Fear : Hope

40 3 0
                                    

Hei, menurutmu, di antara kami bertiga, siapa yang paling kejam? Yang paling berdarah dingin, yang paling... menyeramkan?

Menurutku pribadi, pasti diriku, kan? Walaupun Humiliation punya pendapat lain.

Akankah kau terkejut akan siapa yang paling keji di antara kami?

***

Permainan baru saja dimulai.

Sebenarnya ini skenario yang orisinil; banyak orang telah mengalaminya. Coba bayangkan ini: orangtuamu tidak sedang di rumah sementara kau sedang tertidur di lantai atas saat kau mendengar suara di bawah. Kau menemukan dirimu sendiri terbangun menyadari kau mendapat tamu tak diundang─seseorang memaksa masuk.

Aku dan Hope datang bersama mainan baru kami. Boneka kami kali ini sudah terlalu korup pikirannya, jadi takkan sulit untuk mengendalikannya. Seorang pria berumur 48 tahun (sangat muda, sebenarnya) berbadan besar dan mata kosong haus darah. Humiliation baru saja bermain denganku siang tadi untuk menjungkirbalikkan fakta bahwa mungkin atasannya yang memindahtugaskan orang ini dengan kilah memperbaiki karirnya, sebenarnya membencinya dan hanya ingin mengenyahkannya. Karir yang hancur merupakan perantara bagus untuk memperalat pikiran orang 'dewasa'.

Dan karena aku sudah puas bermain dengan Humiliation, sekarang giliran Hope.

Aku memutuskan untuk melihat pertunjukan melalui mata perempuan kecil, permata rumah ini. Dia bahkan tak berani keluar kamar tidurnya tanpa boneka kelinci bertelinga panjang miliknya.

This should be fun!

Gadis kecil bernama Pearl itu adalah manusia pertama yang menyadari kehadiran kami. Setelah meraih bonekanya, dia segera berjinjit ke kamar kakak laki-lakinya yang ada tepat di sebelah kamarnya. Membuka pintunya pelan, Pearl mengintip ke dalam kamar itu. Terlihat dari mata biru mungilnya kakak laki-lakinya tertidur pulas. Samar-samar terdengar dengkuran halus manusia yang hampir terlihat mati itu. Amber berjalan pelan menuju kakaknya dan menggoyang-goyangkan lengannya.

"Kak Jack? Kak... sepertinya ada seseorang di dalam rumah..." kata anak itu dengan suara halus.

"Kembalilah tidur, Pearl. Itu mungkin hanya ibu dan ayah." Jawab orang itu, Jack, dengan suara serak layaknya manusia mengantuk biasanya.

"Mereka sedang dinas ke luar kota dan baru pulang lusa nanti, kak Jack...!" rengek Pearl.

"Hei, ayolah. Bangunkan orang itu. Sesuatu atau seseorang yang ada di bawah bisa datang kemari kapan saja. Begitu dia datang, siapa tahu apa yang akan dilakukannya pada gadis kecil sepertimu," bisikku ke telinga Pearl.

"Kak Jack. Kak Jack...! bangunlah...!" jerit Pearl dengan suara tertahan. Tangannya menggenggam lengan kakaknya dengan putus asa.

Suara-suara berderak tiba-tiba terdengar, menghentikan rengekan Pearl dan membuka mata Jack. Pasti perbuatan Hope. Jack tersentak bangun dari tidurnya.

"Suara apa itu?"

"Itu yang kukatakan tadi...!" jawab Pearl agak kesal. "Itu tidak mungkin ibu dan ayah. Kak Jack... siapa itu?"

"Ada penyusup, bodoh. Seperti yang dikatakan adikmu tadi. Apa jadinya kalau kau tak mendengar suara tadi? Dan kira-kira apa itu? Bisa saja pencuri bersenjata. Atau anjing raksasa. Atau monster hitam bertentakel. Atau hantu berambut panjang yang meniupkan aura dingin ke tengkuk?" hasutku.

Jack bangkit dari tempat tidurnya dan membuka lemari. Dia keluar dengan sebuah tongkat baseball. Jack membuka laci meja yang ada di samping tempat tidurnya dan mengeluarkan sebuah ponsel. Diberikannya ponsel itu pada Pearl.

"Panggil bantuan. 911, kau tahu, kan, Pearl?" kata Jack. Pearl mengangguk menjawabnya. "Bagus. Aku akan melihat apa yang ada di bawah."

"Yup, tetaplah tenang untuk menemui pencabut nyawa. Sudah cukup buruk seluruh rumah tetap gelap; sekarang kau harus turun melewati tangga yang ujungny saja tidak kelihatan dan menghadapi pembunuh berdarah dingin di dalam kegelapan. Orang tuamu tak ada kali ini, Jack, tak ada yang membantumu jika tubuhmu berlumur darah. Oh, salah, saat tubuhmu berlumur darah. Selamat berjuang untuk adikmu, mungkin kau takkan melihatnya lagi, lho," kataku pada Jack. Matanya memancarkan kengerian saat membayangkan apa yang mungkin akan terjadi.

Psycho ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang