Mawar Misterius

273 17 0
                                    

Hari-hari sejak orangtua-nya memutuskan untuk tetap tinggal di rumah, Nina tidak lagi merasa jenuh dan bosan sendirian ketika berada di rumah. Sudah ada Mamanya yang selalu mendengarkan cerita manjanya setiap saat. Pak Hendra, papanya juga sudah mengizinkan Nina untuk membawa mobil sendiri, sejak Pak Joko mengunduran diri menjadi sopir pribadi Nina karena Ibunya yang sedang sakit di kampung. Tidak ada salahnya jika Pak Hendra mempercayakan hal itu kepada puteri semata wayangnya, beliau percaya kalau gadisnya itu akan menjaga amanat yang diberikannya.

Beberapa minggu belakangan ini, Nina sudah membawa mobil sendiri ke sekolah. Nauval juga tidak lagi menjadi sopir pribadinya, semenjak kesibukannya setelah menjabat sebagai ketua OSIS--menggantikan Okta pada periode tahun pelajaran kali ini. Namun, bukan berarti hubungan Nina dan Nauval semakin jauh. Mereka masih menjaga hubungan mereka dengan baik, meski sampai saat ini kejelasan status mereka masih abu-abu--masih dengan sebatas teman tanpa kepastian. Ya, begitulah kalimat yang jelas untuk menggambarkan hubungan mereka yang sebenarnya.

Pagi ini, Nina berangkat sekolah seperti biasa. Ternyata kelas masih sepi, padahal dia juga tidak datang terlalu pagi, hanya saja cuaca terlihat agak mendung jadi terkesan seperti masih pagi sekali. Nina melihat ada setangkai mawar lagi di atas mejanya. Ia berjalan pelan-pelan mendekat ke tempat duduknya--meletakkan tasnya di atas meja kemudian duduk di bangkunya. Bunga ini adalah bunga ke-tiga yang dia dapat setiap pagi, seperti biasa di bunga itu terselipkan sebuah kertas kecil yang tertuliskan kalimat "Owner of my heart". Entah siapa yang setia mengirimnya setangkai bunga mawar ini setiap pagi. Apakah Nauval? Nina menghembuskan nafas gusar, sebenarnya sepagi apa orang yang datang ke sekolah hanya untuk menaruh mawar ini di mejanya?

"Hay Na... udah datang, tumben pagi banget." Sapa Felly yang baru datang.

"Gue kan emang biasa datang jam segini." Jawab Nina acuh--masih sibuk dengan dugaan-dugaannya mencari sosok di balik mawar merah yang di dapatnya setiap pagi itu. tapi dia bukan cenayang jadi mana bisa menemukan pelaku di balik topeng setangkai mawar itu.

"Eh, lo dapat bunga misterius itu lagi?" Kata Felly yang melihat bunga mawar di tangan Nina.

"Iya."

"Gue heran deh, masih ada orang yang romantis kayak gitu." Kata Felly yang memasangkan muka sok manisnya. Nina hanya nyengir kuda dan memilih acuh melihat gaya alay sahabatnya itu.

Berlebihan.

**

Nina menyeruput greentea sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan di kantin sekolahnya. Belakangan ini dia memang sudah tidak lagi melaksanakan kebiasaannya membawakan sebotol minuman untuk Nauval di jam istirahat. Karena memang Nauval sudah jarang sekali bermain basket.

"Menurut lo, mungkin nggak kalau di balik mawar misterius itu Nauval?" Ucap Felly tiba-tiba sambil mengunyah snack di mejanya. Nina mengangkat bahunya acuh.

"Menurut gue sih dia orangnya Na, kan hanya dia cowok yang saat ini deket banget sama lo." Kata Felly lagi meyakinkan dugaannya.

"Belum tentu." Jawab Nina cepat.

"Maksudnya belum tentu?" Felly menggaruk pelipisnya tanda tidak mengerti.

Nina tidak menjawab lagi. Pandangannya mengarah kepada dua manusia yang berada di pojok kantin agak jauh dari mejanya. Seperti sepasang kekasih yang dilingkupi kebahagiaan. Nina memicingkan matanya, bibirnya mengatub. Ada perasaan aneh yang timbul di hatinya, perasaan yang mungkin Nina sendiri tidak mengerti apa maksudnya. Kenapa dadanya terasa sesak? Apakah rasa itu masih ada?

"Na!!" Sentak Felly yang memecahkan pandangannya.

"Apaan sih Fel, ngagetin gue aja lo."

Kau Setia Tapi Tak NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang