Rindu

15 2 0
                                    

Huhh...

Sudah berapa kali  gue menghela napas. Kenapa hidup ini begitu kejam?

Sudah hampir empat jam gue duduk di depan laptop dengan cangkir dan bungkus makanan ringan berserakan di atas meja, tetapi kenapa tugas sialan ini belum selesai juga??

Hayati lelah, bang!

Kepala gue menoleh kearah jam yang bergelantungan indah di dinding apartment gue.

22.59

Satu menit lagi jam 23.00

23.00

Kan betul!!

Tepat pada saat itu, benda pipih kesayangan gue berteriak minta di angkat. Siapa gerangan yang menelfon pada jam segini?

Pun gue menjawab panggilan tersebut tanpa meihat si pemanggil karena lelah.

"Ya? Dengan Tiffany Salshabilla Stylinson disini? Dengan siapa dan dimana? Apa password nya?" Kata gue saat menjawab panggilan tersebut.

"Heh! Kamu ini tidak sopan sekali dengan orang tua! Siapa Dan dimana kata kamu? Kamu tidak lihat, siapa yang menghubungi mu? Dan password? Siapa kamu memangnya?" Omel orang diseberang sana.

Mati gue! Batin gue

Ini suara Papa Edward

"Hehehe maafkan anak mu ini Papa! Tadi anak mu yang cantik ini tidak melihat siapa yang menelfon. Papa apa  kabar? Kok tumben jam segini baru nelfon? Daddy mana" jawab gue dengan pertanyaan yang beruntun

"Kalau kamu mau tau kabar Papa, kamu harus membukan pintu apartment mu. Disini dingin"

Gue menyerngit binging.

Buka pintu? Disini dingin? Gue tau di Chesire memang dingin. Lalu?

"Iya, Papa, Salsha tau di sana dingin. Apa urusannya sama pintu apartment Salsha?"

"Huhh.. Kamu ini! Papa Ada di depan apartment kamu. Makanya, cepat bukakan pintunya. Disini dingin"

Gue masih belum nyambung

"Alsha, kamu masih sayang, 'kan sama papa mu yang tampan ini? Kamu tidak Ada niat untuk membunuh kami, 'kan?" Suara Papa mengembalikan gue untuk berpijak kembali di bumi.

Dengan kekuatan bulan, gue melesat ke arah pintu apartment. Dan gue langsung membukanya. Terpampanglah wajah-wajah yang sudah lama tidak  gue lihat selama beberapa tahun terakhir.

Papa Edward dengan Daddy Will yang sedang bergandengan tangan dan tersenyum. Saling menghangatkan satu sama lain.

"Hai, anak papa!" Sapa Papa duluan

"Anak Daddy!" Setelahnya gue mendapatkan pelukan hangat.

"Alsha kangen sama kalian. Kenapa Papa sama Daddy tidak bilang ke  Alsha kalau mau kesini?"

Yeah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang