Chapter Eight

477 137 19
                                    

Nia melihat Rena yang sedang duduk melamun di bangku pinggir lapangan. Ia bingung karena tidak biasanya Rena melamun dan duduk sendirian. Karena Rena adalah tipe-tipe cewe yang periang walaupun tanpa kekasih alias jomblo.

"Ren, lu kenapa ngelamun?" tanya Nia sambil menepuk pundak Rena, "Ren, Rena!"

"Eh-eh, apaan sih Ni? Gak usah teriak-teriak juga kali, telinga gue gak budek," ucap Rena.

"Abisnya tadi gue panggilin lo, tapi lo-nya gak nyaut," kata Nia, "Lo tadi kenapa bengong sih? Hati-hati kesambet."

"Gak bengong kok, gue cuma lagi mikirin--"

"Mikirin apaan? Mikirin Daniel?" Potong Nia.

"Ih engga, gue lagi mikirin tentang itu tuh."

"Itu tuh apaan?"

Rena menceritakan kepada Nia, kalau belakangan ini dirinya didekati seseorang di roleplayer. Seketika, Nia yang mendengar hal itu langsung berteriak sangat keras di depan Rena.

"Hah? Serius lo? Cepet juga lo dapet gebetan, gue aja mesti nunggu 3 tahun baru ada yang deketin gue."

"Mampus," ucap Rena, lalu ia tertawa ketika melihat Nia mulai menekkukan wajahnya.

"Ren, gue yakin gak lama dia bakalan nembak lo."

"Hah? Apaan sih. Ya gak mungkin lah Ni, gue aja gak tau aslinya kayak gimana, kenal juga baru 2 minggu."

"Coba kita liat aja nantinya. Kalau dia nembak, kasih tau gue ya!"

"Iya, elah santai."

*****

Hari ini, murid-murid di sekolah Insan Bangsa dipulangkan lebih awal dari biasanya. Murid-murid pun sangat bahagia karena bisa pulang cepat ke rumahnya masing-masing/nongkrong di suatu tempat. Sama halnya dengan murid lain, Nia sangat senang bisa pulang lebih cepat, tetapi ia tidak ingin langsung pulang ke rumahnya karena menurutnya, di rumah itu sangat membosankan.

"Ren, temenin gue ke mall yuk, gue males kalau langsung pulang ke rumah," ajak Nia.

"Yaudah deh ayuk, tapi nanti beliin gue minuman anak gaul itu ya, yang kayak pop ice bude kantin itu loh."

"Iya nanti gue beliin pop ice versi high class-nya, mau berapa? 5? 10? Atau sekalian pabriknya?" ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba datang tanpa diundang.

"Apaan sih lo Niel, ikut nimbrung aja," kata Nia

"Kenapa sih kak, aku kan datang dengan baik-baik, tapi kenapa aku malah dimarahin seperti ini, sedih aku kak," ucap Daniel.

Nia menatap ke arah Daniel sambil berkata, "Apaan sih Niel, jijik." Daniel hanya tertawa kecil.

"Gue ikut dong, boleh gak?" tanya Daniel

"Ngapain lo mau ikut? Bukannya hari ini ada jadwal main basket?" tanya Rena.

"Ih, kan gue juga mau shopping-shopping juga sist. Gak jadi main gue."

"Lah, shopping kan mainannya anak cewe, lu kan cowo Niel," ucap Nia.

"Cowo juga bisa shopping kali, sekarang udah jamannya emansipasi pria cyin."

"Emansipasi pria? Emang ada?" tanya Rena.

"Ada, pendirinya gue," ucap Daniel, "Ya enggaklah Ren, mana ada emansipasi pria, lu kalau bego jangan kebangetan kenapa sih."

"Yakan gue hanya memastikan Niel, emang salah?"

"Nggak kok sayang, kan wanita selalu benar."

Nia yang daritadi hanya mendengarkan percakapan Rena dan Daniel lama-lama merasa kesal, karena dirinya dilupakan.

"DANIEL, RENA! LO INGET TEMEN GAK SIH? GUE DARITADI UDAH KAYAK ORANG BEGO NGELIATIN LO BERDUA PACARAN, GUENYA DI DIEMIN LAGI, MANA GAK DIAJAK NGOBROL!" ucap Nia kesal.

"Idih, siapa juga yang pacaran sama kentut kuda kayak dia gitu, gak level," ucap Rena.

"Ih sayang kok aku dibilang kentut kuda sih, sedih deh aku," ucap Daniel sambil memasang wajah sedih ke Rena.

"Gak usah sok sedih Niel, jijik."

"AH TAU AH BODO AMAT GUE MAKAN DI DIEMIN DISINI, GUE MAU PERGI AJA!"  kata Nia sambil berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Nia! Jangan pergi, tunggu gue, ayok gue temenin ke mall!" ujar Rena sambil berlari ke arah Nia.

Daniel berteriak, "Teman! Tunggu aku!" Ia berlari ke arah Nia dan Rena.

*****

Nia sedang asik memilih barang yang dijual di suatu toko. Sedangkan Rena dan Daniel hanya menemani Nia. Rena sangat bosan karena hanya menemani Nia, akhirnya Rena pergi meninggalkan Nia untuk membeli minuman bersama Daniel.

"Niel, lo gue mau mesen minuman, lo mau apa?"

"ice chocolate aja."

"Mas, pesen ice chocolate ya 2."

"Ok, ice chocolate 2, totalnya 54.500."

"Ditunggu di meja 4 ya mbak."

"Ok,"

Rena menghampiri Daniel yang sedang menunggu kedatangan minuman pesanannya.

"Mana minumannya?"

"Sabar, lagi dibikinin."

"Hm, ok."

Mereka menunggu pelayan mengantarkan pesanannya.

Daniel dari tadi hanya memerhatikan wajah Rena yang sedang asik sendiri dengan hpnya.

"Cantik, manis," batin Daniel.

Rena yang mulai sadar daritadi diperhatikan Daniel, tiba-tiba melihat ke arah Daniel.

"Apa?" kata Daniel.

"Lo daritadi ngeliatin gue ya?"

"Ga."

"Oh," ucap Rena, lalu ia beralih kembali ke hpnya. Kemudian Daniel memerhatikan Rena lagi. Daniel menghela napas panjang dan ia mulai membuka mulutnya.

"Ren, gue mau ngomong sesuatu sama lo."

To be continue...

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang