Wanita itu menyerahkan surat yang ditulisnya secara terburu-buru kepada seorang wanita berumur 23 tahun bernama Angelina Hunt. Wanita yang sangat cocok dengan namanya itu bersumpah untuk menjaga surat itu dengan nyawanya dan memberikannya kepada Justin dengan utuh, yang alamatnya telah dituliskan di punggung tangannya karena kehabisan kertas.
Jane Finn terlihat lebih tenang kali ini. Dia tersenyum. "Kuharap kau menepati janjimu," katanya pada wanita itu, lalu berjalan pergi. Dia memilih untuk duduk di sudut bangunan yang agak kokoh; dia ingin jenazahnya tetap utuh.
Aku menarik kedua ujung bibirku. Aku tersenyum. Tapi hanya sekilas, karena aku akhirnya mengerti baginya ini adalah situasi yang sangat rumit. "Kau tahu kau takkan bisa mengubah takdir," kataku, setengah bergumam. "Tindakanmu takkan memastikan berubahnya alur hidup keluargamu."
"Aku sudah mencoba," katanya sambil menerawang. Panas api masih terasa, tapi dia terlihat seolah tak merasakannya. Apa yang dilihatnya? Apa yang dipikirkannya? Aku menyuarakan pertanyaanku.
"Apa alasanmu memilih pilihan pertama?" tambahku. "Apa karena aku berkata bahwa kau akan menyelamatkan nyawa?"
"Apa? Tidak, aku tidak sesuci itu," ujarnya sambil tertawa kecil. "Aku hanya berpikir, jika aku memilih pilihan kedua, aku akan ketakutan."
"'ketakutan'?" ulangku.
"Takut akan kematian lebih mengerikan daripada kematian itu sendiri," ujarnya ringan, seolah yang dibicarakannya hanyalah topik ringan seperti cuaca atau semacamnya. "Kupikir, jika aku berlari turun dari gedung ini, pikiranku akan berkecamuk, berilusi bahwa... kau ada tepat di belakangku sepanjang jalan, tak peduli seberapa jauh aku berlari. Dan pada akhirnya otakkulah yang akan membunuhku. Dengan membuatku gila. Lagipula, aku takkan sanggup melihat reaksi orangtuaku. Apa yang harus kukatakan? 'Maaf, tapi aku harus mati'? Aku tak bisa membayangkannya."
"Aku hanya ingin... pergi dengan damai."
Waktunya telah tiba. Jam yang terpampang di dinding berdentang. Kujulurkan tanganku, meraih tangan mungilnya. Senyuman terbingkai di wajahku.
"Harapanmu akan kukabulkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Thoughts
HorrorHati itu... Apa? Manusia ingin hidup dengan tenang. Meskipun begitu mereka mencuri, menipu, berbohong, korupsi, menjerumuskan orang lain. Sebagian menyelamatkan yang tertindas, sebagian yang lain justru membantu orang yang menjerumuskan. Apa arti ny...