FURTHERNOTES: SNMPTN dan Salah Jurusan

58K 4K 695
                                    


F U R T H E R N O T E S

(diutamakan untuk pembaca yang masih sekolah dan kuliah
tapi ini panjang banget sumpah)



.: 1 :.

SNMPTN


Intermezzo aja, buat yang mau masuk kuliah. Ini sebuah kisah tentang masuk PTN.

Teman ayah saya pernah berkata, bahwa orang bodoh akan dikalahkan oleh orang pintar, tapi orang pintar akan dikalahkan dengan orang beruntung. Pertanyaannya, bagaimana cara menjadi orang beruntung? Teman ayah saya pun melanjutkan, caranya adalah: dekatkan dirimu dengan Tuhan.

Saya yang waktu itu baru masuk SMP, masih alay, menyetujui dalam hati tapi belum memahami pasti maksudnya. Barulah sekarang saya paham maksud om saya itu. Pas dulu masa-masa mau UN SMA, banyak teman saya yang terbutakan oleh ambisi masuk PTN, sehingga mereka lupa akan kesadaran kebertuhanan, lupa bahwa mereka harus berserah diri setelah berusaha, lupa bahwa doa yang dijabah-Nya adalah doa yang tulus akan menerima apa hasilnya, bukan yang menuntut hasilnya harus sesuai keinginannya.

Pada suatu titik ketika saya belajar buat SBMPTN, saya sadar tentang risiko dari mimpi dan ambisi di sekeliling saya. Saya hanya sadar posisi, bahwa sejatinya, lebih dari sekadar anak SMA, saya adalah mahkluk ciptaan Tuhan. Ketika sudah di akhirat, saya yakin Allah nggak akan nanya "Kamu masuk PTN atau tidak?" kepada saya. Saya yakin Dia justru bertanya apa saja yang sudah saya lakukan di dunia, kebaikan apa yang sudah saya lakukan, serta dimintai pertanggungjawaban atas kerusakan yang telah saya perbuat di dunia. Realisasi itu membuat saya lega, bebas, karena saya tahu tugas saya di dunia itu bukan untuk masuk PTN. It's bigger than that. Saya nggak tahu apakah realisasi ini yang membuat saya beruntung, sampai akhirnya nama saya tercantum di daftar anak yang lolos SNMPTN. Tapi kemudian saya berpikir lagi, bukannya keberuntungan itu bergantung pada persepektif tiap orang, ya? Hahaha.

Percayalah, dek adek, saya bukan orang pintar, nilai akademis biasa-biasa aja, sekolah pun juga bukan dari SMA prestisius di Jakarta (cuma ranking 83 dari 114 sekolah di Jakarta cuy). Sebagian teman saya aja heran kenapa saya bisa dapet SNMPTN padahal nilai akademis saya nggak gede. Saya juga di sekolah bukan anak yang aktif dan dibanggakan. Saya mah lebih sering dimarahin guru wkwkwk. Temen-temen kuliah saya yang berasal dari Jakarta, pada nggak percaya pas saya bilang ini, karena mereka semua berasal dari sekolah yang rank-nya di atas 50 besar. Teman saya yang dari daerah lain pun pasti juga dari sekolah yang bagus di daerahnya, yang rata-rata anak muridnya masuk PTN tiap tahun bisa di atas 50 orang (sekolah saya nggak pernah nyentuh sampai 50 orang haha). Mereka juga kaget pas tau nilai saya ngepas banget, jauh lah dibanding anak yang lolos SNMPTN lainnya. Gausah dikasih tau berapa nilainya lah ya, ini kan bukan interview.

Tapi kembali lagi. Ini bukan tentang kamu bisa masuk PTN, tapi tentang kesadaran kebertuhanan. Ambisi tanpa berserah diri bisa membutakanmu. Saya nggak meremehkan yang masuk PTS atau langsung kerja atau langsung nikah setelah lulus SMA (tapi saya nggak menyarankan lulus SMA langsung nikah bcs ini realita, bukan Wattpad, cuma kalau pilihan untuk nikah muda itu sudah matang dan dasarnya kuat, silakan), karena saya yakin tiap orang punya jalannya masing-masing. So, buat dekadek yang lagi mau masuk kuliah, jangan terlalu tertekan karena sekolah dan masyarakat seakan "menuntut" kalian untuk masuk PTN. Jadi orang sukses gak harus dengan masuk PTN kok hahahaha.



.: 2 :.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beda Sembilan Tahun Itu Seksi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang