ya tuhan vasa, ayo kita ke rumah sakit, luka lo parah tau''

Esa menarik tangan vasa, tapi keburu di tarik kembali vasa

''Kenapa?'' heran esa

''Gak usah, gue gak mau ke rumah sakit'' datar vasa kembali mengobati luka nya

Esa menghela napas kasar. ''Kalau gitu biar gue yang obatin''

Esa mengambil alih perkerjaan vasa, tapi vasa bersikeras.

''Gak usah repot deh. Sana pergi, gue bisa sendiri'' usir vasa

Tapi esa juga gak kalah keras kepala nya kaya vasa, dia mengambil kapas dan alkohol di samping vasa, lalu berusaha mengobati, tak peduli dengan larangan yang di peringati vasa.

Akhir nya vasa membiarkan esa mengobati nya, sesekali esa meringis mengobati vasa, padahal vasa saja tidak merasa kesakitan sedikit pun.

''Ini pasti sakit'' ringis esa

''Enggak'' singkat vasa

Esa berhenti membersihkan luka vasa dan beralih menatap vasa heran, ''Lo gila yah? Masa luka segini parah nya lo gak ngerasa sakit''

Gak sengaja esa menekan kapas itu hinga menimbulkan rasa perih di perut vasa.

''Aw, itu sakit'' ucap vasa masih datar

Esa memutar bola mata nya jengah ''Bahkan ngerasa sakit pun tampang lo itu lebih mirip ubin licin, tau gak!''

Setelah selesai mengobati luka itu, esa berusaha mengobrol dengan vasa.

''Vas, thanks yah'' sahut esa

''For what?'' tanya vasa

''Everything, sejak lo dateng di kehidupan gue semua nya serasa bakal berubah, dan itu beneran terjadi, pelajaran, pertemanan dan keluarga''

''Bukan gue yang lakuin tapi diri lo sendiri''

Esa tersenyum miring ''Lo emang cewek misterius yah vas! Oh ya btw itu luka dari mana?''

''Dari rumah sakit jiwa''

Kalimat itu membuat esa tercengang sambil menggeleng tak percaya.

''Gue serius vas, lo tuh becanda terus deh'' seru esa

''Apa muka gue keliatan bohong?''

Esa memperhatikan garis wajah vasa dan satu simpulan yang ia dapat, vasa itu cantik!

''Gue bukan nyuruh lo liat muka gue untuk mengagumi nya es, tapi liat apa ada raut bohong?'' ceplos vasa seakan tau apa yang di pikir kan esa

Esa menggaruk tekuk nya tak gatal, ''Mmhp... I--iyah, lo gak bohong,  tapi ngapain lo ke RSJ? Berobat''

''Ketemu orang''

Esa merasa de javu

''Setiap gue tanya panjang lebar, lo jawab singkat. Ya tuhan''

''Maka nya jangan kepo''

Esa tertawa ''Iyah juga yah.. Hahahahah''

Vasa tersenyum, dan terbesit dalam pikiran nya, akan kah dia bisa melihat senyuman esa lagi nanti nya. Tiada yang tau?

****
[16 Maret 2016]

Teka teki mulu yah.. Hheheh...
DIkit lagi keungkap kok siapa itu vasa? Maka nya terus ikutin👍

Angeblac

Hitam PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang