EPILOG

190 11 7
                                    

TAHUN 2002 (14TAHUN LALU)

"Tristan, bagaimana dengan anak-anak?", tanya Rhena dengan gelisah sambil melihat anaknya yang masih bayi.

Suaminya menggeleng menenangkan, "Kaleb dan Krystal akan baik-baik saja. Semua itu ada waktunya, Rhena."

Namun wajah Rhena masih saja gelisah. Rasanya ia tak sanggup meninggalkan kedua buah hatinya. Seketika suaminya mengelus pundaknya, kini mengangguk pelan dan tersenyum.

Rhena harus melepaskan kedua buah hatinya. Demi apapun itu, melepaskan mereka adalah hal terbaik yang harus dilakukan Rhena. Untuk kebaikan mereka sendiri.

"Mereka berdua akan saling mencintai, Rhena. Bahkan cinta yang melebihi ikatan persaudaraan. Kamu tidak perlu khawatir. Itu semua sudah ada di dalam ramalan.", ucap Tristan berusaha menenangkan istrinya.

"Tapi ramalan itu juga bilang bahwa salah satu dari mereka akan meninggalkan yang satunya, kan?! Lalu bagaimana dengan yang ditinggalkan? Oh, Tuhan!", Rhena mulai menangis.

Tristan mengelus istrinya lagi, memeluknya.

"Sudahlah. Justru itu, Rhena. Yang ditinggalkanlah yang akan menjalankan misi sebenarnya. Dan misi itu baru akan berjalan setelah mereka sudah berpisah. Entah siapa yang akan menjalankan misi itu, aku percaya mereka."

Seminggu kemudian, Tristan dan Rhena meninggal. Mereka meninggalkan kedua buah hati mereka di bawah satu atap, merajut sendiri kisah cinta mereka berdua.

Notes :

Tidak akan ada akhir dalam sebuah kisah kehidupan. Setiap akhir akan didaur ulang menjadi sebuah awal baru yang akan membawa kepada kisah baru.

ExodusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang