Chapter Three

796 238 30
                                    

Diantara miliaran manusia,
pasti Tuhan mempunyai alasan mengapa kau dan aku dipertemukan
-unknown

***

Rena sedang berjalan di koridor sekolah, lalu ia melihat Nia yang sedang duduk sendirian dari jauh. Ia menghampiri Nia yang sedang duduk di kursi pinggir lapangan. Sama halnya seperti kemarin ketika Nia di kelas, ia sedang asyik mengetak-ngetik ponselnya sambil tertawa geli. "Ni, lo ngapain sih?" Tanya Rena penasaran.

"Lagi bales pesan temen di rp," Nia menjawab pertanyaan Rena tanpa menoleh, ia tetap fokus dengan ponselnya itu. "Hahaha... ngakak sialan si Tatank dijodohin sama Febi Unyu."

Rena mendengus kesal, "Roleplayer mulu, bosen gue dengernya."

"Hahaha... sakit perut gue lama-lama ngeliat Febi Unyu sama Tatank," kata Nia sambil terkekeh kekeh.

"Hhh... dikacangin emang gak enak," ucap Rena kepada Nia.

Rena melirik Nia yang sedang membalas pesan temannya itu. Nia sama sekali tak menengok ke arah Rena. Ia terlalu asik bermain dengan ponselnya itu. Lama kelamaan Rena kesal karena ia diabaikan dengan sahabat karibnya itu. "Terus aja kacangin gue," Rena mendengus sebal. Nia langsung mematikan ponselnya itu ketika mendengar ucapan Rena. "Eh iya maaf maaf Ren."

"Cih, tak ada kata maaf bagimu."

"Dramatis abis lo. Cocok jadi anak teater."

"Bodo amat."

"Ren, mendingan lo ikut gue main roleplayer deh. Asik kok. Trust me, it works."

"Gak mau ah. Takut ketemu orang jahat, nanti gue diculik lagi."

"Yaelah Renata Adinda Putri, zaman udah canggih woi, kalem aja kali. Emangnya ada orang yang mau nyulik lo? Ada juga mereka ogah, soalnya lo makannya kan banyak."

"Berisik, gue makan banyak kan karena laper," kata Rena membela dirinya.

"Udah deh, mendingan nanti lo buat akun. Kali aja ketemu cowo ganteng, kan lumayan."

"Yaudah, liat nanti."

"Jangan nanti-nanti, sekarang aja."

"Gue gak ada paketan Ni, lu mau beliin gue paket internet?"

"Ogah. Yaudah, pokoknya nanti lo pulang sekolah buat akun pake wifi rumah lu."

"Iya Nia. Bawel banget sih kayak emak-emak hamil lagi pms."

***

"

Emak! Abang! Rena cantik udah pulang!" Seru Rena ketika memasuki rumahnya.

"Berisik amat ini bocah. Astagfirullah, dulu gua ngidam apa coba sampe punya anak kayak gini," kata bunda dengan suara pelan. Hampir tak terdengar.

"Apa nda? Tadi bunda ngomong apa? Aku gak denger," tanya Rena yang sebenarnya ia berpura-pura tak dengar.

"E-eh engga kok, tadi bunda bilang anak bunda makin cantik aja haduh pasti banyak yang naksir deh,"

"Aduh, ngerayunya bisa banget sih bun," ucap Rena. "Daniel mana bun?"

"Heh, Daniel Daniel, gitu-gitu dia abangmu juga."

"Maksudnya Abang Daniel tersayang kemana bun? Kok gak keliatan?"

"Tadi katanya dia sih izin pergi. Mau main basket sama temennya, yang ganteng itu loh. Siapa namanya ya? Yang dulu kamu pernah naksir itu."

Rena mengerutkan dahinya, "Mas Bondan?"

"Nah iya si Bodan, eh Bondan yang ganteng itu. Aduh, coba bunda masih single, udah bunda sikat deh tuh anak."

Rena mengusap-usap dadanya, "Sabar Ren sabar, punya bunda kayak gini," ucap Rena kepada dirinya sendiri seraya meninggalkan bundanya.

Setelah Rena menemui bundanya, ia langsung menuju ke kamar untuk mengganti baju. Setelah itu, Rena membuka macbook-nya yang berada diatas meja belajar karena ia ingin membuat akun roleplayer. Karena wi-fi dirumahnya kehabisan kuota. Ia memakai wi-fi tetangganya secara diam-diam.

"Rezeki anak sholeha emang gini dah ah."

Rena membuat akun roleplayer di media sosial yang sering disebut sebagai twitter. Ia memilih menjadi Im Yoona, yaitu salah satu personil dari girlband dari Korea Selatan untuk nama akunnya. Karena Rena masih baru membuat akun, ia sama sekali tak punya teman dan ia juga tak tahu harus berbuat apa. Lalu, Rena mengirim pesan kepada Nia agar ia mengerti caranya bermain roleplayer.

Renata A.P : eh

Nathania : p

Renata A.P : ajarin gue caranya main roleplayer dong.

Nathania : berani bayar berapa?

Renata A.P : perhitungan amat sama temen sendiri.

Nathania : iya dong, namanya juga nyari untung.

Renata A.P : dasar teman.

Nathania : udah buat akunnya?

Renata A.P : udh.

Nathania : oh yaudah.

Renata A.P : anjrit.
Renata A.P : gue mati gaya, gak tau mesti ngapain.

Nathania : sini gue promote biar punya temen.
Nathania : nama akunnya apa? sekalian sini mau gue follow.

Renata A.P : @ggyoongie

Nathania : ok, bentar.

5 menit kemudian, Rena mendapat notifikasi di akun roleplayernya.

@krjunf : follow @ggyoongie kesian dia gak punya temen. masih jomblo juga kok.

"Anjrit, pasti ini Si Nia. Wah, kampret tuh anak," cibir Rena, lalu ia mengambil ponselnya

@Silent_winterl : mind to followback? :)

@Ggyoongie : followed.

Sent.

Tidak lama dari itu, muncul notifikasi di direct message.

Silent_winterl : hai, boleh kenalan?

Ggyoongie : boleh.

Silent_winterl : bagus. Salam kenal ya.

Ggyoongie : ya.

Sebenarnya ini terasa sangat asing bagi seseorang yang baru mengenal dunia roleplayer, karena ia harus melayani permintaan perkenalan itu dari orang lain yang bahkan belum ada 10 menit ia membuat akun.

***

Rena sangat sibuk membalaskan mention dari orang-orang yang meminta followback-nya, ia merasa sangat lelah, karena ada lebih dari 100 mention yang harus ia balas.

Setelah semua mention sudah ia balas, Rena melogout akunnya, karena jam sudah menunjukan pukul 11 malam.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang