Sudah sore, echa belum punya niatan bangkit dari kursi yang ia duduki di sebuah cafe di pinggir tamam kota, ia duduk di pinggir sehingga ia bisa melihat orang berlalu lalang di bawah dengan aktivitasnya masing-masing, Headset yang ia gunakan sedaritadinya pun belum juga lepas dari kedua telinganya, baginya musik adalah warna hidupnya dan headset penutup suara kejamnya dunia. Echa meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena berjam-jam duduk ditempat.
Satu headset sebelah kirinya terlepas yang ia rasa di tarik oleh seseorang, saat itu juga echa kaget bukan main dan ia langsung melihat ke sumber tersebut.
Ia tak bisa berkata-kata lagi, kini rasa terkejut bertambah berlipat ganda.
"LO?" Echa spontan berdiri.
"Iya.. gue" kata cowo itu cengengesan yang tak lain adalah dion.
"Biasa aja kali" tambahnya sebelum meminum coffe latte yang ia pesan.
"Duduk, pewe banget lo berdiri" kata dion sambil meletakkan kembali coffe lattenya dia atas piring kecil. Echa yang mendapat intruksi langsung melaksanakannya. Ia duduk, tapi tak untuk berlama-lama dengan dion di meja itu, ia langsung merapihkan barang-barangnya dan memasukkan ke dalam tasnya dengan buru-buru. Dion yang melihat itu langsung memberhentikan kegiatan echa.
"Apaan sih" echa menebas tangan dion yang menahannya.
"Temenin gue ngobrol dulu lah"ujar dion memohon.
"Ogah!!!" Bantah echa. Langsung pergi meninggalkan meja.
Brukk
Pranggg
"ADUHH MBA GIMANA SIH BUKAN LIAT-LIAT"
Echa menabrak pelayan caffe yang sedang membawa nampan berisi makanan dan minuman, sialnya isi nampan itu mengenai salah satu pelanggan.
"Astaga, mbaa maaf mba, maaf banget mba" kata echa ke pelayan dan pelanggan itu.
"EH BUTA LO YA, LO LIAT NIH BAJU GUE SEKARANG JADI RUSAK GARA--GARA LOO AKHHH" wanita itu menjerit kesal.
"Maaf mba saya gak sengaja"echa terus menerus meminta maaf.
"LO TAU? SEKARANG GUE LAGI NGDATE SAMA COWOK GUE, GUE UDAH RAPIH LAMA-LAMA DAN DALAM SEKEJAP LO NGRUSAK SEMUANYA. SIALANNNN" wanita itu mendorong bahu echa hingga echa terpental ke meja seberang.
Dion yang melihat itu langsung lari menghampiri wanita itu.
"WEY JANGAN KASAR DONG, DIA UDAH MINTA MAAF" ketus dion ke wanita itu, tapi sang lelaki tak terima, pacar dari wanita itu berdiri tak suka melihat sikap dion.
"Ngomong lo bisa ga dikontrol kalo ngomong sama cewek" kata lelaki itu.
Dion berdecak "gak salah ngomong lo, seharusnya lo peringatin itu ke cewek lo" kata dion ketus sambil mengajak echa pergi dari tempat itu. Sebelum pergi dion mengeluarkan uang 100 ribu rupiah 5 lembar, ia memberi uang itu mentah-mentah ke pelayan itu.
"dan buat lo, jangan sikap dan omongan lo" kata dion ke pelayan itu yang sedang menunduk.
"Lo!! gausah menor-menor dandan. Ribet. Kalo cowok lo setia dia bakal nerima lo apa adanya" wanita itu mematung di tempat. Kini dion dan echa benar-benar meninggalkan cafe. Pengunjung cafe terlihat kecewa acara dramatis itu telah berakhir.
"Makanya jangan ngeyel"dion menoyor kepala echa saat di parkiran, echa yang diperlakukan seperti itu hanya diam. Sejujurnya echa sangat malu, bukan ke dirinya tapi ke dion, ia malu saat dion melihat dirinya di maki-maki, di dorong dan akhhh echa rasanya ingin menghilang saat itu juga.