Satu generasi setelahnya, desa itu tetap sama.
Generasi selanjutnya hidup dengan damai. Pemuda tentara yang mengarahkan keluarga menuju hutan itu menjadi sosok pemimpin yang dihormati bagi semua penduduk. Karakternya yang pekerja keras dan berpemikiran tajam mendapat kepercayaan dari semua orang. Dengan bantuannya, desa itu tumbuh menjadi tempat yang tenang dan damai. Anak-anak penduduk desa selalu bekerja dengan rajin hingga mereka tak pernah perlu khawatir kekurangan makanan.
Hanya saja, sebagian dari keluarga pendiri desa masih hidup dilingkupi ketakutan yang berbeda. Orang tua yang khawatir tak pernah menceritakan asal mula dibangunnya desa ini. Mereka takut, jika apapun terselip keluar dari mulut mereka, penduduk yang lebih muda dan dipenuhi rasa ingin tahu akan pergi meninggalkan mereka.
Setiap kali seorang anak menyadari kegelisahan orang tuanya, akan terdengar dongeng yang sama;
"Dunia luar penuh dengan makhluk mengerikan."
"Monster ganas yang menggerogoti manusia dari dalam."
"Hanya orang jahat yang tinggal di luar sana."
"Mereka dirasuki monster dan bertempur melawan satu sama lain hingga tak ada yang tersisa."
"Mereka ingin memisahkan orang-orang yang kita sayangi."
"Tinggallah bersama kami."
"Dalam damai."
"Terbungkus rasa sayang."
"Tanpa rasa khawatir akan apapun."
"Tinggallah bersama kami."
"Selamanya."
Selama bertahun-tahun, anak-anak mereka selalu dilingkupi rasa takut akan monster tak berbentuk yang tinggal di luar dinding. Mereka tak pernah tahu kebenarannya, hanya memercayai apa yang para pendiri desa katakan. Rasa takut itu mengendalikan anak-anak yang polos, menjaga mereka sejauh mungkin dari dinding. Dari dunia luar.
Tak pernah terlintas di benak mereka untuk mengenali monster itu. Untuk melawan. Pola pikir sempit yang telah ditanamkan para pendiri desa pada mereka telah membuat mereka tak berdaya.
Ya, tak akan ada yang pergi.
Takkan ada yang berubah.
... Namun mengapa perasaan gelisah ini masih ada?
...
Perang telah berakhir. Tentu saja para penduduk desa tak tahu itu. Bertahun-tahun berlalu sejak malam didirikannya desa. Generasi berikutnya pun datang, penuh dengan energi dan rasa ingin tahu. Mereka ingin melihat dunia yang sesungguhnya. Rasa penasaran mereka mulai tak bisa dibendung kalangan orang tua, dan kenyataan bahwa pendiri desa selalu berusaha begitu keras untuk mencegah generasi muda dari mengetahui kebenaran justru memunculkan semakin banyak pertanyaan dalam benak anak-anak muda.
Sebenarnya apa yang ada di balik lebatnya pepohonan? Mengapa para pendiri membuat dinding mengelilingi desa? Apa yang menunggu jika mereka meninggalkan desa? Monster mengerikan macam apa yang membuat pendiri desa sangat ketakutan? Pertanyaan demi pertanyaan terus muncul dan tak pernah menyurut, justru makin bertambah, hingga pada masanya muncullah suatu pertanyaan yang mengingatkan pendiri desa akan arti ketakutan sesungguhnya:
Apakah benar-benar ada monster di luar sana?
Keraguan mulai tumbuh dalam hati para generasi muda. Mungkinkah orang tua mereka berbohong? Mungkin monster itu hanya mitos. Di balik dinding itu, kesempatan besar untuk mendapat kehidupan lebih baik mungkin menanti. Mungkin kehidupan di luar dinding tak ada bedanya dengan di dalam dinding. Mungkin monster yang ada dalam cerita hanya ketakutan tak berdasar dalam pikiran tak waras para pendiri desa.
Mungkin dari awal, mereka telah terperangkap dalam sarang yang dibuat oleh orang yang mereka sayangi sendiri.
.
..
...
2 updates in 1 day! Hope this settles as an apology for waiting?
No?
Okay, just 1 more =_=
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Thoughts
HorrorHati itu... Apa? Manusia ingin hidup dengan tenang. Meskipun begitu mereka mencuri, menipu, berbohong, korupsi, menjerumuskan orang lain. Sebagian menyelamatkan yang tertindas, sebagian yang lain justru membantu orang yang menjerumuskan. Apa arti ny...