AUTHOR POV
"karena...." ucap Faldi mengantung.
"Karena apa?!" tanya Lisa kesal.
"karena Faldi ga kenal sama mereka tan, jadi ngapain disuruh masuk?" jawab Faldi sekenaknya, Lisa menggeleng-geleng tak percaya mendengar jawaban Faldi barusan, anak itu selalu saja begitu, batinnya.
"Kamu ini kebiasaan deh fal." ucap Lisa. Faldi hanya mengedikan bahunya tak peduli.
"Yaudah yuk masuk ke dalem?" ajak Lisa kemudian pada Zilya dan Tiana. Lisa pun masuk ke dalam rumah diikuti oleh Tiana, dan ketika Zilya akan masuk ke dalam rumah, Faldi menghalangi jalannya.
"Lo ngapain ngehalangin jalan gue? minggir sana, gue mau masuk!" ketus Zilya seraya menyilangkan kedua tangannya di dada. dia benar-benar kesal kali ini.
"Kalau gue gamau minggir gimana?"
"Kalau lo gamau minggir, gue bakal bunuh lo sekarang! minggir ga lo?!" tantang Zilya membuat Faldi tertawa meremehkan.
"Yaudah bunuh aja." balas Faldi seraya menatap Zilya tajam dengan smirk yang membuatnya terlihat menawan.
"Isshh nyebelin banget sih lo, minggir!!!" teriak Zilya seraya mendorong Faldi mmbuatnya terkejut dan refleks menarik baju Zilya sehingga membuat mereka berdua jatuh bersamaan dengan posisi tubuh Zilya menimpa tubuh Faldi.
"awwww.." ringis Zilya dan Faldi bersamaan.
"lo ngapain narik-narik gue?!!" teriak nya tepat di depan wajah Faldi.
"Ya elo ngapain dorong-dorong gue?!!" balas Faldi tak mau kalah.
"Ya habis lo ngehalangin jalan gue sih." ucap Zilya salah tingkah karena posisinya saat ini yang berada di atas tubuh Faldi.
"Ekhemm.." terdengar suara deheman dari samping mereka, Zilya dan Faldi pun menoleh bersamaan ke arah sumber suara tersebut. Lisa dan Tiana yang memandangi mereka dengan tatapan bertanya-tanya.
"Ta—tante lisa" ucap Zilya terbata.
"Kalian sedang apa?" tanya Tiana yang terkejut melihat Zilya dan Faldi dengan posisi yang begitu intim.
"ini semua karena faldi yang mulai duluan." jawab Zilya seraya membenarkan posisi nya yang menindih tubuh Faldi, Faldi pun ikut bangkit dari posisi terlentangnya. Lisa dan Tiana saling melempar pandangan heran.
"Dia yang duluan tan, dia dorong aku sampai aku jatuh, jelas lah aku narik dia, aku kan nyari penopang, ehh dia malah ikutan jatuh, ya jadi kita jatuh bareng-bareng deh. Ck dasar lemah!" jelas Faldi, ia tidak mau jika ada kesalah pahaman, terutama Lisa, seseorang yang telah ia anggap sebagai ibunya sendiri.
"Apa lo bilang? Lemah? Gue bukan nya lemah, tapi gue reflek karena lo narik gue tiba-tiba! Yang ada elo yang lemah, gue dorong gitu aja jatuh hahaha" sungut Zilya kesal seraya menertawakan Faldi. Zilya tidak terima mendengar penjelasan Faldi yang mengatakan dirinya lemah.
Faldi hanya memandang Zilya dengan geram, rasanya ingin sekali dia menyumpal mulut Zilya yang sedang menertawakannya seperti itu. "Ya sama gue juga reflek!" balas Faldi tak mau kalah.
"Sudah,sudah, jangan berantem terus, lebih baik kalian berdua pergi membeli bahan-bahan kue gih." ucap Lisa mencoba melerai.
"Lho kok aku tan? Aku kan ga akan ikut-ikutan bikin kue, dia aja tuh sendiri!" ucapnya seraya menunjuk Zilya.
"Apaan sih lo, emang gue mau pergi berdua sama lo? HAA! jangan harap." balas Zilya. Tiana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat adu mulut antara Zilya dan Faldi yang sangat kekanakan.
"ayolahh kalian mau ya?" bujuk Lisa kepada Zilya dan Faldi seraya memasang wajah yang memohon-mohon, membuat Zilya terutama Faldi merasa tidak enak jika harus menolaknya.
"Tante kebiasaan deh suka merajuk kaya gitu, yaudah iya faldi mau.." ucap faldi pasrah.
"nah gitu dong fal" ucap lisa senang. "kalau kamu gimana zil?" tanya Lisa seraya beralih menatap Zilya.
"Yaudah deh tan,aku juga mau.." ucap Zilya tak kalah pasrah.
"tante seneng banget deh denger nya, oh iya ini tante udah tulis bahan-bahan apa aja yang harus kalian beli. Ohiya fal, mobil kamu lagi di service kan? nih tante pinjemin mobil tante."
"Ngga usah tan, faldi kan ada motor, jadi naik motor aja biar cepet." tolak faldi halus.
"Pegangan yang erat ya zil, biar lo ga jatuh hahaha" sahut Tiana menggoda zilya.
Tiana sialan! Rutuk zilya kesal dalam hati.
Zilya sudah berharap Tiana akan menawarkan diri untuk pergi membeli bahan-bahan kue bersamanya, tapi kenyataannya Tiana hanya diam saja dan menggoda nya seperti tadi, membuat Zilya semakin kesal.
"Udah yuk tan mending kita ke dapur lagi aja" ajak Tiana. Lisa dan Tiana pun pergi menuju dapur, meninggalkan Zilya dan Faldi, suasana diantara mereka menjadi canggung, lalu Faldi memutuskan menuju garasi untuk mengambil motor kesayangannya, Zilya pun mengikuti Faldi menuju garasi.
"Naik motor?" tanya Zilya
"Ga, naik becak. iyalah naik motor, emang nya kenapa kalau naik motor? Takut kepanasan? Manja!" jawab Faldi ketus.
Zilya tidak habis pikir bagaimana bisa dia bertemu dengan lelaki sangat menyebalkan seperti Faldi. Jika saja Lisa tidak meminta Zilya datang kerumahnya untuk membuat kue bersama, mungkin dia tidak akan bertemu Falldi, setidaknya jika mereka harus bertemu, bukan pertemuan seperti ini yang Zilya harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S GONE (EDIT)
RomanceZILYA PUTRI ANADI : saat itu, gue akan lebih ikhlas menjalani semua nya. Karena gue harus menerima bahwa kenyataan itu gabisa berubah.. ( ~unforgettable ) FALDIANSYAH MAHENDRA ALFARIZ: Bisakah waktu yang sedikit itu gue manfaatkan untuk memberi art...