Lil bit smut!!
Harry's POV
"Ah! Tidak! Aku hanya ingin bercumbu denganmu, har!"
Kata-kata yang ia lontarkan berhasil membuatku mematung di tempat.
Apa yang harus kulakukan? Ann terlihat sangat resah.
Lagipula, aku tidak mungkin bercumbu dengannya. Aku tidak mempunyai keinginan hasrat apapun dengannya."Mengapa hawa disini sangat panas?!" Ann mengoceh sambil memegangi kepalanya yang mungkin terasa pusing. Ia terlihat panik, namun ia segera menatapku.
Tatapannya berbeda, penuh dengan hawa nafsu dan gairah.
Ia menyunggingkan senyum nakalnya kepadaku.Oh god, does she know what she's doing?
Ann berdiri dari sofa tempat ia duduk.
Ia berjalan sempoyongan lurus kedepan, lalu memutarkan tumitnya kearahku secara perlahan.
"Aku akan membuat ini semakin panas" bisiknya pelan, penuh gairah.Ia membuka mantel yang dikenakannya dan dilemparkan kearahku.
Ia melekuk-lekukan tubuhnya yang indah dan memegang payudaranya sendiri, lalu meremasnya.Aku yang tak kuasa memperhatikan ini semua, akhirnya menelan saliva-ku sendiri.
Kudengar ia terkekeh lalu melepas ikatan rambutnya.
Ia terlihat jauh lebih menggoda dan mengacak-acak rambutnya sendiri."I will make you turn on, harr" bisiknya pelan lalu berjalan kearahku secara perlahan.
Bokongnya mendarat dipangkuanku dan dengan perlahan ia menggesekan tubuh bagian bawahnya.
"Hmmm.. stop" kurasakan penisku perlahanan mengeras karena perlakuannya ini.
"You wanna stop?" Bisiknya tepat ditelingaku dan menjilatnya perlahan.
"Hmphh..nope"
Ia mengarahkan tangan mulusnya ke dada bidangku dan membuka kancing kemejaku secara seksual.
Setelah setengah dari kemejaku terbuka, ia mengelusnya perlahan dan mengecupnya pelan.Shit! Ingatlah harr! Dia dibawah pengaruh alkohol!
Dengan sekejap aku segera berdiri yang membuat Kegiatan Ann terhenti dan ikut berdiri dari pangkuanku.
"Kau kenapah harreh?" Ann terkekeh sambil berdiri tidak seimbang.
"Kita harus pulang ke aparte- argh"
Perkataanku terhenti karena aku merasakan pusing yang tak terhingga dikepalaku.What the fuck? Bagaimana aku bisa menyetir jika akupun berada di bawah pengaruh alkohol?
"Ada apa mates? Kalian terlihat kacau" tiba-tiba niall datang dengan segelas minuman ditangannya.
"Aku ingin mengantarnya pulang, namun aku tersadar bahwa akupun berada di bawah pengaruh alkohol"Niall hanya menganggukan kepalanya.
" Hey, apakah kau bisa mengantarnya pulang?" Tanyaku pada niall.
"Noo mates! Aku juga meminum alkohol tadi"Akupun berdecak sebal sambil kembali memperhatikan Ann yang sedang berjalan sempoyongan dan berbicara sendiri.
Tidak lama kemudian ia ambruk, ia jatuh pingsan yang membuat aku dan niall meringis.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya niall.
"Aku tidak tah-""Styles?" Ucapanku terhenti karena seseorang memanggil nama belakangku.
Sialan. Siapa yang berani menyebut nama itu disini?"Hood?" Jawabku mengernyitkan dahi ketika berbalik badan. Sedang apa dia disini?
"Claire kenapa? Apa dia baik-baik saja?" Tanya si asia itu.
"Tidak. Ia tidak baik-baik saja. Kau punya mata kan?" Tanyaku sarkastik.Si asia itu melangkah maju dan membungkuk untuk melihat mayat Ann. Maksudku, tubuh Ann yang ambruk.
"Ia pingsan! Kenapa bisa seperti ini?" Tanya si asia itu dan disusul oleh seorang wanita yang mungkin jalangnya."Calumm!! Kita harus membawanya pulangg" rengek si jalang itu.
"Hey jalang, jika kau tidak berkepentingan disini, lebih baik pergi saja" ocehku yang tak kuasa melihat ke-manjaan si jalang itu."Styles! Dia adalah temanku dan claire! Jaga ucapanmu" teriak calum sambil menggendong Ann dalam dekapannya.
"He-hei, hold on! Mau kau bawa kemana dia?" Cegatku ketika si asia itu ingin membawa pergi Ann."Tentu saja membawa ia pulang! Memangnya aku seperti kau yang tidak bertanggung jawab?" Jawabnya frontal serta merebut tas selempang Ann dari genggamanku,dan melenggang pergi dengan temannya.
Aku dan Niall yang tak bisa berkata-kata, diam memperhatikan mereka pergi membawa Ann dengan penuh amarah.
Apakah aku seberengsek itukah?
Author's POV
"Kau mau mengantar Ann sendiri, cal?" Tanya jesse ketika mereka berdua telah sampai di apartemen BlueStone.
"Tentu, jesse. Kau beristirahatlah, kau terlihat lelah"Jesse mengangguk dan tersenyum.
"Thanks for today, Calum" jesse pun pergi dan masuk kedalam kamar apartemennya.
Calum yang sudah merogoh kunci apartemen Claire yang berada di tasnya, segera membuka pintu dan masuk kedalamnya.Calum dengan susah payah membawa Claire ke kamar tidurnya, dan merebahkannya di kasur.
"Ahh..akhirnya" desah calum ketika semua bebannya telah selesai.Namun setelah itu, Pandangan calum tertuju pada kancing kemeja claire yang sedikit terbuka dan menyembulkan buah dadanya.
Calum terpana melihatnya, ia tidak tahan jika ia terus diam seperti ini, Keinginan hasrat calum harus tertuntaskan.Calum duduk disebelah kasur Claire dan menatap claire penuh gairah.
Ia mengelus-elus kejantanannya sendiri sambil memperhatikan buah dada claire.
Ia meremas salah satu buah dada Claire dan menciuminya."Ha-harry?" Claire sedikit tersadar dari pingsannya yang membuat calum tersentak.
"What should i do?" Batin calum.
Dengan perlahan, iapun segera bangkit berdiri dan keluar dari kamar claire.
Calum berharap claire kembali tidur dan tidak memergokinya disini.
Lantas calum pergi dari apartemen claire dan segera berlari menuju parkiran.Well, kita tidak bisa menilai orang dari penampilan luarnya bukan?
x x x
SIP MAAFIN GW APDET KELAMAAN.
btw gw ga bisa bikin smut, ini juga terpaksa.DADAH GW NGANTUK, BYE!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Nerd // h.s
Fanfictionmenurutmu seorang kutu buku sepertinya tidak layak mendapatkan kesempatan mencintai orang yang ia cinta? you tought wrong, bitch. #1 in fanfiction (14.6.2016) A fanfiction by di-pelouk Been written in bahasa