Alwi? Salsha?

31 5 1
                                    

"Sal, kok nama klien nya kayak nama gebetan lo, ya?" tanya Vanno tanpa menoleh ke gue.

"Lo ngomong sama siapa?" tanya gue

"Sama lo, lah! Sama siapa lagi? Tante kunti?"

"Ya abis nya lo kaga liat ke gue"

"Nih, coba deh baca namanya!" kata Vanno sambil menyodorkan laptop kegue yang sedang duduk di sebelahnya.

Gue pun menuruti kata-katanya. Saat gue baca nama pengirim e-mail yang masuk ke e-mail Katakan Putus, Dan, seketika...

Deg!

Satu nama yang buat gue diam.

Alwi.

Alwi Hanafiah.

"Woy, Sal! Sadar, sal! Astagfirullah! AllahuAkbar! Wahai jin-jin yang merasuki tubuh Salsha, keluarlah! Karena Salsha kurus, gak ada daging nya, tulang semua. Jadi, keluar lah!! Astagfirullah!"

Tiba-tiba...

Byuuurrrrr!!!!

"AAAAA... VANNO!!! VANNO BANGSAT! SINI LO!"

Gila! Siapa yang gak terkejut coba tiba-tiba disembur? Wah, parah memang Vanno. Dan apa tadi katanya? Jin-jin yang merasuki badan gue? Badan gue kurus? Gak ada danging? Tulang semua? Dan apa tadi? Dia nyembur gue pake air!

"LO PIKIR GUE KERASUKAN??!! SINI LO VANNO!!!!!"

Dan, Hap!

"Gotcha!"   tanpa membuang-buang waktu, gue langsung menjambak rambut kecoklatan Vanno.

"Sukurin lo! Siapa suruh ngomong gue kerasukan jin? Gue gak punya daging, tulang semua! Lo pikir gue apaan?!!" amuk gue

"Aw! Aduh! Duh! Sakit, Sal! Lepas dong! Nanti gue botak, siapa yang mau jadi pacar gue? Kalau lo mau sih gue gak masalah. Aw!"racau Vanno. Karena kasihan, gue pun melepas jambakkan gue di rambutnya.

"Lagian juga gue diem karena nama itu"

Vanno langsung menoleh sebentar ke laptop yang gue letakkan di atas sofa tempat kami duduk tadi dan melihat kearah gue lagi.

"Ohh.. Alwi? Masih ada benih-benih cinta nih?" goda Vanno sambil menaik-turunkan alis tebalnya.

"Bukan gitu" gue jalan menuju sofa dan memangku kembali laptop "gue mikir aja, pasti awkward banget pas ketemu besok. Apalagi dia calon klien kita"

Vanno langsung menyusul gue ke sofa dan duduk tepat di sebelah gue

"Lo gak mau? Kalau gak mau sih, it's okay no what-what. Kan masih ada klien yang lain?"

"Enggak gitu maksud gue"

"Jadi lo mau nerima e-mailnya dan ngebantu dia?"

"Iya. Kita ambil aja kasus dia. Sekalian reuni sama mantan gebetan. Hihihi..."

"Lo cantik kalo lagi ketawa, Sal"kata Vanno tiba-tiba
"Tapi cantikkan diam daripada ketawa. Ketawa lo kayak tante kunti. Ngeri gue!"tawa Vanno pun meledak

"Kau terbangkan ku melayang tinggi, lalu kau hempaskan kebumi" nyanyi gue "itu gambaran buat kata-kata lo tadi. Gue udah sampai langit ke tujuh, eh, langsung lo jatuhin. Kan nyesek!"

"Cie.. Baper!" "eh tadi apa? Melayang? Emang gue buat lo orgasme sampai melayang gitu" katanya sambil menatap kedua tangan dan 'adiknya'

Sisi lain dari Vanno.

Pervert.

"Sialan!"bantal sofa pun melayang ke wajah 'tampan' Vanno. Ya, gue akui, Vanno memiliki wajah di atas rata-rata.

Tawa kami pun meledak memenuhi ruang tamu apartement gue.

Gue sama Vanno memang setipe. Jahil, petakilan, dan omes. Hey, jangan salahkan gue! Salahkan saja otak gue yang memiliki batas kemesuman di atas rata-rata dibanding teman perempuan gue yang lain. Tapi, gue masih perawan ting-ting ye! Cuma otak gie aja yang suka mikir jorok.

-------------------------------------------

"Hello, guys! What's up? Gue, Vanno" buka Vanno

"Gue Salsha"

"Balik lagi di.."

"KATAKAN PUTUS!"

"Nah, klien kita ini, seorang cowok"

"Namanya Alwi" ada gelenyar aneh saat gue sebut namanya

"Kita udah janjian, nih, sama si Alwi di salah satu cafe"

Tampilan berubah menjadi gue sama Vanno yang sedang duduk di kursi cafe. Tak lama kemudian, datamg seorang cowok dengan kaos putih dan celana jins hitam. Rambut coklatnya yang mulai memanjang ditutupi dengan beani hijau lumut. Mata indahnya di tutupi kacamata hitam. Seorang cowok yang udah lama gue kenal. Gue sama cowok itu pun, bertatap-tatapan mata sampai akhirnya si cowok sampai di depan gue sama Vanno.

"Salsha?"katanya tiba-tiba

"Alwi?"refleks gue

+++++++++++++++++++++++++

By the way, itu foto Alwi.





pxx

Yeah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang