Zilya menghiraukan pertanyaan tiana, zilya tidak tahu apa dia harus memberitahu tiana mengenai masalah nya apa tidak. Tetapi di satu sisi zilya paling tidak bisa menyembunyikan sesuatu apapun pada sahabat nya itu.
Zilya lebih memilih diam dan menunduk, menghindari kontak mata langsung dengan tiana.
"Jadi lo gamau cerita sekarang? Yaudah nggak masalah, tapi kapan pun lo butuh gue buat dengerin semua cerita lo, gue bakal selalu ada buat lo" ucap tiana lesu
Mendengar ucapan tiana barusan, zilya terharu. Dia sangat beruntung bisa mempunyai sahabat yang sangat perhatian dan pengertian seperti tiana. Di jaman sekarang sangat sulit mendapatkan teman seperti itu.
Zilya memeluk tiana, lalu dia menangis dalam pelukan tiana. Tiana tidak mengerti kenapa zilya menangis, tiana pun membalas pelukan zilya dan berusaha menenangkan zilya yang sedang menangis dengan tersedu-sedu di pelukannya. hingga membuat seragamnya sedikit basah terkena air mata zilya.
Zilya pun melepaskan pelukannya, lalu dia melihat tiana dengan tatapan yang sangat serius.
"Gu..gue hiksss" belum selesai mengatakan kalimat nya zilya kembali memeluk tiana dan mulai menangis lagi di pelukannya.
"Yaampun zil udah dong udahh jangan nangis lagi, jangan bikin gue khawatir kaya gini" ucap tiana khawatir.
"Pe..pernikahan ayah bakal dipercepat, dan gu..gue hikkss gatau harus gi..mana hikss" ucap zilya tersedu-sedu di pelukan tiana.
"Jadi ini masalahnya? Tapi kenapa lo harus nangis kaya gini? Bukannya lo udah terima kalau ayah lo bakal nikah lagi? Terus kenapa sekarang lo nangis? Apa lo berubah pikiran?" tanya tiana beruntun.
Zilya melepaskan pelukan nya lalu menjitak kepala tiana sebal.
"Lo tuh ya kebiasaan kalau nanya ga kira-kira! Lo mau ngehakimin gue apa mau denger penjelasan gue?!" ucap zilya kesal
"Dua-dua nya hehe" balas tiana cengengesan membuat zilya mulai jengah dibuatnya.
"Gue emang udah ikhlas kalau ayah bakal nikah lagi,Tapi gatau kenapa gue takut kalau kasih sayang ayah sama gue berkurang. Gue takut" ucap zilya lesuu, melihat zilya seperti ini tiana tahu bahwa zilya tak sekuat seperti kelihatannya, adakala nya zilya terlihat sangat menyedihkan, seperti sekarang ini..
"Lo jangan berpikiran kaya gitu! Ayah gaakan tega biarin lo sedih apalagi nangis kaya gini, hapus air mata lo. Yang harus lo lakuin sekarang cuma satu, yaitu menerima apapun yang terjadi" ucap tiana menghibur, zilya pun akhirnya berhenti menangis dan mengusap air matanya.
"Makasih udah jadi sahabat sekaligus kakak buat gue, walau kadang lo idiot kaya patrick tapi disaat-saat gue kaya gini lo bijak kaya mario teguh! Hidup tiana teguh!" ucap zilya bergurau, lalu diikuti tawa tiana. Zilya pun ikut tertawa. Secepat itulah dia kembali menjadi gadis periang...
************
Di rumah zilya...Zilya sedang membaca novel dengan serius hingga handphone nya terus berbunyi menandakan ada pesan masuk di line, dia membuka line untuk melihat siapa yang mengirimnya pesan, ternyata pesan itu dari grup kelas. Zilya takjub melihat notification dari grup kelas nya mencapai 999+ tak biasanya, dia pikir. lalu dia membuka pesan itu, penasaran dengan topik yang sedang dibicarakan oleh teman-teman kelasnya.
11 IPA 2 (999+)
Farid: ah gantengan gue kemana-mana kali!
Sely: jauh lah dibandingin sama lo mah! Udah jelas dia itu bak dewa yunani, lah elo?! Eww
Defo: gue jadi penasaran sama tu orang, paling muka nya mirip bopak artis lawak itu hahaha
Reina: seenaknya aja lo ngomong! Muka lo tuh yang mirip bopak, gue udah liat dia kok. Bener kata sely kalau dia itu bak dewa yunani ya ampunnnnn
Tiana: siapa sih sel,rei? Gue jadi penasaran
Firman: gue aduin reno loh ti!
Tiana: gue kan cuma nanya man! Tai lo sensi amat
Sely: murid baru di ipa 3. Sebelahan sama kelas kita yaampun gue seneng banget hahaa
Vika: itu murid baru berhasil bikin satu sekolah heboh dengan ketampanan nya. Termasuk gue hahaha
Zilya mengernyit melihat percakapan teman-teman nya di grup, zilya tidak tahu jika ada anak baru di sekolah nya hingga membuat heboh satu sekolah. Zilya jadi penasaran siapa murid baru itu..
Zilya tidak mau ambil pusing memikirkan hal yang tidak terlalu penting, dia mematikan handphone nya dan memutuskan untuk tidur. ketika tiana akan menarik selimut nya, seseorang diluar sana mengetuk pintu kamar nya.
"Masuk aja yah ga di kunci kok" teriak zilya malas, dia tahu yang mengetuk pintu itu adalah ayah nya. Karena dia hanya tinggal berdua dengan ayah nya.
"Lagi mau tidur ya zil?" tanya juna yang tak lain adalah ayahnya.
"Iya yah hehe, tapi kalau ada yang mau ayah omongin aku gaakan tidur dulu" balas zilya
"Ayah cuma mau kasih ini buat kamu pakai untuk hari pernikahan ayah nanti" juna mendekat untuk memberi bungkusan yang ia bawa untuk zilya.
"Apa ini yah?" tanya zilya penasaran
"Buka aja, semoga kamu suka" ucap juna seraya tersenyum dan mengelus pucuk kepala anak semata wayangnya itu.
Zilya terkejut melihat gaun cantik yang berada di genggaman nya saat ini, dia tak percaya akan menggunakan itu nanti.
"Yaampun ayah ini bagusss bangettt, aku suka. Dan apakah ini mahal?" tanya zilya penasaran
"Syukurlah jika kamu suka.. tak perduli seberapa mahal gaun itu, ayah hanya ingin melihat kamu mengenakan nya. Ayah yakin itu sangat cocok untuk mu" ucap juna masih dengan senyum mengembang nya karena tahu bahwa putri nya sangat senang dengan hadiah pemberian nya itu, untuk pertama kalinya juna dapat memberikan hadiah semahal gaun itu.
Zilya terharu dengan usaha-usaha ayahnya selama ini sehingga dapat membelikan nya gaun sebagus ini, dia yakin bahwa gaun itu sangat mahal. Dia masih tidak percaya ayahnya akan menjadi sukses seperti sekarang ini, tapi itulah kenyataan nya. Karena tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan sudah berkehendak.
"Yasudah ayah keluar dulu, jangan lupa kamu pakai di acara pernikahan ayah nanti yaa" ucap juna lalu keluar dari kamar zilya, zilya hanya membalas nya dengan anggukan
************
Btw makasih buat yang udah baca cerita absurd ini dari awal ya, makasih buat kalian yang udah vomment cerita ini, makasih buat kalian yang udah nambahin cerita ini ke library nya.Thankyou and see you soon! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S GONE (EDIT)
RomanceZILYA PUTRI ANADI : saat itu, gue akan lebih ikhlas menjalani semua nya. Karena gue harus menerima bahwa kenyataan itu gabisa berubah.. ( ~unforgettable ) FALDIANSYAH MAHENDRA ALFARIZ: Bisakah waktu yang sedikit itu gue manfaatkan untuk memberi art...