If Only | PCR

715 49 1
                                    

a fanfiction by pinktamin

Posted at 140416

Park Chorong | Nam Woohyun (Infinite)

♡♡♡

Seorang gadis berambut panjang dengan warna agak kecoklatan itu berjalan seperti biasa layaknya mahasiswa lain yang tengah melewati koridor kampus ini juga. Sesekali membalas sapaan dari beberapa temannya yang berpapasan dengannya.

Ya, awalnya biasa saja, tidak sampai matanya menemukan sesosok yang tidak ingin ditemuinya untuk saat ini -atau mungkin selamanya.

Gadis itu mulai gelisah. Kepalanya mulai menoleh kekiri dan kekanan mencari jalan untuk menghindar. Apa yang harus kulakukan? Terus berjalan melewatinya atau menghindar saja?

Saking sibuknya memikirkan jalan keluar membuat gadis itu tidak sadar bahwa sosok tersebut kini mulai dekat dengannya. Tidak ada jalan lain, gadis itu harus berani melewati sosok yang dihindarinya itu. Menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya pelan. Merilekskan tubuhnya, setidaknya menghilangkan kegugupan yang tengah dirasakan gadis itu.

Satu langkah... dua langkah... tiga langkah... em-

"Annyeong, Chorong-ah"

Gadis itu ーChorong menghentikan langkahnya, memejamkan matanya erat. Ia begitu gugup, disamping itu juga kesal. Kenapa dia harus menegurku, sih?

Sekali lagi Chorong menarik nafas dan menghembuskannya pelan, kemudian perlahan memutar badannya menghadap orang yang tadi memanggilnya. Tangannya mengepal, meremas gemas ujung tangan bajunya yang kepanjangan.

"Oh, annyeong. Nam Woohyun!"

Chorong tersenyum lebar, meskipun sangat terlihat bahwa senyum tersebut sangat dipaksakan.

"Kau baik-baik saja?"

"Oh, tentu. Aku baik-baik saja, sangat malah"

Kalau tadi Chorong memaksakan senyumnya, kini dia memaksakan tawanya. Membuatnya yakin kalau dia tampak aneh dimata Woohyun sekarang.

"Ada apa memanggilku?"

"Aku hanya..."

Woohyun terlihat menggarukkan belakang kepalanya bingung, membuat Chorong gemas. Uh, Chorong bukannya tidak suka dengan lelaki ini. Hanya saja terlalu lama berdekatan dengan lelaki bernama Nam Woohyun ini membuat jantungnya bekerja secara tidak normal.

"Kalau tidak terlalu penting lebih baik aku pergi saja"

Chorong hampir saja melesat pergi dari hadapan Woohyun kalau saja lelaki itu tidak menggenggam pergelangan tangan Chorong. Membuat Chorong terpaku ditempat, mengerjapkan matanya pelan. Namun kemudian dia langsung sadar dan berbalik lalu melepaskan genggaman Woohyun (dengan berat hati).

"Ah, maaf"

"Tidak apa"

Hening. Kedua insan tersebut terlalu asik dengan pikiran mereka masing-masing.

"Eum, Chorong. Soal semalam, itu.."

"Ah, itu. Tidak usah dibahas. Aku tau, aku terlalu memalukan sebagai wanita karena terlalu berani"

"Bukan begitu.." Woohyun mengangkat kepalanya, menatap Chorong dalam. "Tidak masalah dengan kau seorang wanita atau kau terlalu berani. Hanya saja, aku-"

"Aku mengerti" Chorong menghela nafas, membuang wajahnya. Takut-takut terlalu lama menatap mata Woohyun akan membuatnya terjatuh lebih dalam lagi. Dan itu pasti akan sakit. "Kau sudah memiliki Dasom, aku tau"

Woohyun mendesah pelan, menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku"

"Tidak, harusnya aku yang minta maaf karna telah lancang menyatakan perasaanku padahal aku sudah tau bahwa kau telah mempunyai kekasih"

Mereka kembali terdiam, terjebak dikeadaan yang sangat canggung dan sudah pasti tidak mengenakkan.

"Andai saja-"

"Maaf aku harus pergi"

Chorong kemudian berpaling dan berjalan meninggalkan Woohyun begitu saja. Tapi tak lama ia menghentikan langkahnya, berdiri tak jauh dari tempat Woohyun tadi.

"Maaf atas kejadian semalam"

Lalu Chorong benar-benar pergi dari hadapan Woohyun. Meninggalkan Woohyun dengan sejuta perasaan bersalah dibenaknya. Tapi sebelum Chorong pergi, Woohyun dengan jelas mendengar gadis itu tadi berucap dengan suara yang bergetar.

Chorong mempercepat langkahnya, sesekali menabrak orang yang melewatinya. Air matanya mengalir begitu saja, membuatnya begitu sesak. Padahal dia berharap kalau setidaknya hari ini saja dia tidak bertemu dengan Woohyun, orang yang disukainya sejak lama. Namun ternyata Tuhan berkata lain.

Chorong merutuki dirinya sendiri. Menyesali betapa bodohnya dia, terlalu asik mencintai Woohyun dalam diam. Begitu lama dia memendam dan tak pernah menunjukkannya karna terlalu takut dan malu. Dan disaat keberanian mengungkapkan itu muncul, itu malah muncul disaat yang tidak tepat. Saat dimana orang yang telah lama disukainya sudah memiliki kekasih.

Ya, Woohyun. Andai saja aku lebih dulu daripada Dasom. Andai saja keberuntungan lebih berpihak kepadaku. Andai saja..

Finish♡
Written 2014, december 5.
Yosh~ pertama kalinya bikin FF genre kayak gini. Semoga feelnya dapat ya~

Pink MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang