Fear : Let's Play

49 5 2
                                    


This is another story, not related to anything at this point. Maybe it will be. Keep that in mind!

...

..

.

Hey, I'll play this game.

Perkenalkan, namaku Fear. Mungkin kau mengenalku; aku ada dalam diri semua manusia. Wujudku mungkin jauh dari tua, tapi jangan salah, umurku sama tuanya dengan kata kehidupan itu sendiri. Aku adalah salah satu dari tiga... kalian memanggil kami iblis, yang menyertaimu dan semua orang yang kau tahu sejak lahir. Dalam diri orangtuamu, keluargamu, teman-teman terdekatmu,... tak ada yang pernah lepas hatinya dari genggaman tanganku.

Tugasku adalah menemukan, menunjukkan, dan menumbuhkan ketakutan dalam hati manusia. Aku selalu menyukai tugas ini; mendengar mereka menjerit ketakutan, menangis seperti pecundang, dan bersembunyi dari sesuatu yang, well, mungkin tidak pernah akan terbukti ada.

Aku mengisi setiap sudut tergelap dengan monster mengerikan maupun hantu tak kasat mata. Kubuat setiap orang asing seolah monster pembunuh di matamu. Aku menciptakan monster di balik semua tempat tidur anak-anak, makhluk mengerikan yang merayap dalam selimut, arwah menyeramkan dalam kamar mandi, tentakel hitam yang menggapai-gapai dalam kegelapan malam. Jika aku bosan, aku sering menghabiskan waktu untuk memerhatikan kalian saat tidur, bingung memutuskan apa aku akan membunuhmu malam itu atau nanti saja. Aku menahanmu dari mencoba dan menyebabkan kegagalan terbesarmu. Saat kau mengira hanya menjaga dirimu sendiri, aku membuatmu membangun penjara tak terlihat untuk jiwamu.

Aku memiliki dua adik; mereka juga menaungi semua hati manusia. Adik bungsuku adalah Humiliation, entah kenapa dia senang berada di pundak kirimu seperti halnya aku senang bernaung di pundak kananmu. Dia sering bermain denganku, menguak semua kerendahan diri dalam hati manusia, dan membuat mereka membenci diri mereka sendiri.

Seperti saat terakhir kali kami bermain dengan seorang gadis belasan tahun.

Rumahnya berada di pinggir kota, dekat dengan hutan-hutan yang menjadi tempat bermain favoritku. Aku kehilangan hitungan akan berapa banyak jiwa yang kurenggut saat membujuk mereka untuk merenggang nyawa di sana. Tempat itu juga dipenuhi monster-monster ciptaanku, peliharaanku yang patuh dan setia padaku.

Saat itu dia dan keluarganya "berkemah" tepat di tempat favoritku. Aku selalu memerhatikan gadis itu─sebenarnya aku selalu memerhatikan semua orang, tapi aku suka dengan gadis ini. Dia sangat mudah dipengaruhi. Gadis itu memiliki seorang saudara laki-laki, seorang "ayah" yang berperan sebagai "kepala keluarga". Konsep yang bisa kutangkap adalah bahwa "ayah" harus melindungi "keluarga", sementara "ibu" berperan mengurus rumah. Jika "ayah" tidak bisa diandalkan lagi, "anak lelaki" yang biasa menggantikannya, begitu pula jika "ibu" sudah disfungsional, "saudara perempuan"lah yang menggantikan tugasnya.

Aku takkan pernah mengerti konsep ini.

Tapi setidaknya aku cukup tahu untuk menghancurkannya.

Mereka tiba beberapa saat sebelum matahari terbenam, lalu segera menyalakan "api unggun". Entah kenapa mereka melakukannya; seharusnya para manusia tahu api takkan bisa menghancurkan apa yang paling harus ditakutkan di tempat ini.

Aku.

Saat bintang mulai bermunculan, "ibu" memakai api unggun untuk "memasak makanan"; sesuatu yang harus dilakukan manusia untuk tetap hidup. Aku dan Humiliation sering kali memakai "makanan" untuk menghancurkan manusia, jadi di mataku kata "makanan" sama saja dengan kata "umpan". Gadis yang kuperhatikan itu juga membantu "ibu", sepertinya dia berperan sebagai "saudara perempuan".

Ini kesempatan bagus.

Aku menyuruh Humiliation untuk mengganggu "ibu". Dia tersenyum senang sambil mendekati "ibu". Manusia tidak bisa melihat kami kecuali kami ingin mereka melihat kami. Tapi biasanya mereka selalu bisa mendengar suara kami. Jadi Humiliation mulai menghasut.

Psycho ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang