Zilya pov
Ketika aku membuka mataku, aku melihat faldi menertawakan ku. Maksudnya apa menertawakanku seperti itu?!
"Ngapain lo ketawa? Gaada yang lucu!" ucapku kesal
"Terserah gue lah mau ketawa apa engga, emang nya lo punyak hak apa ngelarang-larang gue buat ketawa?" balasnya, cihh menyebalkan!
Dia sengaja membuat ku gugup seperti ini, awas saja kau faldi! Kau pikir aku akan diam saja? Jangan harap. Tunggu saja pembalasan ku!
"Terserah! Minggir lo" ucapku ketus
"Kalau gue gamau minggir gimana?" balasnya dengan suara yang terdengar menjijikan bagiku.
"Kalau lo gamau minggir, gue bakalan lakuin ini!" kataku seraya menginjak kaki nya dan mendorong nya hingga terjatuh.
"Aduhh kaki guee!! Pantat gueee.." dia mengaduh kesakitan seraya memegang kaki dan pantat nya yang seperti nya terasa sangat sakit? Entahlah.. Aku tidak peduli akan hal itu, rasakan saja!
"Hahaha rasain tuh! Mangkannya kalau gue suruh minggir ya minggir, ngeyel sih lo" jelasku, lalu aku membuka pintu yang sempat di kunci oleh nya. dan cepat-cepat keluar dari kamar nya sebelum terjadi sesuatu yang menyeramkan..
Ketika aku berhasil keluar dari kamar faldi, aku melihat tiana masih berdiri di tempatnya semula. Lalu akupun menghampiri nya yang sedang memasang wajah kebingungan.
"Are you fucking kidding me?" tanya nya padaku
"What?" tanyaku balik
"Lo tadi masuk ke kamar si cogan, terus lo keluar dengan penampilan yang sedikit berantakan kaya gitu" ucapnya seraya menunjuk penampilan ku yang memang sedikit berantakan.
"Lo habis ngapain sama si cogan hah?!" ucap tiana kemudian.
pertanyaan macam apa itu? Apa maksudnya bertanya seperti itu?! Jangan bilang jika dia salah paham? Oh no tiana!
"Astagaa tiana! Gausah lo berpikir macem-macem ya, gue bakal jelasin semuanya. Tapi mendingan sekarang kita pulang dulu deh, gue males lama-lama disini"
"Tapi kan ayah lo belum jemput kita?"
"Kita pulang pake taxi aja, biar gue sms ayah kalau gausah jemput kita kesini. Btw lo bawa duit kan? Dompet gue ketinggalan soalnya hehe" ucapku yang hanya dibalas tatapan jengah olehnya
Aku dan tiana pun menghampiri tante lisa untuk berpamitan pulang dengan beralasan bahwa aku dan tiana akan pergi mengerjakan tugas kelompok bersama teman sekolah. Untung nya tante lisa mengerti dengan alasan itu, maafkan kami telah berbohong tante lisa..
****************
3 hari kemudianAuthor pov
Jam pelajaran kedua telah berakhir, Siswa-siswi berhamburan menuju kantin. tak terkecuali zilya dan tiana.
Sesampainya dikantin, zilya dan tiana mencari-cari tempat yang kosong. Tetapi nihil, tak ada meja yang kosong. Hingga seseorang memanggil mereka.."Sayanggg.." tiana mengenal suara itu, itu adalah reno. Kekasihnya.
Tiana dan zilya menghampiri reno yang melambai-lambaikan tangannya. Sesampainya di meja kebangsaan reno dan sekumpulan teman-temannya, tiana dan reno langsung berpelukan. Mereka tidak memperdulikan orang-orang di sekitar mereka saat ini,
zilya memandang keduanya dengan tatapan jijik. Zilya memang dari awal tidak menyukai reno, karena menurut nya reno selalu membuat masalah di sekolah, tidak hanya reno, semua teman-teman reno yang terdiri dari kumpulan beberapa kelas pun adalah pembuat masalah. Zilya menyebut mereka THE TROUBLEMAKER ..
Zilya enggan satu meja dengan mereka, pernah ketika zilya dan tiana sedang menikmati bakso bi neneng (salah satu penjual bakso langganan mereka di kantin) reno menghampiri mereka untuk mengajak bergabung di meja nya. Tiana sangat antusias, tetapi tidak dengan zilya. Dia selalu mencari-cari alasan untuk tidak satu meja dengan para troublemaker itu. Padahal reno selalu bersikap baik pada zilya, begitupun teman-teman reno yang lainnya. Tetapi entah kenapa zilya tidak pernah bisa berhenti untuk tidak menyukai mereka.
Bahkan tiana pun selalu kewalahan ketika dia harus membujuk-bujuk zilya untuk bergabung di satu meja bersama reno dan kawan-kawan nya, zilya selalu menolak mentah-mentah ajakan tiana. Dia lebih memilih tetap di mejanya, dia tidak masalah jika harus makan sendirian.
Tetapi zilya pun tidak pernah melarang-larang tiana untuk satu meja dengan reno, bagaimanapun mereka berpacaran bukan?
"Woii! Jangan mesum di kantin!" ucap reka salah satu sohib reno.
"Berisik lu, ganggu aja bangke!" balas reno masih memeluk tiana dengan erat
"Mau dong dipeluk se-erat ituu mmmmphhh yesss uhhh" kini giliran firman yang berucap dengan gaya bicara yang dia buat berlebihan seraya memeluk reka dengan erat.
"Anjing lepasin gue! Lo Rabiesss!!" ucap reka dan berusaha melepaskan pelukan firman kepada nya.
"Gue tau lo berdua memegang predikat sebagai jomblo karatan tapi plis gausah berlebihan kaya gitu!" ucap afrizal kepada reka dan firman. afrizal memang salah satu sohib reno, tapi sejauh ini afrizal lah yang paling kalem diantara mereka semua. Teman-teman reno yang lainnya hanya tertawa mendengar ucapan afrizal barusan. Tak terkecuali tiana dan reno, mereka pun ikut tertawa.
Hanya zilya yang tidak tertawa, dia mulai jengah dan ingin segera pergi dari sana.
"Ti gue ke kelas duluan" ucap zilya, tiana melepaskan pelukan nya dengan reno lalu beralih menatap zilya.
"Loh kok ke kelas sih? Bukan nya lo bilang tadi lo laper ya?" tanya tiana heran.
"Udah kenyang gue" balas zilya, lalu dia pergi meninggalkan kantin. Tiana memandangi kepergian zilya sampai zilya sudah tak terlihat lagi oleh penglihatannya.
"Udah gapapa sayang, mungkin zilya lagi pms jadi dia kaya gitu. Gausah kamu pikirin. yaudah mending sekarang kamu makan dulu deh, udah makan kamu susulin zilya ke kelas yaa" ucap reno sekedar menghibur tiana.
reno tahu jika zilya tidak pernah menyukainya dan juga teman-temannya. Tetapi reno tidak pernah ambil pusing akan hal itu.
*************
Tolong jangan jadi silent readers, saya harap kalian bisa memberi kritik dan saran nya untuk cerita pertama saya ini. Saya akan sangat senang dengan hal itu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S GONE (EDIT)
RomanceZILYA PUTRI ANADI : saat itu, gue akan lebih ikhlas menjalani semua nya. Karena gue harus menerima bahwa kenyataan itu gabisa berubah.. ( ~unforgettable ) FALDIANSYAH MAHENDRA ALFARIZ: Bisakah waktu yang sedikit itu gue manfaatkan untuk memberi art...