2

412 121 22
                                    

Begitu sampai di rumah Aira, Juna langsung masuk dan berteriak memanggil Lala, mama Aira.

"Tante, where are you?"

"Sok inggris lo," Aira tertawa.

"Aira, itu siapa?" kepala Lala menyembul dari pintu kamarnya.

"Juna, tan," kata Juna. Sekarang, dia sudah menjadi kalem lagi.

"Junaaaa!" kali ini Lala yang berteriak. Dia berlaru lalu memeluk Juna dengan kencang.

"Whoa, slow down, tan," kata Juna sambil terkekeh.

"Akhirnya calon menantu mama dateng juga," ucap Lala yang dihadiahi pelototan oleh Aira.

"Siapa juga yang mau nikah sama dia, ma?" sungut Aira sambil menunjuk Juna.

"Siapa juga yang mau nikah sama lo, bebek!" balas Juna tak kalah sengit.

"Kalian ini. Awas aja nanti saling suka," kata Lala sambil tersenyum jahil.

"Udah sana Aira ganti baju dulu. Habis itu langsung kebawah kita makan siang bareng," kata Lala.

Aira mengangguk lalu berjalan ke kamarnya. Sementara Juna mengikuti langkah Lala menuju ke ruang makan. Dia duduk di salah satu kursi. Lala duduk di kursi paling ujung, sendiri.

"Juna, Aira gimana di sekolah?" tanya Lala.

Tangannya menyendok nasi lalu menaruhnya di piring Aira, piring Juna dan tentunya piringnya.

"Apaan itu si Aira, tan. Masa baru sekolah 3 minggu dia udah telat aja," Juna mendumel.

Lala tertawa, "waktu sd kamu juga gitu."

"Waktu sd kan Juna belum tau apa-apa," kata Juna sambil menggelengkan kepalanya.

"Terserah kamu lah Jun. Ngomong-ngomong, Aira itu udah ada pacar belum?" tanya Lala sambil berbisik.

"Pacar? Udah syukur kalo ada yang suka sama dia," kata Juna ikut berbisik.

"Kenapa nggak kamu aja jadi pacarnya dia?"

"Nanti Juna tepar ngurusin anak kayak dia, tan," kata Juna sanbil terkekeh.

"Kalian ngomongin apa bisik-bisik gitu?"

Lala dan Juna sama-sama melihat kearah Aira yang baru datang. Mereka tersenyum lebar sambil menggeleng bersamaan.

Aira mengangkat satu alisnya lalu mengangkat bahunya tak peduli.

Aira duduk di seberang Juna. Mereka mulai makan sambil sesekali mengobrol.

"Aduh, kenyang ma," kata Aira sambil mengelus perutnya.

"Makin buncit aja lo," kata Juna.

"Lo juga buncit elah," Aira memutar bola matanya.

"Anjir, gue nggak buncit. Nih liat," ujar Juna lalu mengangkat seragamnya sanpai diatas perut.

"Eh lo tuh ya. Aduh, mama! Mata Aira ternoda!" seru Aira sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan mukanya.

Lala hanya tertawa melihat tingkah anaknya itu.

"Dibilangin gue nggak buncit juga," sungut Juna.

"Baper amat sih lo Jun."

"Hari pertama," balas Juna yang mendapat tatapan aneh dari Aira.

"Hari pertama apaan?"

"Hari pertama gue pms."

Aira memutar bola matanya mendengar jawaban Juna.

Hidden; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang