Tips Cinta Lintas Negara

2.3K 331 11
                                    

Panggil saja namaku Prilly, aku hanya seorang gadis yangbekerja disalah satu klinik swasta di daerah Jakarta Selatan. Pekerjaanku bisadibilang menyenangkan ya walau jujur aku sering mengeluh dengan rutinitas yangkujalani. Tersenyum memamerkan gigi sepanjang hari, menyapa setiap orang yangdatang dengan ragam keluhan.

Dulu, aku masih ingat usiaku 8tahun. Aku mengalami sakitdiare yang memaksaku harus dirawat selama 5 hari dirumah sakit. Rumah sakit,sebuah nama yang dicantumkan khusus bagi mereka yang sakit termasuk aku.Menatap sekeliling ruangan yang berbau obat menyengat lalu beberapa perempuanberbaju serba putih lengkap dengan kerudungnya. Dan satu lagi pria tua denganrambut sedikit memutih serta tahi lalat dikiri dagunya. Berbaju kemeja kotakkotak lalu dipadukan jas putih kebesaranya.

Masih kuingat, namanya Dokter Widayat Sp.A. Dia adalahdokter pertama yang aku kenal, jujur aku sangat kagum padanya cara menyapa anakanak yang sakit, memberi hadiah jika pasiennya sembuh atau pintar minum obat.Lalu 1 lagi perempuan cantik berhijab, serta lesung pipit yang bertenggerdipipi chubbynya. Lala Karmela, aku memanggil nya "Kak Lala" Diaadalah seorang suster "Magang" Di rumah sakit itu.

Kak Lala adalah type wanita penyabar, sikapnya lembut dansangat baik.

Aku selalu memperhatikan gerak geriknya saat memasukiruanganku. Entah itu menyuntikan cairan melalui botol infusku, ataumenggantinya.

Masih kuingat, hari itu hari kedua aku dirawat, dudukdisuapi bubur lembek dan telor asin ughh rasanya tidak enak. Tiba tiba Kak Laladatang tersenyum manis kepadaku.

"Hai Iyi, Kakak bawain susu buat Iyi tapi harus janjimau abisin buburnya" Aku tersenyum senang menerima sekotak susu Full creamkesukaanku. Dan dengan senang hati aku memakan semua bubur yang tidak enak itu.

3 hari kemudian, Dokter Widayat datang bersama Kak Lala,memberi kabar bahwa aku sudah boleh pulang.Senang tentu saja, bisa mainprosotan lagi atau main barbie dirumah. Tapi sedih harus berpisah dengan Kakakcantik yang baik itu.

"Kak Lala, nanti kalau Iyi gede Iyi juga mau ah jadisuster biar kaya Kaka" Seruku antusias saat aku didorong dikursi rodamelewati lorong rumah sakit menuju parkiran.

"Hihi iya Kaka doain biar Iyi jadi Suster. Tàpi kalaulagi periksa jangan nyanyi yah" Ujarnya mencubit hidungku hingga akumengaduh. Kami tertawa puas sambil menjilati eskrim coklat menunggu mobiljemputanku. Hingga tak kusangka itu pertemuan terakhirku dengannya. Akumelambaikam tangan dibalik kaca mobil hingga mobilku menjauh dari Rumah sakit.Saat itulah aku memiliki impian menjadi seorang perawat. Bekerja dengan seragamserba putih, berjalan berdampingan dengan dokter melewati lorong atau memasukiruang demi ruang tempat pasien dirawat. Atau lebih serunya lagi menolong orangyang sakit, hafal obat, tau bahasa medis dan bisa membantu menyembuhkan orang.Itu menakjubkan hingga impian itu akan ku gapai dengan keseriusanku belajar.

"Hey, ngelamun lagi tuh bakso jalan ntar" Akuterlonjak kaget saat Alan sahabatku menepuk bahuku, mengingtkan bakso yangkupesan sudah tersaji dihadapanku. Kejadian 12 tahun lalu mengingatkanku padamasa pertama kali aku jatuh cinta dengan profesiku. But lihat sekarang jujuraku sering mengeluh lelah ternyata jadi perawat itu capek. "Kita ini kerjagak main main lho, tapi gajinya kok main main....Tapi lihat mereka yang kerjamain main gajinya bukan main." Gumamku sambil menyuapkan bakso kedalammulutku.

"Haha curhat lo? Udah dari zaman Fira'un kali"

"Haha bisa jadi, udah ah masuk lagi yuk" Ajakkutanpa menghabiskan bakso ku yang malang, setelah aku membayar baksoku akusegera beranjak melanjutkan aktifitasku.

"Prill, bisa minta tolong gak?" Alan yang bertugasdiadministrasi berteriak memanggilku.

"Kenapa?''

"Lo jagain administrasi ya, gw ada urusan mendadak.Sekalian kalau ada pasien lo daftar" Hei bung apa apaan ini enteng sekalidia bicara.

"Ok tapi gaji lo separo punya gw" Jawabku sambilmenaik turunkan alisku.

Tips And Trik Ala KSAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang