ZILYA PUTRI ANADI
Ketika aku sudah berada di dalam rumah, aku tidak melihat keberadaan tante lisa dan tiana. Rumah ini terasa sepi seperti tak berpenghuni
akupun mengedarkan pandangan ku ke seluruh ruangan, tiba-tiba aku melihat ada sosok berjubah hitam di pojok ruangan. Sontak aku pun langsung menjerit dan membalikan tubuhku *brukkk*
ketika aku membalikan tubuhku, aku menabrak seseorang. Reflek aku pun memeluk seseorang itu dan menenggelamkan wajahku di dada bidang nya. Tunggu!! Dada bidang? Berarti yang sedang kupeluk ini adalah seorang pria? Tidak mungkin jika wanita dada nya sebidang ini, kecuali jika memang dia wanita yang tumbuh tanpa payudara.
aku perlahan mendongak untuk melihat siapa yang sedang ku peluk saat ini, astagaaaa ternyata itu faldi, si cowok menyebalkan! Sontak akupun langsung melepaskan pelukanku.
Dia hanya memandangi ku dengan tatapan seolah berkata "tuhkan lo tuh emang modus! Dari tadi peluk-peluk gue mulu"
"Gue ga mo..modus, Suerr!! Ta..tadi ada setan di po..pojok sana!" ucapku tergagap seraya menunjuk ke pojok ruangan dimana sosok berjubah hitam tadi berada.
Tapi saat itu pula sosok berjubah hitam itu sudah tidak ada, dan yang ada disana hanya lah tiana yang sedang tertawa terbahak-bahak. Sialan! Sepertinya aku dijaili oleh nya.
Aku memalingkan wajah ku kembali kepada faldi, dia menatapku seolah sedang mengatakan "TERNYATA LO EMANG MODUS! DASAR CEWEK MODUS"
Tapi segera aku hilangkan pikiran ku itu!
"Minggir tukang modus!" ucap nya ketus dan mendorong ku agar menyingkir dari hadapan nya. Shit! Ini semua karena tiana, jika saja dia tidak jahil seperti itu, mungkin faldi tidak akan memanggil ku "modus" untuk kesekian kali nya.
Awasss saja kau tiana!!"HAHAHA TUKANG MODUS HAHAHA" tanpa kusadari tiana sudah berada di sampingku, benar-benar! Setelah menjahili ku seperti itu, kini dia menertawakan dan meledek ku!
"Tianaaaaaaaa!!! Nyebelin banget sih lo, coba kalau lo ga isengin gue kaya tadi, gue nggak bakalan dikatain modus untuk kesekian kali nya!" teriak ku pada tiana, sungguh dia selalu membuat ku kesal seharian ini.
"dikatain modus untuk kesekian kali nya? HAHAHA mampus lu!" ucapnya masih saja meledek dan menertawakan ku. Double shit..
"Btw lo lama banget sih beli bahan kue nya? Ngapain aja sama si cogan?" tanya nya kemudian
"Ah BABO lo! Udah nih ambil bahan-bahan nya, pegel gue. Dan asalkan lo tau ya! Gue ga ngapa-ngapain sama cowok nyebelin itu, yang ada gue naik darah mulu" tegasku pada tiana, lalu dia mengambil alih bahan-bahan kue yang berada di tangan ku.
"Kali aja kan lo ada something sama tuh cowok, btw babo apaan?"
"Banyak bacot" jawabku singkat.
"Yeee malah ngatain gue lagi! Apa susah nya sih cuma ngasih tau artinya babo tuh apaan!" ucap nya kesal
"Siapa yang ngatain elo sih? artinya ya itu, BANYAK BACOT. BABO alias BAnyak BacOt! Ngerti ga sih lo?!" jelasku kesal
"Oh gitu ya? Hehe jadi malu gue" balas nya seraya menggaruk tengkuk nya yang kupastikan itu tidak gatal sama sekali. Ck!
Aku hanya mengangguk, aku dan tiana pun pergi ke dapur, disana sudah ada tante lisa yang sedang menunggu kami. Mungkinn?
"Kalian lama sekali, tante kan sudah menunggu dari tadi"
tuh kan benar apa kataku, tante lisa memang sedang menunggu kami. Apa aku cocok menjadi cenayang? Tapi tadi itukan hanya kebetulan saja.. Ah akan kupikirkan lagi untuk menjadi cenayang.
akupun menjelaskan pada tante lisa apa yang baru saja ku alami, tiana hanya tertawa-tawa tanpa merasa bersalah. Dan tante lisa juga terkadang ikut tertawa ketika mendengar cerita saat tiana menjahili ku tadi. Hffft Seperti nya mereka cocok untuk berteman.
Setelah selesai menceritakan itu semua, kami bertiga pun membuat kue bersama. Kupikir akan sangat membosankan.. tenyata tidak. Ini sangat menyenangkan, karena sesekali kami saling bercanda dan membicarakan hal-hal yang bisa membuat kami tertawa.
"Akhirnyaa selesai juga membuat kue nya!" ucapku senang seraya menggerak-gerakan tubuhku yang terasa pegal.
"ternyata bikin kue ga gampang ya" ucap tiana
"Kalian hanya belum terbiasa saja. ohiya, cicipi dulu kue nya" ucap tante lisa
"Okedeh, aku coba ya tante" ucap tiana lalu memakan sepotong kue yang telah kami buat bersama. Sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi masam. Apakah kue nya tidak enak?
"Kenapa ti? Ga enak kue nya?" tanya tante lisa dengan memasang wajah panik nya.
"Iya ti lo kenapa? Gue ga nyampurin sianida kok ke adonan kue nya" ucapku
"Sompret lo zil! Lo coba deh nih" tiana menyuapiku kue itu
"Anjrittt enak banget ini mah! Kok bisa sih seenak ini?" ucapku
Aku tidak berbohong ketika mengucapkan itu, kue yang kami buat memang benar-benar enak. Aku melihat wajah tante lisa berseri-seri setelah tadi dia memasang wajah panik nya, menggemaskan..
"Tante kira kue nya ga enak, kamu ini iseng banget sih ti!"
"Iya dasar lo ti! Tau gitu tadi gue campurin sianida aja ke adonan nya, toh yang cobain kue nya pertama kan elo" kataku bergurau
"Hahaha ada-ada saja kamu zil, yasudah jika begitu kalian istirahat saja dulu. Kalian bisa gunakan kamar yang berada di lantai dua" ucap tante lisa
"Sudah sore tante, kami pulang aja" balas ku
"Zil mending kita istirahat dulu sebentar, gue capek banget. Lagian ayah juna juga belum jemput kita kan?" bujuk tiana,
sebenarnya aku juga merasa sangat lelah dan butuh untuk beristirahat jadi kuputuskan untuk beristirahat sebentar.
"Yaudah deh kalau gitu" balasku, yang ku inginkan sekarang hanya membaringkan tubuhku yang terasa sangat remuk.
"Nah gitu dong, ngomong-ngomong kamar nya terletak di lantai dua, disana hanya ada dua kamar bersebelahan. Kamar yang akan kalian tempati tepat di sebelah kanan" jelasnya.
Aku dan tiana hanya mengangguk-angguk mengerti, lalu kita berdua pun pergi meninggalkan dapur menuju ke lantai dua. Saat menginjak anak tangga ketiga aku merasa ingin membuang air kecil aku pun meminta ijin pada tiana untuk pergi ka kamar kecil.
"Ti gue pengen buang air kecil nih, lo duluan aja" ucapku
"Oh yaudah kalau gitu gue duluan ya" balas tiana yang hanya dibalas angguk kan oleh ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S GONE (EDIT)
RomanceZILYA PUTRI ANADI : saat itu, gue akan lebih ikhlas menjalani semua nya. Karena gue harus menerima bahwa kenyataan itu gabisa berubah.. ( ~unforgettable ) FALDIANSYAH MAHENDRA ALFARIZ: Bisakah waktu yang sedikit itu gue manfaatkan untuk memberi art...