"Aku mau ngomong sama kamu" kata seorang perempuan
"Mau ngomong apa?"
Perempuan tersebut mengambil beberapa kertas dari tas nya.
Kertas pertama
"AKU" eja si laki-laki
"MAU" Ejanya lagi
"KITA"
"PUTUS!"
"Eh, apaan maksud kamu? Kamu mau kita putus? Tapi kenapa, Fan? Apa salah aku?" tanya si laki-laki dengan nada kecewa dan sedih.
"Maaf, Zul, aku ga bisa lanjutkan hubungan kita. Aku ga bisa wujudkan keinginan kamu yang ingin seperti pasangan 'normal' yang kamu maksud. I am who I am. They are who they are. I can't be like them. Sorry" si perempuan mulain meneteskan air mata.
Ok, waktunya gue masuk.
"Yuk, Van! Kita samperin client kita!"
"Iya, ayo!"Kami berdua langsung menuju kelokasi dimana client kami-Fanny-memutuskan pacarnya -Zully-.
"Hai, gue Vanno. Ini teman gue, Salsha. Kami disini karena ingin membantu client kami, Fanny" jelas Vanno
"Ok, kalau ini yang lo mau. Lo ribet amat sih, Fan. Lo minta putus, ya gue cari cewek lain. Bye, Fanny!" kata Zully kemudian ia angkat kaki meninggalkan kita dengan Fanny yang maaih menangis di pelukan gue.
"Udah, Fan! Jangan nangis lagi. Gimana perasaan lo sekarang? Udah lega? Mendingan?"
Fanny tersenyum ke gue.
"Udah, mbak. Makasih ya, mas Vanno! Makasih juga ya, mbak Salsha. Fanny udah lega sekarang" katanya sambil melepas pelukan gue
"Ok, guy! Kasus ini..."kata Vanno
"SELESAI!" Tutup kami berdua
****%%%******%%%******
Ok, kita belum berkenalan. Let me introduce my self. Nama gue Salsha. Tiffanny Salshabilla Stylinson. Biasanya orang tua gue manggil gue Tif, Fanny, Billa, Assya, Alsa, and whatever my parent want. Teman-teman gue biasanya manggil gue Salsha atau Billa. And you can call me whatever you want. Gue masih mahasiswa di unversitas di Jakarta. Gue juga jadi host salah satu acara TV, Katakan Putus.
Yeah, acaranya tentang momen putus sepasang kekasih. Alasannya banyak yang klise. Selingkuh, ga di restui orang tua, dan matre. Tapi yang paling sering itu selingkuh. Kalau menurut gue pribadi, sih, mereka cuma udah bosen aja sama pasangan masing-masing.
Oya, partner gue di acara itu Vanno. Kevanno Arlando. Seorang anak band. Kita satu universitas tapi beda jurusan dan fakultas. Gue juga baru kenal Vanno di Katakan Putus.
Yang menarik dari cerita atau alasan client-client gue itu yang si cewek nya ga nyaman sama hubungannya sendiri. Masih murid SMA, sih. Si cewek ini, tomboy, petakilan, dan seorang fangirl. Nah, sedangkan cowoknya, agak pendiam dan yeah, seorang fanboy dari Ariana Grande. Tapi yang buat ga nyamannya bukan itu kata si cewek. Katanya ada 'sesuatu' yang mengganjal.
Them story alike my story.
Cerita mereka mirip cerita gue dulu sama mantan gue waktu SMA.
Flashback on
5 tahun yang lalu....
"Sekarang, nih?" tanya seorang perempuan dengan temannya.
"Tapi gue ga tega, lho! Gue kasihan liatnya. Tapi gue udah ga tahan sama dia"
"Kalau menurut gye sih, ya, mending hari ini aja. Biar sekalian capek"
"Ok, kalau gitu, selesai acara, kita temui pasangan masing-masing. Deal?"
"Deal!"
Beberapa jam kemudian...
"Bang, aku mau ngomong. Tapi ga disini" panggil seorang perrmpuan kepada seorang laki-laki yang sedang duduk santai dengan teman-temannya.
"Kenapa, Sal?" tanyanya
"Duduk dulu, bang!" katanya"Jujur, aku ga nyaman sama hubungan kita. Dimana orang-orang sering menggunjingku. Walaupun mereka tidak tahu apa-apa tentang aku, tentang kamu, dan tentang kita, tapi rasanya tetap sakit" lanjutnya sambil menahan air mata
"Kamu ngomong apa,sih, Sal?"
"Aku mau putus sama kamu" balasnya
Terjadi keheningan beberapa saat.
"Kasih aku satu alasan!"
"Aku ga nyaman. Aku ga bisa menjadi pacar yang 'normal' menurut abang. Aku ya, aku. Mereka ya, mereka. Caraku menunjukkan sayang ya, begini"
"Abang juga sebenarnya mau juga seperti pasangan-pasangan lain. Tapi ya, abang mencoba untuk mengerti Salsha. Karena abang udah cinta sama Salsha. Abang berusaha untuk menerima apa yang ada di diri Salsha. Abang pernah bilang sama teman-teman ababg di kelas, kalau Salsha itu yang jadi terakhir buat abang. Tapi kalau Salsha mau begini, ya, abang bisa apa?" balas si laki-laki dengan menahan air matanya. Dari mata si perempuan tampak binar lega dan senang.
"Sorry!" kata si perempuan. Yeah, hanya kata itu yang bisa ia ucapkan saat ini. Memangnya apa lagi? Mau bilang 'wah, terimaksih ya bang! Akhirnya gue jomblo juga!' ga mungkin, kan?
"Iya, udah, ga apa-apa. Ga usah merasa bersalah gitu"'Merasa bersalah? Enggak ada sih' batin si perempuan
"So, kita sekarang berteman?"tanya si laki-laki
"Yep!" jawab si perempuan dengan senyum senang.
Flashback off
"Woy! Melamun aja lo!"
Gue pun langsung tersadar dari lamunan gue tentang masa SMA gue dulu.
Gue pun tersenyum
"Eh, Vanno. Enggak. Cuma lagi flashback aja. Lo ngapain disini?"
"Just walking walking around" jawabnya
"Inggris lo! Walking-walking!"
"Hehehe..." cengirnya
"Jiah.. Malah nyengir! Eh, btw, gue ikut dong walking-walking aroundnya. Gue bete"
"Ok!"
"Mau kemana? Lo naik apa?"
"Gue ga tau mau kemana. Gue naik sepeda"
"Sepeda lo mana?"
"Tuh, gue parking di depan"
"Ohh.. Yaudin, ayo, kita walking-walking around!"
"Hahaha! Ok!" "pegangan yang erat"
Gue sama Vanno pun langsung cus tanpa tau mau kemana.
Sore menjelang magrib kita pulang kerumah gue dulu, baru deh, dia pulang kerumahnya.
Rumah gue sama rumah Vanno searah, tapi jauh, jaraknya.
"Tankayu ye, My Dear Vanno!"
"Sami-sami atuh,neng!" "eh, gue langsung balik ye, bentar lagi adzan. See ya tommorow, honey!"
Tawa kami pun pecah seketika. Yeah, begitulah gue sama Vanno. Walaupun baru kenal sembilan bulan yang lalu, gue udah nyaman sama dia. Maksud 'nyaman' disini sebagai teman. Gue sering curhat ke Vanno. Begitu juga sebaliknya.
Kalau masalah panggilan sayang-sayangan mah, biasa bagi kami. Enggak sedikit juga yang menganggap kami pacaran. Di kantor pun, kami sering di jodoh-jodohin. Tapi, kita cuma senyum aja. Memangnya mau bilang apa? Kalau bilang 'enggak pacaran' pada enggak percaya, dibilang pacaran, emang ga pacaran. So, senyum aja. Ye gak?
########################
Diatas fotonya Vanno
pxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah!
Random"Ok, guys, kasus ini kita anggap SELESAI" "Cut!" "Good job, Salsha!" "Thank you, mas! Aku balik dulu ya, mas?" "Iya, hati-hati di jalan ya!" "Ok!"