"Vanno?!!" kata Vanno menyebut nama dirinya dengan histeris yang membuat gue menemukan jalan keluar dari lamunan gue.
"Apaan sih, lo Van! GaJe tau gak?!" omel gue langsung duduk dikursi gue. Tanpa sadar, saat gue manggil nama Alwi tadi, gue berdiri."eh, duduk, Al!" lanjut gue dengan sedikit awkward.
Hening sejenak
"Alwi ya?"suar Vanno memecah keheningan yang terjadi diantara kita bertiga
"Iya, gue Alwi"
"Gue Vanno. Dan ini partner gue, Salsha!"
"Makin cantik aja lo, Sal! Apa kabar?" kata-katanya sukses buat pipi gue panas
"Eh, ba-baik, Al. L-lo sendiri gimana?"tanya gue balik dengan gugup.
Giman gak gugup? Gue ngomong sama orang yang pernah gue suka. Dan, udah lama ga ketemu. Bisa bayangin gimana awkward nya?
"Kalau gue baik, gak mungkin dong, gue disini. Ye gak?"
Mampus lo, Sal!
"Hahaha.. Iya juga sih" gue tertawa sumbang
"Uhuk! Uhuk! Keselek kodok gue!" Vanno pura-pura batuk. Gue hanya memutar bola mata gue
"Gue aminin baru tau rasa lo!" balas gue
"Astagfirullah, ya Allah! Jangan! Nanti hambamu yang tampan ini bisa jomblo seumur hidup, ya Allah! Do'a lo jahat amat sih, Sal!" kesalnya
Tiba-tiba terdengar suara tawa dari arah depan.
Alwi tertawa
"Hahaha... Kalian lucu deh! So sweet, gimana gitu. Ga jadian aja?"
Gue cuma bisa nyengir kemudian menoleh sebentar ke arah Vanno dan menatap kembali kearah Alwi.
"Kalau gue sama dia" kata gue sambil menunjuk Vanno dengan jempol gue "apa jadi coba? Yang ada gue ga bisa jalan!"
"Ih!!" Vanno menyerngit geli
"Lagian juga siapa yang mau situ. Datar kayak papan cucian aja bangga!" lanjutnya"Wah, lo belum tau dalamnya gue kayak apa! Nicky Minaj aja kalah sama gue!"
"Hey! Hey! Kenapa kalian malah ngobrol? Lanjutin kasusnya!" teriak mas Ardi-pengarah acara
Gue sama Vanno nyengir
"Hehe.. Mangap, bang! Ke bawa suasana" kata Vanno
"Hehe.. Iya, mas! Sorry, ye! Lanjut lagi deh nih!" sambung gue
"Ok, mulai!" teriak mas Ardi lagi
"Ehm! Ehm! Ok, kita lanjut. Jadi, lo mau putus karena pacar lo belakangan ini cuek sama lo?" tanya Vanno ke Alwi
"Ya gitu, deh! Kayak yang gue tulis di e-mail kemarin. Jalan ke lima bulan ini dia 'berubah'"balas Alwi
"Jadi Power Ranger, Wi?"tanya Vanno bloon
"Lo jadi orang kok kelewat pintar ya, Van? Jadi gemes gue lihat nya! Ya gak mungkin lah pacarnya jadi Power Ranger!" gemas gue
"Kan gue nanya ,Sal!"
"Abaikan yang tadi. Maaf ya, Al! Dia orang emang rada-rada sengklek!"
"Iya. Enggak apa-apa"
"Nah, jadi lo mau kita ngapain?" tanya gue
"Gimana kalau kita selidiki Seina, Pacar gue?" usulnya
"Ok!" jawab gue sama Vanno
"Tapi enggak sekarang. Dia lagi luar kota. Katanya kangen sama neneknya. Besok dia balik sekalian gue mau jemput dia di bandara. Gimana?"
"Ok! Jam berapa?"
"Pesawatnya take off jam 10.00 pagi"
"Besok, jam 10 pagi di bandara. Ok?"
"Ok!" Alwi langsung berdiri dari kursinya "gue duluan ya, ada kelas soalnya. Makasih ya, udah mau bantuin gue!"pamit Alwi
"Santai aja kali, Al! Hati-hati, ye!"kata Vanno
"Sip!" jawab Alwi sambil mengancungkan jempolnya. Alwi pun menoleh ke para kru "gue duluan ya, mas, mbak! Ada kelas!" pamitnya lagi
"Iya, hati-hati!" jawab para kru
"Cut!" teriak mas Ardi
Gue sama Vanno langsung berdiri dari kursi kita masing-masing
"Kayaknya kamu sama Alwi udah kenal lama ya, Sal?" tanya mas Ardi
"Iya, mas. Teman SMA dulu"
"Ohh.. Yaudah kalau gitu, mas lanjut kerja ya?" pamut nya
"Iya, mas!" Jawab gue sama Vanno
"Kalian gak pulang?" tanya mas Ardi lagi
"Ini mau pulang, Bang. Kita duluan ya!" pamit Vanno
"Iya!"
Kami berdua pun angkat kaki keluar dari cafe.
***************************
"Langsung ke apartement, Sal?" suara Vanno memecah keheningan yang sedari tercipta didalam mobil
"Enggak, deh, Van. Gue turun di simpang aja. Gue mau kerumah Rara"
"Teman lo yang mungil itu?"
"Iya"
"Ok!"
Sesampainya disimpang dekat rumah Rara, mobil Vanno berhenti.
"Gak gue antar aja sampai depan rumahnya aja?" tanya Vanno
"Enggak usah. Lagian juga dekat kok rumah nya" tolak gue
"Yaudin kalau gitu, gue duluan ya!"
"Iya. Thank's ye!"
"Iye!"
Rara adalah teman atau bisa dibilang sahabat gue. Gue kenal Rara dari SD. Kita satu sekolah terus dari SD sampai SMA. Beru-baru ini, Rara pindah ke Jakarta karena mau kuliah. Kali ini, kita gak satu universitas.
Rara orang nya hampir setipe sama gue. Tapi dia versi kalemnya. Kalau gue petakilan, dia orangnya kalem. Tapi kalau pervert, ya, 11/15 lah. Gue yang 15!
***************************
Sepulang dari rumah Rara tadi, gue mampir ke toko buku sebentar. Paa gue lagi keliling nyari buku One Direction, gue ketemu sama Alwi.
Kita mampir dulu di Starbucks.
Apa gue pernag bilang kalau gue itu seorang Directioner? Fansnya One Direction? Yap, gue fangirl. Sekarang udah gue kasih tahu, kan?
#########################
Diatas Alwi semasa SMA
pxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah!
Random"Ok, guys, kasus ini kita anggap SELESAI" "Cut!" "Good job, Salsha!" "Thank you, mas! Aku balik dulu ya, mas?" "Iya, hati-hati di jalan ya!" "Ok!"