Pendekatan 3

10 2 0
                                    

Aku dan Kim pulang bersama-sama melintasi jalanan yang sangat padat dengan lautan. Ya lautan manusia, mana mungkin lautan api ? Ck
Aku mengira kita akan langsung pulang kerumah, tapi kim malah mengajakku untuk pergi ke sebuah taman nan indah, sejuk dan terkenal dengan kata Romantic. Aku kira kim mengajakku karena dia tahu. Tapi.. Ternyata dia sama sekali tidak tahu. Oh ya ampun memalukan sekali, Dia hanya garuk garuk kepala sembari menanyakan kepada orang-orang setempat. Kalian tau ? Bukanlah aku yang seharusnya mengarahkan jalan (?) hah! Tentunya akupun tidak tahu, aku memanglah asli berasal dari sini. Tapi kalian juga tahu, kemanapun aku pergi selalu diantar dan sebelumnya pun aku tidak pernah pergi ke sebuah tempat bertaman nan romantis.

Dalam perjalanan menuju taman, tiba-tiba.
.
.
.
.
Degdeg.
.
.
.
Kim ?? Dia merangkulku! Dan dia berkata padaku!! Aaarrrgggghhhhh..!!!! Ingin rasanya ku berteriak Tuhan
"Saya akan menjaga anda, karena saya harus melakukan amanat dari orang tua anda." ucap kim tersenyum manis. Jantungku benar-benar tidak hentinya berdebar sangat kencang. "Oh KIM HYUNGSOO...!!!!" teriakku dalam hati
Mendengar kata dan perlakuan itu, aku hanya dapat menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan tersenyum bahagia padanya. Dan Oh My God! Kim memainkan hidungkuu!!! Aaaaarrrrrggggghhhhh....!!!

Kamipun sampai ditaman itu.
Saat satu langkah lagi aku sampai. Tiba-tiba
.
.
.
Aku terdiam dan terengah-engah. Tempat itu sangatlah indah, sejuk, dan tentunya benar benar romantic. "Ya tuhan, inikah yang dinamakan taman itu? Indah sekali."gumamku pelan.

"Apakah anda suka ufa ?" tanya kim

"Hm hm." aku mengangguk angguk sembari senyum menatap kim.

"Ayolah kita duduk disebelah sana." ajak kim dengan menarik tanganku pelan.

Saat sedang terduduk berdua.

"Keliatannya ditaman ini cuma ada kita berdua ya kim?" ucapku menatap kim.

"Memang ufa. Sebetulnya saya sengaja mempersiapkan ini, tadi saya hanya berpura-pura tidak tahu saja. Karena saya hanya ingin berlama-lama bersama anda saja Hee" jawab kim terkekeh sambil menggaruk-garuk kepalanya dan pipinya yang mulai memerah lagi.

"Hah? Kamu ini kim. (Aku tersipu malu) oh ya aku pengen nanya sama kamu dan aku pengen jawab pertanyaan kamu yang kemarin. Menurutmu aku harus bertanya dulu atau menjawab pertanyaan kamu dulu ?" ucapku sambil melihat langit dengan kaki yang aku goyang goyangkan.

"Hmm.. Menurut saya lebih baik jawab dulu saja." jawab kim

"Baiklah kim, aku enggak punya rambut soalnya aku udah terlalu sering berkemo. Aku selama ini mengidap penyakit kanker paru-paru stadium 2 semenjak smp. Gara gara botak kayak gini aku gapunya temen dan aku suka dibully terus sama mereka. Dan yang bikin aku lebih aneh, kamu yang sekarang mau temenan sama aku. Padahal aku belum pernah punya temen selama ini. (Ucapku mulai bersedih). Tapi ngomong ngomong kenapa kamu mau temenan sama aku ?"

"Wah, kasihan sekali kamu ufa, tenanglah kini ada saya bersama dengan anda. Hm jujur saja saat pertama kali saya masuk kelas, saya langsung melihat anda yang tampak acuh dan tidak seperti yang lainnya. Dari awal saya sudah tertarik kepada anda." jawab kim memberikan senyum yang dibumbui dengan kemanisannya itu.

"Benarkah? Tapikan tampang aku pas pasan sama aku gapunya rambut kim. " tanyaku kaget

"De, saya bersungguh-sungguh ufa. Itu hanyalah fisik bukan hati ufa." jawab kim

"Mereka hanya menilai anda dengan sebelah mata saja. Fisik tidaklah mempengaruhi tinggi atau rendahnya kita. Namun, fisik hanyalah sebagai tampilan kita semata, bukan hati ataupun tinggi rendahnya kita."
"Bagi saya anda tampak cantik, Aufa mauliasyifa."

"Terima kasih banyak kim." dengan tiba tiba aku memeluk kim begitu saja dengan terharunya.
Tersadarnya akan pelukan itu, aku langsung melepaskannya dan meminta maaf kepada kim.
"Maafin aku"

"Tak apa ufa, aku merasakan kenyamanan bersama anda. Terima kasih sudah mau menjadi teman terbaik saya disini." ucap kim sambil memelukku kembali. Kitapun berpelukan dengan erat dan penuh kebahagiaan dan kenyamanan jiwa.

"Kenyamanan, suatu rasa yang tak pernah ingin kita lepaskan, rasa yang tidak pernah dibolehkan untuk hilang dan sirna begitu saja, serta rasa dimana dapat memberikan kesejukan dalam hati dan jiwa."

Sacrifice LivingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang