Sejak 2 hari yang lalu, Juna selalu menemani Nadya. Saat di sekolah, dia selalu bersama Nadya. Saat sudah waktunya pulang sekolah, dia mengantar Nadya sampai rumah.
"Jun, lo nggak usah nganter gue pulang, gue mau ke toko buku," kata Nadya sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Lo mau ke toko buku? Gue nganter lo," kata Juna. Dia berjalan menuju pintu lalu menunggu Nadya disana.
Sambil menunggu Nadya membereskan barangnya, Juna bersenandung kecil.
"Aira?" Juna bertanya pada dirinya sendiri ketika melihat seorang gadis yang mirip Aira di parkiran.
"AI-"
"Ayo, Jun. Gue udah selesai," Nadya menyela perkataan Juna.
"Eh? Oke," Juna kembali melihat ke arah parkiran. Tidak ada siapapun lagi disana.
***
"Sini, helm lo."
Nadya melepaskan helmnya lalu menyerahkannya ke Juna.
"Ayo," Juna menarik tangan Nadya, agar segera masuk ke toko.
Nadya mengikuti Juna dari belakang. Juna menggenggam erat tangan Nadya. Namun entah mengapa, tangannya terasa tidak terisi sepenuhnya.
Juna duduk di salah satu kursi sambil melihat Nadya yang sedang memilih buku.
Dia menopang dagunya menggunakan tangan kanan, kepalanya dimiringkan. Tampak memikirkan sesuatu. Sesuatu yang aneh baginya.
"Jun, Jun. Menurut lo novel mana yang lebih bagus?"
"Hah? Kenapa, Ai?"
"Ai?" Nadya mengerutkan alisnya.
Juna kini ikut mengerutkan alisnya. Bingung. Kenapa reaksi Nadya seperti itu.
"Eh, sorry Nad," Juna tersenyum bersalah. Bagaimana bisa dia memikirkan Aira di saat seperti ini? Maksudnya, disaat dia bersama Nadya?
"Yang itu kayaknya bagusan," ucap Juna sambil menunjuk novel dengan cover berwarna biru.
"Lo tau cerita ini?" tanya Nadya sambil membolak-balikkan buku yang berwarna biru.
"Enggak."
"Terus kok lo bilang buku ini bagusan? Lo, kan, belum baca sinopsisnya."
"Gue suka warna biru. Cover novelnya warna biru," Juna nyengir.
Nadya membalas cengiran Juna dengan senyum masam.
Dia kembali ke rak tempat dia menemukan novel tadi.
"Nad, gue jalan-jalan sebentar ya. Kalo udah selesai tapi lo nggak liat gue di tempat duduk tadi, telepon aja."
Setelah Nadya mengangguk, Juna segera menjelajah toko buku itu.
Kakinya melangkah panjang, menyusuri rak demi rak yang dia lihat. Tujuannya, menemukan rak yang berisi berbagai macam komik.
"Ada komik bagus, nggak sih?" Juna bertanya pada dirinya sendiri. Tangannya bergerak mengambil 1 komik Naruto, 1 komik One Piece dan 1 komik Detective Conan.
"Lo suka komik, juga Jun?"
Suara itu membuat Juna menoleh ke sebelah kanan. Dilihatnya sosok berbadan tegap dengan rambut hitam didepannya.
Nico.
"Iseng. Lo mau beli buku?"
"Iya. Ini, gue udah dapet bukunya. Gue duluan ya. Takut ditungguin," ucap Nico lalu berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden; ✔
Teen FictionYang Juna tahu, Aira jatuh cinta kepada orang lain. Yang Aira tahu, Juna jatuh cinta kepada orang lain. Namun, sebenarnya adalah mereka saling jatuh cinta dan tidak ada yang berani mengungkapkannya lebih dulu. Juna selalu menjaga Aira. Itu karena d...