BAD DAY

134 25 0
                                    

Ketika perbincangan selesai, Juna memutuskan untuk mengakhiri pertemuan ini, ia juga tak lupa mengantarkan Lisa terlebih dahulu menuju rumahnya.

Setibanya di rumah Lisa, Zilya terkagum-kagum memandangi rumah lisa melalui jendela mobil, rumah yang sangat besar dan bagus, batinnya kagum.

"Kalian mau mampir dulu tidak?"Tanya Lisa.

"Lain kali saja lis, sudah larut malam." timpal Juna.

"Yasudah kalau begitu.." ucap Lisa seraya tersenyum hangat. "ohya zil, besok kan hari minggu, bagaimana kalau besok kamu main kerumah tante?" sambungnya kemudian.

"um.. saya sih mau tante, tapi saya sudah punya janji dengan teman" ucap Zilya merasa tidak enak, padahal dia ingin sekali mengenal Lisa lebih dekat, tapi mau bagaimana lagi Zilya sudah berjanji untuk bertemu Tiana besok.

"Temen cewek atau cowok?" Tanya Lisa membuat Zilya bingung, untuk apa tante Lisa bertanya seperti itu? batin Zilya heran.

"Cewek tante, kenapa?"

"Wah kebetulan kalau begitu, yasudah besok kamu ajak temen kamu itu, kita membuat kue bersama-sama, ayolah zil kamu mau ya?" bujuk Lisa.

"memangnya tidak apa-apa tante?" tanya Zilya.

"tentu saja, tante akan sangat senang jika kamu mau datang bersama teman kamu besok" jawab Lisa tersenyum senang.

"ya—yasudah tante, akan saya usahakan besok datang bersama teman saya" ucap Zilya pada akhirnya, ia merasa tidak enak jika harus menolak ajakan Lisa, lagi pula Tiana juga akan senang mendengar hal itu. pikir Zilya.

"Nah begitu dong, besok tante tunggu dirumah ya, jangan sampe tidak datang." sebagai jawaban Zilya hanya mengangguk seraya tersenyum simpul. Setelah itu Lisa pamit turun dari mobil pada Juna dan juga Zilya untuk masuk ke dalam rumahnya.

*******

ZILYA POV

Kringggg... Kring.......

alarmku berbunyi nyaring, membuatku terusik dari tidurku, "Sialan!! Gue masih ngantuk!!!" racauku kesal.

Tiba-tiba aku merasakan kasurku bergerak-gerak, seperti ada sesorang yang meloncat-loncat, perlahan aku mulai membuka mataku, kulihat Tiana sedang meloncat-loncat di atas kasurku seraya bernyanyi-nyanyi dengan lantang.

Shit! apa yang dia lakukan?

"Tiana lo ngapain di rumah gue sepagi ini? pake acara gangguin gue tidur lagi!" teriakku kesal padanya, tentu saja aku kesal! Bagaimana tidak? dia telah mengganggu tidur nyenyakku, dan lagi pula ini kan hari minggu, biasanya aku akan bangun lebih siang di hari minggu.

"Apa lo bilang? Pagi-pagi buta? Ini udah jam sepuluh! dasar kebo lo" ucapnya seraya melompat-lompat di kasurku.

But,wait! Apa dia bilang, Jam sepuluh? Astagaaaaa bukankah hari ini aku ada janji untuk membuat kue bersama tante Lisa? Aku langsung menegakkan tubuhku.

"Kenapa lo ga bangunin gue dari tadiiii?!" ucapku kesal seraya berlari menuju kamar mandi, aku mendengar Tiana tertawa terbahak-bahak. Tapi aku sudah tidak memperdulikannya. yang aku pikirkan sekarang bagaimana caranya agar aku tidak membuat tante Lisa menunggu lama.

Setelah aku selesai mandi, aku langsung mengenakan pakaian dengan tergesa-gesa, kemudian memandangi diriku di cermin, tidak buruk, pikirku. Setelah puas bercermin aku keluar dari kamar untuk menyusul Tiana di ruang tamu.

aku mencari Tiana ke ruang tamu, namun dia tidak ada disana. aku melangkahkan kakiku menuju dapur, kulihat Tiana dan ayah sedang berbincang-bincang seraya tertawa di meja makan, entah hal lucu apa yang sedang mereka bicarakan. aku tidak terlalu mau tau, yang aku inginkan sekarang adalah segera sampai di rumah tante Lisa.

"Duduk zil, sarapan dulu." ucap ayah ketika menyadari keberadaanku.

"Udah jam sepuluh nih yah, aku harus cepet-cepet ke rumah tante lisa." ucapku terlihat panik.

"Jam sepuluh? Kamu ngelindur ya? Ini masih jam tujuh pagi nak.." jelas ayah membuatku terkejut mendengarnya, aku melihat Tiana menahan tawanya.

shit, Tiana lagi-lagi mengerjaiku. Pantas saja dia menertawakan aku tadi, ingin sekali aku mencabik-cabik wajahnya yang sedang menatap ke arahku dengan tatapan mengejeknya itu.

"Tianaaaaaa!!!" teriakku kesal.

kini tawanya pecah, ia menertawakanku untuk kedua kali nya. Benar-benar menyebalkan!

"Kalian ini jangan mulai ya! sudah zil sarapan nya dimakan dulu, setelah itu ayah antarkan ke rumah tante Lisa" ayah mencoba menengahi aku dan Tiana. Seandainya ayah tidak menengahi, mungkin aku sudah melempari Tiana dengan piring-piring yang berada di atas meja makan.

"Tante Lisa? Siapa itu yah?" tanya Tiana mulai penasaran. ya, Tiana memanggil ayahku dengan sebutan ayah, sama sepertiku. begitupun aku kepada kedua orangtua Tiana, keluarga kami memang sudah sangat dekat.

"Tante lisa adalah calon istri ayah, kamu ikut bersama zilya ke rumahnya ya, disana ada pria tampan yang seumuran dengan kalian lho.." jelas ayah tersenyum usil.

Pria tampan? Siapa dia? batinku penasaran.

"Wah kalau gitu aku pasti ikut." balas Tiana antusias.

"inget, lo udah punya pacar!" ucapku kesal, Tiana hanya mengedikan bahunya tak peduli. ck,ck anak ini benar-benar.

******

AUTHOR POV

setibanya di rumah Lisa, Juna mempersilahkan Zilya dan Tiana untuk turun dari mobil, membuat Zilya mengernyit bingung, "ayah nggak akan ikut masuk ke dalam?" tanyanya.

"Ada yang harus ayah urus di restoran, jadi ayah tidak bisa ikut kalian, Ayah titip salam aja sama tante lisa dan juga faldi ya" ucap Juna seraya tersenyum simpul.

"Faldi? Siapa dia? Apa dia anak tante lisa?" tanya Zilya penasaran.

*****************

jangan lupa vomment, see you soon! :)

HE'S GONE (EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang