Tulang rusuk Hani retak, kata dokter bisa karena tendangan atau pukulan. Wonwoo bersyukur karena tak ada yang patah. Ia merasa bodoh karena tak mengetahui hal itu lebih awal. Dan ia merasa sangat tolol karena membiarkan perempuan itu menyembunyikan lukanya.
Untungnya dokter bergerak dengan cepat. Mereka bilang, tak ada yang perlu di cemaskan. Hani hanya butuh istirahat.
Dan kejadian itu akhirnya membongkar segalanya. Mr. Ahn dengan mudah mengetahui kalau Hani di rawat di rumah sakit tersebut. Pasti ada salah satu staf rumah sakit yang melaporkan hal itu padanya. Lelaki itu nampak terpukul dan shock mengetahui keadaan Hani yang terbaring lemah tak sadarkan diri di kamar rawat. Dan ia juga mengalami shock yang sama ketika mengetahui dari mulut Wonwoo sendiri bahwa selama ini Hani tinggal di apartemennya.
Reaksi yang berbeda di tunjukkan oleh ayah Wonwoo ketika mengetahui tentang semua itu. Lelaki bertubuh besar itu nampak senang bukan kepalang karena seolah-olah Wonwoo dan Hani makin dekat ke jenjang ke pernikahan.
Hal yang membuat Wonwoo resah adalah Billy. Sahabat baiknya itu nampak uring-uringan. Dan Wonwoo memahami keadaannya.
"Kenapa kau bohong, Wonwoo? Kenapa kau tak cerita kalau selama itu kau punya hubungan khusus dengan Hani? Kau bikin aku seperti orang tolol mengejar-ngejar perempuan itu,"
"Bukan begitu, Bill. Aku dan Hani hanya teman. Kami ..."
"Teman tapi kalian tinggal bersama selama berminggu-minggu? Kau pikir aku percaya? Bagaimana dengan perasaan Minah?"
Wonwoo hanya mendesah putus asa mendengar kemarahan Billy. Dan ia seakan tak bisa memikirkan semuanya secara bersamaan. Lagipula, ia tak peduli. Ia tak peduli reaksi yang ditunjukkan oleh ayah Hani, ayahnya sendiri, Billy, ataupun Minah. Yang ia pedulikan saat ini hanyalah satu hal. Perasaannya sendiri. Perasaan yang menggiringnya pada satu kesimpulan penting melebihi apapun. Kesimpulan yang membuatnya sadar bahwa : ia mencintai Hani!
***
Sejak Hani di rawat di Rumah Sakit, Wonwoo tak pernah lagi bertemu ataupun mengobrol dengannya. Wonwoo memang selalu datang ke rumah sakit, setiap hari. Hanya saja tidak untuk bertemu Hani. Ia datang ke sana untuk menemui dokter Shin, dokter yang menangani Hani sehingga ia bisa tahu perkembangan perempuan itu setiap hari.
Ia tak bisa bertemu dengan Hani karena ayahnya selalu ada di sisinya. Dan Wonwoo belum siap dengan semua pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan mereka. Dia memang sadar bahwa ia menaruh hati pada perempuan cantik tersebut. Tapi ia belum tahu langkah apa yang akan ia ambil berkaitan dengan rencana pernikahan mereka. Ia terlalu bingung untuk memikirkannya.
"Tenanglah, Wonwoo. Hani sudah membaik. Mungkin lusa ia sudah boleh pulang," dokter Shin menjelaskan. Wonwoo tersenyum lega.
"Kau tak ingin bertemu dengannya? Dia sering menanyakanmu lho,"
Dahi Wonwoo mengernyit mendengar ucapan Dr. Shin. "Oh ya?"
Dokter Shin yang merupakan teman Wonwoo itu mengangguk.
"Boleh aku cerita ke dia kalau kau ke sini setiap hari untuk mengecek keadaannya padaku?" Dokter itu terdengar meminta ijin. Wonwoo menggeleng lalu tertawa lirih. "Tidak perlu. Aku hanya ingin tahu keadaannya, itu saja. Yang terpenting di sudah membaik," Ucapnya.
"Tapi ia harus tahu kalau kau perhatian padanya," Dr. Shin kembali berujar.
Wonwoo mendesah. Lalu kembali menggeleng. "Jangan beritahu dia kalau aku sering ke sini. Oke?"
***
Wonwoo mendatangi Billy ke kafe-nya. Dan seperti dugaannya, lelaki itu masih nampak kesal padanya.
YOU ARE READING
The Royal Couple
Hayran KurguJeon Wonwoo menolak dijodohkan dengan perempuan pilihan ayahnya karena ia merasa tertarik dengan gadis lain. Tapi apa jadinya jika tiba-tiba saja gadis yang akan dijodohkan dengannya datang ke apartemennya dan meminta menginap di sana selama bebe...