Tidak ada salahnya jika Nina memaafkan Nauval, dia tidak ingin menambah musuh dalam hidupnya. Menjadi sepasang kekasih dengan Nauval, mungkin ada rasa bahagia yang menyelimuti meski belum sepenuhnya. Masih belum lengkap kebahagiaannya jika Nina belum bisa memperbaiki hubungannya dengan Dera. Gadis itu sulit sekali di temui Nina akhir-akhir ini, dia juga memilih untuk pindah kelas untuk menghindari tatap muka dengan Nina. Bila di temui di rumahnya pun, Dera enggan untuk menemui Nina. Jangankan Nina, Nauval pun selalu di hindari oleh Dera. Dia sudah mirip sekali dengan artis yang shooting kejar tayang. Menurut Nauval, Dera juga sempat ingin pindah sekolah tapi orangtuanya tidak mengizinkan mengingat bahwa Dera baru beberapa bulan pindah di sekolah ini, nggak mungkin jika harus mengurus surat pindah sekolah lagi.
Hari ini Nina ingin sekali bertemu dengan Dera, dia sudah tidak tahan harus menyimpan rasa bersalahnya dengan Dera. Biar bagaimana pun Nina jugalah penyebab sikap Dera yang seperti semakin membencinya. Namun sampai istirahat kedua pun Nina belum menemukan batang hidung target di seluruh penjuru ruangan. Kelas Dera juga sudah sepi, di kantin juga dia tidak melihat Dera, teman-teman sekelasnya pun demikian juga.
Nina memutuskan untuk ke kantin, tenggorokannya rasanya kering. Membasahi tenggorokannya dulu saja, urusan Dera nanti pulang sekolah dia akan menunggu Dera di depan gerbang sekolah kalau perlu biar tidak kehilangan sosok Dera. Satu sekolah dengan Dera masih tidak menjamin bisa menemui Dera semudah dulu.
"Bu, jus alpukat satu ya."
"Iya mbak Nina. Sebentar ya."
Nina hanya mengangguk dan tersenyum, keadaan kantin tidak terlalu ramai karena ini istirahat kedua. Hanya ada beberapa murid yang menghabiskan waktunya di kantin, hanya sekedar untuk duduk dan bercanda atau mengisi perutnya dengan cemilan. Nina menyapu seluruh sudut ruangan di kantin sambil menunggu pesanannya jadi, hari ini rasanya lebih panas dari biasanya. Apalagi Felly nggak masuk, katanya ada urusan keluarga, dasar ibu-ibu rumah tangga. Nauval? Jangan di tanya, itu anak kalau di sekolah juga susah banget luangin waktu buat Nina, baru juga jadi ketua OSIS belum kalau jadi Presiden, bisa nggak punya anak Nina kalau jadi istrinya. Terlalu sibuk dengan kegiatannya.
"Ini mbak Nina jus alpukatnya."
"Oh. Iya bu, makasih ya. Ini uangnya. Kembaliannya buat Bu Ani saja."
"Terimakasih mbak."
Nina hanya mengangguk dan tersenyum, lalu dia berjalan meninggalkan kantin sambil menikmati segarnya jus alpukat. Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang di carinya dari tadi. Dera. Nina segera menghampiri Dera yang berjalan keluar kantin. Darimana asalnya perempuan itu, dari tadi Nina menyapu ke seluruh sudut kantin tidak melihat Dera, ini sudah mau keluar kantin. Apa iya Dera beberapa hari ini bertapa untuk bisa menghilang seperti ini? Rasanya mustahil.
"Dera tunggu..." Teriak Nina yang berlari kearah Dera masih dengan membawa jus alpukat di tangan kanannya. Sejenak, Dera menghentikan langkahnya dan menoleh ke asal suara yang memanggil namanya. Namun begitu tahu kalau Nina, Dera bergegas pergi dari sana.
"Dera gue bilang tunggu!!" Teriak Nina lebih keras lagi dan hasilnya perfect. Dera menghentikan langkahnya, juga berbalik badan menghadap Nina, namun wajahnya masih suram, sorot matanya masih dengan tatapan membunuh kepada Nina.
"Gue pengen bicara sama lo." Ucap Nina terengah-engah akibat berlari beberapa meter tadi.
"Mau ngomong apa? Lo mau bilang kalau udah jadian sama Nauval?" Jawab Dera ketus dan membuang muka.
"Lo tahu?" Nina mengernyit, dia baru jadian kemarin dan tidak ada satu orang pun yang dia kasih tahu, mamanya sekalipun. Nauval mana mungkin cerita sama Dera, sikap Dera begini juga dengan Nauval.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Setia Tapi Tak Nyata
Romancesesal yang datang selalu takkan membuatmu kembali maafkan aku yang tak pernah tau hingga semuanya pun kini telah berlalu