Chapter Ten

496 107 20
                                    

Sinar matahari yang mulai nampak menyilaukan mata Rena. Ia terbangun lalu langsung mengecek hpnya.
Ketika ia membuka hpnya, seketika matanya langsung terbuka lebar karena ia dikejutkan dengan pesan dari seseorang. Yaitu, Ken.

04.30 a.m
Ken : pagi Rena :)
Ken : udh bangun?
Ken : jgn lupa sarapan ya.
Ken : jgn lupa mandi jg.

04.35 a.m
Ken : dih, belum bangun? dasar kebo.
Ken : bangun Ren.

06.00 a.m
Rena : pagi juga!
Rena : maaf baru bangun wkwk.
Rena : iya, Ken juga.
Rena : ih apaansi, gue bukan kebo. lo tuh yang kebo.

Setelah selesai ia menjawab pesan dari Ken, tiba-tiba ada pesan baru masuk di hp Rena.

Ken : eh ada kebo.
Ken : iya gapapa kok kebo.
Ken : terus apa kalau bukan kebo? kambing?
Ken : gue mah bangun pagi, jadi ga kebo.
Ken : perempuan kok bangunnya siang, gimana nanti mau bangunin gue pas berangkat kerja pagi? bisa telat gue.

DEG.

Jantung Rena berdegup kencang. Entah mengapa, jantungnya terasa ingin copot ketika membaca isi pesan tersebut.

"Apa maksud Ken ngomong kayak gitu?" batin Rena.

Rena : APAANSIH GUE BUKAN KEBO TAU.
Rena : bidadari.
Rena : ah pokoknya tetep lo yang jadi kebo.
Rena : maksudnya?

Ken : lo kebo.
Ken : oh bidadari, pantesan gue suka.
Ken : gak, enak aja.
Ken : ga.

DEG.

Jantung Rena lagi-lagi berdegup kencang. Kini, ia merasakan jantungnya sebentar lagi akan terlepas.

Rena : udah ah gue mau mandi, jadi telat nih gara-gara lo.

Ken : lah kok gue.

Setelah itu Rena hanya membaca pesan dari Ken, lalu ia bergegas masuk ke kamar mandi.

Ken POV :

"Aduh bego banget kok gue ngomong gitu ke Rena, mampus gue."

*****

Ketika Rena sedang duduk di bangku favorit-nya di pinggir lapangan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dan menepuk pundaknya, kontan Rena menoleh.

"Hai cewe, sendirian aja?"

"Gak, lagi sama tuyul nih dia di samping gue."

"Anjir mainannya tuyul," ucap Daniel. "Eh, gue boleh gak, duduk disini?" Lalu Rena membalasnya dengan anggukan.

Daniel memerhatikan Rena yang sedang membaca novel. Ia memerhatikan seluruh wajah Rena. Matanya, hidungnya, alisnya, bibirnya, bulu matanya, membuat Daniel semakin terpesona melihat kecantikan Rena. Rena tersadar kalau sedaritadi diperhatikan oleh Daniel.

Rena menampar halus pipi Daniel, "Ngapain lo ngeliatin gue?"

"Aduh, sakit bego Ren," kata Daniel sambil mengelus-elus pipinya bekas tamparan halus Rena, walaupun sebenarnya tamparannya tidak halus.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang