PERJODOHAN!!!

699 14 2
                                    

     Echa turun dari ojek online yang ia pesan saat pulang dari kampus. Begitu memasukin pekarang rumahnya ia dibuat bingung hingga membuat ia mengerutkan keningnya. Sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya dan yang membuatnya ia lebih bingung,kenapa mobil sebagus dan semahal ini ada di halaman rumahnya. Rasa penasaran semakin memuncak membuat ia semangat memasuki rumahnya.

"Bundaaa"

Depp

Echa mematung saat tahu,siapa yang menamui rumahnya?

Prabudinata,kakeknya.

'ada apa nih?' batinnya bertanya.

Prabu menatap echa lekat,masih ada hawa kebencian di matanya. Echa menatapnya tanpa ekspresi. Tak lama ia sadar jikalelaki ini yang di hadapannya ini adalah orang yang telah membuangnya 5 tahun yang lalu. Emosi echa sedikit demi sedikit menaik. Echa melangkahkan kakinya ke depan.

Di tatapnya prabu dengan marah "ngapain anda disini?" Tanyanya formal dan tegas.

Prabu berdiri menjajarkan posisinya dengan echa.

Dewi bangkit dari duduknya,berjalan ke samping echa.

"Jangan bicara sekarang,pah. Biar aku ngomong baik-baik ke echa"kata dewi sambil merangkul echa. Prabu menatap dewi angkuh.

"Baiklah"hanya itu jawabannya dan lalu ia melangkah pergi dengan 2 bodyguardnya yang berbadan kekar dan seorang supir,yaitu pak......,ia menatap echa tersenyum,echa bisa lihat di matanya berkaca-kaca saat melihat echa,ada rasa rindu yang terpendam disana. Echa membalas senyumannya sambil menangangguk.

....

Saat dikamar dewi menyampaikan amanah prabu kepada echa.

"HAH... JODOHIN" kata echa histeris.
"OH NO.. NO.. NO.. BUN,INI GAK LUCU. Lagi untuk apa kita bantuin tua bangka itu,5 tahun yang lalu kita dibuang sama dia bun. Dan sekarang aku harus dijodohin demi perusahaan dia. JANGAN HARAP" ujar echa frustasi.

Dewi bingung harus berbicara apa. Sebab,dewi juga tidak rela membiarkan echa dengan laki-laki sembarangan,yang tidak kenal asal-usulnya.

Echa duduk dipinggir kasur. Kesal dan marah bercampur menjadi satu membuat air mata yang ia tahan tak bisa di tampung lagi. Air mata yang mewakili perasaannya saat ini. Rasa ketidakadilan dalam hidupnya selalu ia rasakan,bagaimana bisa ia membantu tua bangka prabu itu sedangkan ia mempunyai masalalu yang pahit,saat dirinya di usir mentah-mentah atau sama dengannya di buang. Rasa benci kepadanya semakin makin bertambah. Tapi disisi lain ia juga sadar,kalau kakeknya tak akan sepeti ini olehnya kalau jane tidak meninggal. Dan menyebab ini di utamakan oleh orang itu,orang yang tak bertanggung jawab.

Tubuh echa berdikit gemetar karna tangisnya,dewi yang menyadari itu langsung duduk disebelahnya dan mendekapnya.

"Kita ini sedang diuji oleh tuhan,seberapa kuat sih dia bisa menghadapinya? Itu kata tuhan. Dalam menghadapi masalah boleh kita untuk menangis,karna menangis adalah obat yang paling ampuh untuk kembali menetralkan emosi. Tapi jangan terlalu larut dalam menangis,karna jika terus menangis tidak bisa mendapat jalan keluar. Kamu merasa hidup kamu ini tidak adil,dari kematian jane,kita diusir dari rumah,dan dibenci keluarga. Yah,kalo bunda jadi kamu,bunda juga akan berpikir seperti itu. Tapi bunda tak sepenuhnya berpikir seperti itu,karna bunda yakin dibalik masalah,tangis,duka dan terpuruknya seseorang tuhan sudah menyiapkan hal istimewah yang kita sendiri tidak yakin akan mendapatkannya. Tapi rencana tuhan tidak main-main. Percaya itu. Rencana tuhan tidak main-main" kata demi kata yang keluar dari mulut dewi,sangat tenang echa mendengarnya dan mudah ia cermati. Motivasi yang terbaik dari ribuan motivasi yang echa baca di medsos,buku,dan lainnya.

"Jadi yang terpenting untuk kamu mendapat kebahagian itu kembali adalah dengan memaafkan. Maafkan orang itu,maafkan kakekmu,maafkan keluargamu. Berdamai dengan masalah,maka masalah itu akan kalah dengan sendirinya" dewi mengecup kening echa.

"Echa bukan bunda yang selalu kuat dengan apapun"kata echa frontal.

"Bunda manusia,kamu juga manusia. Kenapa gabisa"

Echa bungkam dan kembali menangis,kali ini ia menangis karna tertegun karna kekuatan hati sang bundanya,kebaikan yang selalu dilimpahkan kepada siapapun tanpa minta imbalan,kasih sayang yang diberi kepada siapapun dengan hati tulusnya. Bundanya bagi Echa adalah malaikat nyata di bumi ini dan echa beruntung ada disisinya.

"Emang orang yang mau dijodohin sama echa kayak gimana,pasti jelek ya,bapak-bapak yang beristri ya"ucap echa sambil bergedik geli.

Dewi tertawa "dia anak dari yang punya perusahaan yang ingin membantu perusahaan keluarga kita,hmm kalo gak salah tadi kakek ngomong umurnya 22 tahunan atau berapa gituh,pokoknya gak beda jauh deh sama kamu."

"Pasti anaknya culun ya,ingusan,pake kaca mata yang jadul yang udah silinder. Makanya karna gak ada yang mau sama dia. Dia minta dijodohin" echa semakin geli mendeskripsikan orang yang di hayalanya.

"Kamu ini gaboleh ngejelek-jelekin orang lain"protes dewi sambil menunjuk ujung hidung echa dengan telunjuknya.

"Atau orangnya gendut dan rada sedeng"frustasi echa yang terus membayangkan orang yang di dalam pikirannya.

"Dia mahasiswa di universitas indonesia. Di bagian kedokteran. Kebayangkan,bagaimana penampilan seorang dokter yang rapih,tata bicaranya sopan,dan pastinya ganteng dong."puji dewi.

'Masasih'

Echa tak yakin,buktinya seminggu yang lalu ia mengantar bella ke klinik karna lambungnya sakit,dan dokter klinik itu saat jorok dan eww. Sebelum memeriksa bella,dokter itu mengambil tissu dan tanpa izin ia mengeluarkan cairan hidungnya (ingus) di tissue itu dan membuang tissue itu ke tong sampah. Echa dan bella yang melihat adegan tersebut kaget dan perut mereka dibuat mual oleh dokter itu. Maklum sih walaupun dokter itu terlihat sudah 50 tahunan. Tapi etika sebagai dokter itu penting dan tak mengenal usia.

"Kamu terima ya dan kita balik ke keluarga kita lagi,kita bangun ketentraman itu lagi"bujuk bunda.

"Tapi echa udah senang hidup seperti ini. Echa bahagia"

"Walaupun begitu,tapi echa masih punya orang tua dan mereka pasti nunggu echa disana"

"Kalau dia nunggu echa,pasti dia nyariin echa,bun. Lihat aja sampai sekarang kagak tuh kabar mereka."

"Karena yang menghilang dari kehidupan mereka"

"Kalau begitu kenapa mereka gak tahan aku saat aku diusir"

"Keadaannya tidak mendukung,cha. Kamu mengerti posisi mereka"

Echa bungkam.

"Bagaimana?"

"Echa hanya mau perdekatan dululah bun"dewi tersenyum dan memeluknya erat. Air mata yang terjun ke pipinya langsung ia hapus.

....

Siang itu,dewi mengantar echa kerumah yang lama tak ia injak. Rumah prabudinata. Keadaan siang itu tegang,canggung,dan tak ada rasa rindu. Echa duduk sofa coklat dan disampingnya dewi yang telapak tangannya ia genggam daritadinya. Di hadapannya prabu,di kursi kanannya mamanya.

"Jadi bagaimana keputusan kamu"tanya prabu ke echa tetapi echa hanya melongos tanpa menjawab.

"Dia bersedia,pah"jawab dewi dengan santun.

"Bagus"

Echa sesekali menatap mamanya intens, ia bisa lihat dari mimik wajah mamanya,bingung harus berbuat apa,tetapi echa tak perduli.

"Pekan depan,keluarga abraham akan datang ke Rumah ini dan akan kita adakan makan malah bersama. Kakek minta selama seminggu ini,kamu tinggal disini"perintah prabu.

Echa menoleh ke dewi "sama bunda,ya"

Dewi menggeleng "gak bisa,cha. Nanti cattering bunda bagaimana dan nanti noval juga bagaimana. Seminggu aja kok,nanti bunda sering-sering main kesini"
Echa membuang nafasnya kasar. Lagi-lagi echa harus pasrah.

Dewi mengelus rambutnya lembut dengan senyuman yang selalu menenangkan hatinya.

abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang