NEW PROBLEM

118 20 0
                                    

Setelah tiana selesai menghabiskan makanan milik reno, tiana langsung berpamitan padanya untuk menyusul zilya ke kelas. Reno menawarkan diri untuk mengantar tiana ke kelas, tetapi tiana menolak dengan halus. Reno mengerti mengapa tiana menolak tawarannya itu, itu karena tiana tidak mau memperumit masalahnya dengan zilya dan reno paham akan hal itu.

"Yaudah aku pergi sekarang ya, i love you to the moon and back!" ucap tiana seraya mencium pipi reno. begitulah mereka, tak pernah malu memperlihatkan kemesraan mereka dimana pun mereka berada membuat orang-orang iri ketika melihat nya.

"Hati-hati ya sayang" ucap reno yang hanya dibalas anggukan mantap oleh tiana.

"Ti lo mau ke kelas sekarang? Bareng dong?" celetuk firman salah satu sohib reno, ya firman satu kelas dengan tiana dan juga zilya.

"Yaudah buru man" balas tiana, firman pun bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri tiana.

"Awas ya man kalau lo berani pegang-pegang cewek gue! Gue gantung lo di monas" ancam reno bergurau yang diikuti tawa teman-teman lainnya.

"Nggak akan kok ren, paling gue peluk-peluk dikit" balas firman membuat tiana melotot padanya.

"Awas lu kalau berani, jangan pernah sentuh cewek gue sedikit pun!" tegas reno pada firman.

"Sayang kalau firman berani pegang-pegang kamu, laporin aja ke aku ya. Terus jangan lupa kamu cuci bekas sentuhan firman itu pake tanah 7 kali ya yang" ucap reno kemudian.

"Hahaaa iya sayang aku bakal cuci pake tanah 7 kali" ucap tiana menimpali

"Kalian pikir gue najis? Gue halal kok, apa perlu gue pasang logo halal dalam bahasa arab di jidat gue?" ucap firman ikut bergurau.

"Udah ah ayok man keburu lo tambah gila, btw kita mampir dulu ya ke bi neneng"

Tiana mengajak firman untuk mampir terlebih dahulu ke tempat nya bi neneng (penjual bakso langganan tiana dan zilya di kantin) tiana membeli bakso untuk zilya, dia tahu bahwa zilya berbohong ketika mengucapkan bahwa dia tidak lapar. Tiana sangat yakin bahwa sahabatnya itu belum memakan apapun. Bagaimanapun tiana adalah sosok sahabat yang perhatian, begitulah dia..

******
Sesampainya di kelas..

Tiana menghampiri zilya yang sedang membaca novel nya dengan serius, zilya tidak menyadari keberadaan tiana dan firman, asalkan kalian tahu saja, walaupun zilya tidak menyukai reno dan kawan-kawan nya, termasuk firman. Tetapi terkadang ada masa dimana zilya dan firman menjadi dekat, walau hanya sebagai teman satu kelas, tak lebih dari itu.

"Zil serius amat sih, nih gue bawain bakso bi neneng. Gue tau lo belum makan apa-apa" akhirnya tiana berucap setelah Memilih untuk diam beberapa menit.

Zilya menoleh pada tiana, zilya merasa tidak enak padanya karena tadi dia pergi begitu saja dari kantin tanpa memberi alasan yang masuk akal dengan mengatakan bahwa dia sudah kenyang, padahal dia tahu bahwa tiana mengetahui jika dia belum memakan apapun.

"Wahh makasih banyak loh ti, gue makan yak bakso nya?" ucap zilya berusaha mencairkan suasana setelah apa yang terjadi di kantin tadi.

"Lo kenapa sih tadi pergi gitu aja? Pake bilang udah kenyang segala lagi, padahal keliatan kalau lo kelaperan. Itu terbukti dari cara makan lo sekarang" ucap tiana

"Iya lo kenapa sih zil? Benci banget ya lo sama temen-temen gue?" kini giliran firman yang bertanya.

Zilya menghentikan makan nya setelah mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut dari kedua orang yang sedang menatap nya dengan tatapan serius.

"You know why." ucap zilya singkat pada tiana tanpa menjawab pertanyaan dari firman.

"Giliran pertanyaan gue aja lo nggak jawab, yaelah zil segitu nya banget sih lo. Dosa apa hambamu ini yaallah.." ucap firman seraya memasang mimik wajah yang di buat-buat seakan terlihat sangat menyedihkan.

"Apaan sih lo kucrut lebay amat deh!" ucap zilya mulai jengah dengan firman.

"Kalau gitu maapin baim yaa.." rajuknya pada zilya

Zilya dan tiana melihat firman dengan tatapan seakan ingin mencabik-cabik firman saat itu juga, firman bergidik ngeri melihat tatapan sejoli itu. lalu dia memutuskan untuk kembali ke bangku nya yang terletak paling belakang di pojok kiri kelas dan melanjutkan rutinitas tidurnya. Ck ck..

"Rada-rada emang tuh anak!" ucap tiana.

"zil, lo kapan sih bisa berhenti bersikap sejutek itu sama reno dan juga temen-temen nya? Mereka salah apa sih?" tiana akhirnya memberanikan diri untuk bertanya seperti itu setelah sekian lama dia memendam pertanyaan nya itu.

"Nggak tau" jawab zilya singkat

"Lo gabisa terus-terusan bersikap kaya gitu sama mereka zil, bagaimanapun mereka selalu baik sama lo"

"Gue gasuka sama mereka tentu ada alasan nya ti, Mereka tuh rese,sengak,sok jagoan, sok populer! Ya emang sih gue akuin mereka populer, tapi populer nya itu karena mereka selalu membuat masalah bukan populer karena kepintaran mereka. Gue ga suka sama orang kaya mereka" jelasnya kesal.

"Ya tapi seenggaknya lo nggak nunjukin sikap ketidaksukaan lo sama mereka dengan terang-terangan kaya tadi di kantin contohnya" ucap tiana sedikit berhati-hati.

"Gue akan coba" jawab zilya datar

Tiana melihat ada kejanggalan pada diri zilya, tiana yakin pasti zilya saat ini sedang mempunyai masalah yang tiana sendiri tidak mengetahui masalah seperti apa itu.

"Zil? Lo lagi ada masalah ya? Cerita aja sama gue zil, jangan di simpen sendirian. Kita temenan bukan baru sehari dua hari, kita temenan udah bertaun-taun, jadi gue harap lo cerita sama gue apa masalah lo saat ini" ucap tiana khawatir

Zilya memandang tiana dengan tatapan yang sulit tiana artikan, tersirat pesan dari sorotan mata zilya. Tetapi tiana tidak tahu sorotan semacam apa itu, kali ini tatapan zilya sulit ia baca..

*********

Ayo dong bantu vomment biar makin semangat bikin cerita nya, penting diketahui 1 vote ataupun 1 komentar dari kalian itu bisa bikin saya seneng dan memotivasi saya untuk lebih berusaha lagi membuat cerita ini lebih baik dari sebelum nya, jangan lupa vomment. Thankyou and see ya soon! :)

HE'S GONE (EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang