Chapter Thirteen

392 69 16
                                    

Bolehkah kita cemburu
kepada orang yang kita sayang walaupun ia sebenarnya
bukan milik kita?

***

Tiba-tiba Rena merasakan ada sesuatu yang berjalan mendekatinya. Ia sangat panik, kakinya bergemetar tak karuan, jantungnya berdebar-debar, bulu kuduknya pun mulai berdiri, angin dingin juga mulai menusuk tubuhnya.

Seorang perempuan dengan tinggi sekitar 165 cm berambut hitam dan panjang, memakai jubah berwarna putih, dan wajah dipoles bedak tebal sehingga memberi kesan pucat tapi kontras, dengan perlahan menyentuh pundak Rena dan Daniel.

"AAAAAA! JANGAN PEGANG-PEGANG GUE!" Teriak Rena histeris.

"Anjing. nyari kesempatan amat make megang-megang gue," Daniel mengedus kesal.

Tanpa dipikir terlebih dahulu, Rena langsung berteriak sekencang-kencangnya sambil melepaskan tangan seseorang yang memegang pundaknya, lalu ia memeluk tubuh Daniel yang berada di sampingnya. Daniel membulatkan matanya ketika Rena memeluknya yang secara tiba-tiba itu.

"Ren-"

"Daniel, gu-e ta-kut," ucap Rena tergagap sambil menahan tangis di dalam dekapan Daniel.

"Gausah takut Ren, gue selalu ada di samping lo kok," kata Daniel sambil berusaha melepas pelukan Rena.

Tetapi Rena malah semakin memeluknya erat-erat. Daniel pun tak bisa berkutik. Ia membalas pelukan Rena.

Tak terasa, mereka sudah berada di ujung wahana, tetapi mereka berdua masih tetap saling berpelukan. Mereka tak sadar kalau keretanya sudah berhenti.

"Ehm, misi mas, mba mau sampai kapan pelukan disini?"

Mereka pun saling melepaskan pelukannya dengan terburu-buru. Pipi mereka mendadak berwarna merah menahan malu. Lalu Daniel dan Rena pun melihat ke arah sekelilingnya dan mereka tersadar kalau sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung.

***

Daniel dan Rena menuju ke wahana selanjutnya. Ketika mereka sedang asyik berbicara, tiba-tiba Daniel bertabrakan dengan seseorang.

Bruk

Daniel terjatuh, lalu Rena meraih tangannya sambil berusaha membangunkannya. "Eh santai dong mas, kalau ja-" Daniel melongo ketika melirik si penabrak. "Loh? Kak Fian?"

Kak Fian hanya tersenyum, lalu ia meminta maaf kepada Daniel karena sudah menabraknya. Daniel pun tak jadi marah karena yang menabrak itu kakaknya Rena.

HAHAHAHA.

Terdengar suara tawa Rena dari samping kanan Daniel. Ternyata, Rena sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang tak Daniel kenal.

Daniel langsung menarik tangan Rena ke arah belakangnya. Rena pun kaget. Kak Fian dan orang itu pun bingung.

"Ren, lo tuh gaboleh ngomong sama orang yang gak dikenal!" seru Daniel.

Rena pun membuka mulutnya lebar, lalu ia tertawa geli. Daniel mengerutkan alisnya, bingung.

"Siapa yang ngomong sama orang yang gak dikenal sih, orang gue lagi ngomong sama temannya Kak Fian."

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang