BLUSHING

114 24 2
                                    

AUTHOR POV

Zilya memperhatikan Faldi yang sedang berusaha mengeluarkan motor ninja hitamnya dari garasi, sebenarnya ia ingin membantu, namun dia tahu Faldi tidak akan merespon bantuannya. Zilya berpikir dengan membantu Faldi akan percuma saja, dan ia malas berdebat dengannya.

"Yee ni anak malah bengong, mau naik ga? oh jangan-jangan gue bener ya kalau lo gamau naik motor karena takut kepanasan? gausah manja, cepet naik." ucap Faldi menyadarkan Zilya dari lamunannya.

"Apaan sih, siapa juga yang takut kepanasan, gue cuma takut ketiduran, asal lo tau aja nih ya, gue kalau naik motor kadang suka ketiduran, dan gue gamau kalau harus ketiduran pas lagi diboncengin sama lo." jelasnya panjang lebar.

"LAH? LO PIKIR GUE PEDULI?" balas Faldi membuat Zilya berdecih kesal.

Faldi tidak peduli jika Zilya akan tertidur atau kayang atau pun salto sekalipun di atas motornya. Yang dia pedulikan hanya bagaimana cara nya agar motor dia tidak bisa menyala, dengan begitu dia tidak akan bisa mengantar Zilya membeli bahan-bahan kue. Tetapi harapannya itu tidak terkabul, nyatanya sampai detik ini mesin motor nya tetap menyala.

"Cepet naik" perintah Faldi tak ingin di bantah. kali ini Zilya hanya menuruti saja, karena jika dia membantah akan semakin mengulur waktunya, dia tidak mau waktunya dihabiskan bersama orang menyebalkan seperti Faldi. Zilya pun akhirnya naik ke atas motor. Faldi pun langsung melajukan motornya dengan cepat membuat Zilya terperangah kaget, dan tanpa sadar ia melingkarkan kedua lengannya di perut Faldi. Ia bahkan mengeratkan pelukannya, membuat Faldi terkejut atas perlakuannya tersebut.

"l—lo ngapain meluk-meluk gue? modus ya lo?!" tanya Faldi dengan sedikit berteriak agar dapat terdengar oleh Zilya di tengah hiruk pikuk jalanan yang sangat bising.

"Gue takutttttt!! Bukan modusssss, gue mau turun!" balas Zilya ikut meninggikan nada bicaranya, karena situasi jalanan yang sangat ricuh tidak memungkinkan Zilya dan Faldi untuk berbicara normal, sehingga membuat mereka saling berteriak satu sama lain ketika berbicara.

"Ah banyak alasan lo, dasar tukang modus." balas Faldi.

"GUE BUKAN TUKANG MODUS, ELO TUH YANG MODUS, LO NGAJAKIN GUE NAIK MOTOR BIAR GUE BISA MELUK LO KAN? YA KAN? KETAUAN LO!" teriak Zilya tepat di telinga Faldi membuatnya meringis.

Faldi hanya berdecak kesal, untuk saat ini dia lebih memilih mengalah daripada harus meladeni Zilya, dia sedang mengendarai motor, tentu saja Faldi tidak mau sesuatu hal yang buruk terjadi, untuk itu dia lebih memilih diam saja.

Tak menunggu lama, mereka berdua pun akhirnya sampai di salah satu mini market. Faldi memarkirkan motornya. ketika Faldi hendak turun dari motor, dia merasakan lengan Zilya yang masih melingkar di perutnya, membuatnya mengernyit melihat hal tersebut.

"Ini anak ngapain sih masih meluk-meluk gue? mana meluknya erat banget lagi" gumam Faldi bingung.

"Lepasin" ucapnya cukup keras, tetapi tak ada jawaban dari Zilya, Faldi heran mengapa zilya tak merespon teriakannya barusan. Padahal biasanya Zilya akan menimpalinya dengan sinis jika Faldi berteriak padanya, ia menoleh ke belakang dan mendapati Zilya yang sedang tertidur pulas dengan kepala yang menyender pada punggungnya.

"Yee ini anak malah molor, Selain tukang modus ternyata tukang molor juga. ck ,ck,ck.." decak nya heran, decakan Faldi tersebut membuat Zilya terusik dari tidurnya.

"berisik!" ucap Zilya dengan mata yang masih terpejam dan masih di posisinya semula.

"Tadi gue teriakin ga ngerespon, giliran gue berdecak sedikit langsung ngerespon, bener-bener nih cewek.." heran Faldi.

Dengan perlahan Faldi turun dari motor, mencoba untuk tidak membuat Zilya terbangun, Ketika berhasil turun dari motor Faldi bisa melihat bagaimana wajah Zilya yang sedang tertidur, ia memegangi pundak Zilya untuk menopang tubuhnya, matanya masih terpejam, "Cantik" gumam Faldi tanpa disadarinya.

Zilya terlihat begitu cantik dan sangat tenang, tanpa sadar tergurat senyuman di bibir Faldi.

tak lama Faldi tersadar dari lamunannya dan merutuki tingkah anehnya barusan, "gila lo fal gila!" rutuknya pada diri sendiri.

"lo emang gila, baru nyadar?" ucap Zilya tiba-tiba, membuat Faldi terkejut.

"Ka—kapan lo ba—bangun dari tidur lo?" tanya Faldi terbata-bata.

"umm.. kapan ya? Sejak lo senyum-senyum liatin gue mungkin? atau saat lo bilang, gila lo fal gila!" ucap Zilya seraya menirukan gaya bicara Faldi ketika dia merutuki dirinya.

Faldi merasa malu mendengar pernyataan Zilya tersebut. Tanpa memperdulikan Zilya yang sedang menertawakannya, dia langsung masuk ke dalam mini market meninggalkan Zilya yang masih saja menertawakannya. kemudian Zilya berlari mengikuti Faldi dan mensejajarkan langkah mereka.

"Hahaha muka lo merah!" goda Zilya ketika langkahnya sudah sejajar dengan Faldi.

"Berisik lo, tau tempat dong kita lagi dimana." ucap Faldi kesal.

"Ya habis nya lo lucu sih, pas gue bilang gitu muka lo langsung merah kaya KEPITING REBUS! HAHAHA" ucap Zilya tertawa keras, membuat pengunjung yang ada di mini market menoleh kesal ke arah mereka berdua.

"Berisik! gue cium nih biar lo diem, mau?" seketika Zilya berhenti tertawa dan menutup mulutnya dengan tangan mendengar ucapan Faldi barusan.

"Giliran gue ngomong gitu langsung diem kan lo, apa gue harus nyium lo dulu baru lo bakal diem? iya gitu?" ucap Faldi seraya menggerak-gerakan kedua halisnya membuat Zilya semakin merinding melihat tingkah aneh Faldi tersebut.

Zilya tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Faldi, seketika Faldi bisa menjadi orang yang sangat menyebalkan, seketika juga Faldi bisa terlihat menakutkan dan menggelikan.

Lo tuh cowok macem apa sih? Di sisi lain lo bisa jadi orang yang sangat menyebalkan, di sisi lain lo juga lucu, tapi di sisi lain lo bisa nyeremin. lo tuh unik menurut gue. Tapi terlalu sulit gue pahamin. Batin Zilya penuh tanya.

**************

thanks buat kalian yang udah baca cerita ini , jangan lupa ditambahin ke library . dan jangan lupa vomment, karena vomment kalian sangat berarti  :)

HE'S GONE (EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang