Iya, tapi-"Tok... Tok... Tok...
Kalimat Papa terpotong oleh ketukan pintu.
"Biar Alsha aja yang buka pintunya" kata gue
Ceklek
Shit!
Saat tau siapa yang mengetuk pintu tadi, cepat-cepat gue tutup kembali pintunya.
"Siapa, Sya?" Tanya Daddy
"Bukan siapa-siapa, Dad. Cuma orang gila nyasar" jawab gue
"Suruh aja Vanno masuk. Kasihan dia. Pasti dia capek" ujar Papa
"Biarin aja, Pa. Alsha malas ketemu dia"
"Kamu jangan kayak gitu, Alsha. Bagaimanapun juga, Vanno kan pacar kamu" kata Papa
Whut?
"Apa?"
Sejak kapan gue pacaran sama makhluk astral kayak dia?
"Kita nggak pernah pacaran" jawab gue datar
"Salsha, bukain pintu nya dong. Gue tau, gue salah. Gue minta maaf, Sal. Please, forgive me. I don't know if you'll mad on me. Please, I beg you. Forgive me" kata Vanno dari luar sana.
"Tuh, dengerin! Vanno kan udah minta maaf"
Gue menghela napas berat
"Jangan sering menghela napas! Kamu seperti tidak mensyukuri hidup" nasihat Daddy
"Ok, Daddy" balas gue sembari membukakan pintu untuk Si Kucluk Vanno.
"What?" Tanya gue singkat dan datar
"Salsha? Thanks god! Salsha, look! I.. I am so sorry! I know, that was my fucking fault. I am so sorry, honey! Please, forgive me" diakhir kalimatnya, Vanno berlulutut dihadapan gue.
"Lo apaan sih? Lebay, deh! Emang kalau lo berlutut bakal gue maafin? Terus, lo mau di bilang cowok yang romantis? Gitu?" Omel gue
"Thank you, Sal! Akhirnya!" Kali ini Vanno meluk gue diakhir kalimatnya.
"Please, deh, Van" kata gue malas tanpa membalas pelukkannya.
"Hehehe" Vanno nenyengir kuda
"Ehm!" Gue yakin ini deheman Papa
"Ehm! Uhukk... Uhukk.. UHUKKKHMMM... Keselek kodok" Nah, kalau yang lebay ini deheman Daddy
"Dad, Pa. Jangan lebay, please!"
"Papa nggak lebay, Alsha! Daddy kamu tuh yang lebay" yah, ngambek lagi deh si Papa.
"Honey, sweetheart, sugar, love, jangan ngambek dong?" Bujuk Daddy sambil mengejar Papa
"Dada ngambek deh"
"Hmm" gumam gue
"Eh! Assya, Vanno nya suruh masuk, dong" kata Daddy yang sempat berhenti sebetar mengejar Papa.
"Ok, Daddy " jawab Vanno. Setelah itu, Daddy kembali mengejar Papa yang ngambek.
Ya, seperti yang lo duga, Vanno menggil orang tua gue dengan sebutan Papa dan Dadda. Itu inisiatif Vanno sendiri.
Papa untuk Daddy, dan Dada untuk Papa. Rempong amat dah si Vanno.
"Lo udah dengar, 'kan?"
"Iya, gue udah dengar" setelahnya Vanno masuk.
"Mau minum apa?"Tanya gue
"Terserah lo aja. Kalau bisa yang berwarna dan dingin. Oh, iya, Ada rasanya juga ya kalau bisa" jawab Vanno
Pun gue melesat ke dapur dan membuatkan minum untuk 'tamu' gue.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
"Ok, guys! Balik lagi sama gue, Vanno"
"Dan gue, Salsha. Di..."
"Katakan Putus. Nah, Kali ini, klien kita seorang lelaki yang bernama Rifan"
"Nah, si Rifan ini, punya cewek yang bernama Ridha. Menurut Rifan, Ridha berselingkuh dengan sahabatnya Ridha"
"Iya, kak, Ridha belakangan ini nggak mau ketemu gue lagi. Dia juga sering berduaan dengan Rifal, sahabatnya dari SMA." Terang Rifan tentang Ridha
"Lo jangan su'udzan dulu sama Ridha. Mungkin aja mereka sedang mengerjakan tugas. Siapa tau? Emang lo tau apa yang dibicarain mereka?" Tanya Vanno
"Enggak, sih. Tapi, 'kan mereka sering ngobrol berdua. Ridha lebih sering ngobrol dengan Rival dibanding dengan gue" jawab Rifan
"Gini aja... "
👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔🆔
.pxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah!
Random"Ok, guys, kasus ini kita anggap SELESAI" "Cut!" "Good job, Salsha!" "Thank you, mas! Aku balik dulu ya, mas?" "Iya, hati-hati di jalan ya!" "Ok!"