PART 8 - ENDING?

865 76 1
                                    

Seorang wanita tua menangis dalam kesunyian malam yang membuat ia harus menahan suaranya agar tidak lepas. Wanita tua itu merasa teriris hatinya saat mengingat kejadian-kejadian lampau tentang dirinya yang mengabaikan anaknya begitu saja. Ia ingat betul disaat hatinya sangat teriris melihat anaknya menangis karena dirinya.

"Mianhae Nara-ya, maafkan eomma" gumamnya di sela tangisannya.

Tidak ada ibu yang menginginkan hal ini terjadi. Ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hati putrinya saat ini. Putrinya pasti sangat terpukul karenanya.

"Bogoshippoe , jeongmal bogoshippeoyo"

Tiba-tiba suara kenop pintu berputar menandakan ada seseorang yang masuk kedalam. Buru-buru ia menghapus sisa air matanya dan tersenyum kearah sang suami.

"Aku jadi sempat berpikir" katanya sambil melepaskan dasinya. "Bagaimana kalau aku menggunakan anakmu untuk berkerja sama lebih dengan Tuan Park?"

Wanita itu langsung berdiri dan menatap suaminya tidak menyangka. Bagaimana ia bisa berpikir seperti itu setelah melarangku untuk berhubungan dengan anakku.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu!" teriaknya.

•••

Dini hari, lagi-lagi Nara terbangun dari tidurnya. Ia tidak bisa tidur karena pikirannya yang begitu kalut. Ia melangkahkan kakinya untuk mengambil minum karena yang sebelumnya sudah habis. Seluruh ruangan gelap. Kecuali ruang tamu rumahnya. Ia turun kebawah dan melihat appa-nya yang tertidur di sofa sambil menggengam botol soju yang selalu ia minum.

Nara merasa miris melihatnya. Ia ingin sekali appa-nya itu berhenti melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Ia mendekatinya dan mengambil botol itu dan membuangnya ke tempat sampah yang terletak di dapur sekaligus mengisi gelasnya yang kosong. Nara kembali ke kamar dan meletakan gelas itu di meja. Tidak langsung tidur, ia membuka lemarinya mengambil selimut dan membawanya kembali ke bawah untuk menyelimuti appa-nya.

"Appa" panggil Nara. Ia yakin bahwa ayahnya tidak akan mendengarkannya.

"Kapan appa akan meninggalkan ini semua dan menata kembali kepingan yang berantakan ini?" tanya Nara.

"Nara memang anak tertua dan ini juga tanggung jawab Nara. Tapi Nara tidak sanggup menata sendirian"

Nara menghela nafas dalam.

"Nara melihat eomma berkali-kali. Tapi eomma mengabaikan Nara seperti orang asing. Eomma tidak lagi mengenal Nara" suaranya mulai bergetar. tanpa Nara sadari sebenarnya ayahnya itu mendengarkannya, ia juga merasa teriris hatinya mendengarkan curhatan putrinya yang begitu menyedihkan. Dalam hati ayahnya mengutuk dirinya sendiri, karena telah menyakiti anaknya sendiri.

"Appa , Nara sayang appa. Cepatlah sadar" Nara mencium pipi appa-nya kemudian kembali ke kamar dan mematikan lampu ruang tamu sebelumnya. Appa-nya membuka mata. Mentap punggung putrinya sebelum lampu dimatikan.

•••

Seluruh ruangan cafe ini terisi dengan suara musik yang mengalun indah. Instrumental musik love story membuat langkah Nara saat berkerja menjadi ringan. Entah kenapa hatinya terasa begitu Ringan. Ia merasa kalau moodnya sedang baik.

"Baiklah tunggu sebentar" kara Nara sambil tersenyum kearah konsumer. Nara meracik pesanan konsumer dengan sedikit bersenandung.

"Ini dia, kamsahamnida" kata Nara.

"Ne" jawab konsumer itu, ia mengangkat baki pesanannya dan meninggalkan meja pesan.

Nara melihat isi cafe yang ramai banyak pengunjung. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman. Tiba-tiba seseorang menyenggol lengan Nara dengan sikutnya.

Sing For You [CHANYEOL EXO FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang