Oh Tuhan, saat saat kita mengakui perasaan masing-masing itu aku harap tidak akan berakhir secepat mungkin. Aku ingin terus merasakan kasih sayangnya.
Tidak lama dari itu, beberapa hari kemudian kim tiba-tiba saja mendatangi ibu dan ayah untuk meminta izin. Aku tidak mengetahui entah apa yang akan kim bicarakan. Aku takut dia akan meminta izin untuk pergi meninggalkanku. Sungguh, aku merasa takut dan gugup.
" Ufa, ayo dong anterin aku nemuin ibu sama ayah kamu. Ayo dong aku mau minta izin nih." ajak kim.Aku hanya dapat terdiam merasa takut "enggak mau, kamu sendirian aja sana."
"Ih kenapa ? Ayo ih cepetan ufa"
"Atuh aku takut gamau ah sendiri aja"
"Ih apalah, kenapa takut ? Hahahaa cepetan" kim memaksaku menarik narik lenganku.
"Ih kim jangan ditarik sakit" ucapku kesakitan
"Iya udah makanya ayo ufaaaa.. "
"Yaudah ayo ayo. Tapi jangan tariku, sakitnih aku lemes"
"Hehe iya deh maafin." ucap kim terkekeh.
"Ish,!" desahku mengangkat bibir yang mungil ini.
Pergilah kami sama sama menemui ibu untuk meminta izin. Entah izin apa itu, kim menjengkelkan sekali. Tapi aku tetap sayang. Hee
" Siang ibu.. Ibu ini kim nih mau minta izin katanya gatau izin apaan dia bikin ufa puyeng." ucapku pada ibu" Siang juga nak. Iyaiya izin apa emangnya ? Jangan gitu dong ngomongnya tenang. Kayak yang kesel gitu." jawab ibu sambil bergurau sedikit dengan senyumannya yang indah.
"Hehe iya bu, aku boleh minta izinkan ? Tapi aku pengen minta izin sama ayah juga. Apakah ayah ada ?" tanya kim pada ibu.
"Oh ayah ? Ayahkan belum pulang kim. Sebentar lagi pulangnya tunggu aja sebentar lagi. Emangnya izin apa ? Bilang sekarang aja nanti ibu omongin sama ayah ufa."
"Yahh.. Enggak ah bu nanti aja aku ngomongnya kalo udah ada a-" ucapan kim terpotong mendengar ada suara pria separuh baya yang berteriak dari luar berbicara "ayah pulang" dan pastinya kalian tau ? Itu pasti ayahku.
"Nah itu ada ayah." ucap ibu
"Hah ? Aya apa ibu ?" tanya ayah heran
"Ini kim katanya mau minta izin."
"Ohaha.. Izin naon kim?" tanya ayah kembali pada kim
"Hehe begini, ayah ibu, kim pengen jujur, sebenernya kim dari awal udah sayang sama ufa. Kim pengen minta izin buat pacaran sama ufa. Kalo orang orang bilang sih kim mau nembak ufa gituh.." ucap kim dengan malu.
Hah ?? Deg deg
Oh Tuhann.. Apakah benar yang diucapkan kim ?? Ya Tuhan.. Aku telah berburuk sangka padanya, maafkan aku. Terima kasih Tuhan.
"Kim??" ucapku kaget
"Hehe aku lagi serius nih ufa. Jangan dulu kaget aku jadi maluu" ucap kim malu-malu tidak mau diam dengan tangan yang tergenggam dan diimpit oleh kedua kakinya.
"Ohhahahhahahahhahahahaa.. Ya ampun hahahhaah." ibu dan ayah tiba-tiba tertawa terbahak bahak.
"E? Loh ibu dan ayah kenapa ketawa ? Kim beneran."
" Iyaiya ibu dan ayah minta maaf, ibu dan ayah menyetujui semuanya kok kim. Kami kira kamu dan ufa udah pacaran."
"Hehe kim dan ufa belum pacaran, soalnya kim takut dan masih malu buat ngakuinnya."
"Yaudah, gapapa ayah dan ibu izinin kalian bobogohan. Lagian kalian sekarang udah dewasa. Udah kelas 3 sma. Sebentar lagi oge kalian lulus." ucap ayah
"Oke ayah ibu, terima kasih atas semuanya. Kim janji mau ngejagain ufa. Kim enggak akan ninggalin ufa. Kim bakalan lakuin apapun buat ufa bahagia."
"Kim ??" ucapku kaget lagi."Apa ufa ? Kamu mau kan jadi pacar aku ?? Aku sayang ke kamu."
"Pacar ??" ucapku bengong
"Iya pacar. Kamu gamau ??" ucap kim mulai melemah
"Aku mau." memeluk kim dan tiba-tiba saja.
.
.
.
.
.
.
Aku terjatuh dalan pelukan itu. Semua orang kaget. Ayah, ibu, dan kim benar benar terlihat kaget dan sangat khawatir. Aku melihat itu semua sebelum mataku benar benar terpejam dan gelap begitu saja.
"Ufa ?""Ufa bangun"
"Ufa kenapa kamu sayang cepat bangun sayang. Bilang pada ibu."
"Ufa kenapaa.. Bangun ufaa kenapa ufa bangun."
Semua orang tampak menangis dan sedih melihatnya.
Pada saat itu rasanya aku sangat tidak berdaya dan tidak mampu untuk berdiri dan membuka mata. Pernapasanku mulai tidak terkontrol lagi. Rasanya bebar benar ahhh.. Aku langsung tidak mampu merasakan apa apa dan aku tahu bahwa mataku ini terpejam. Sebelum aku benar benar tidak berdaya aku sempat berbicara.
"Terima kasih kim. Ibu dan ayah, aku sayang kalian. Aku harap aku enggak akan pergi dulu buat ninggalin kalian. Kim, sebentar lagi kita lulus. Semangat ujian ya, jangan tinggalin aku. Ini langkah awal kita" dan terpejamlah matakut tidak merasakan apapun." Hari berbahagia, inilah hari kebahagiaan ku. Karena aku mendapatkan kepastian darimu, aku mohon dalam langkah awal ini janganlah kamu meninggalkanku. Aku yakin, nyawaku tidak akan diambil terlebih dahulu sebelum kita benar benar ada dalam kepastian yang sesungguhnya. Aku sayang padamu, Kim"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Living
AcakMungkin aku memang tampak berbeda dari yang lain, yang dapat membuatku merasa iri dan tidak percaya diri dan bahkan ku dijauhi semua orang, mereka tidak menyukai apalagi sampai menemaniku. Dan mungkin karna aku berbeda dari mereka yang benar benar s...