2. Pertemuan

270 30 8
                                    

Sinar matahari siang yang cerah, suhu udara yang sangat panas. Aku menunggu seseorang di taman dekat sekolah. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya seseorang memakai seragam putih abu-abu datang menghampiriku.

"Hei, sorry ya udah nunggu lama tadi ada tugas"

"Bisa gosong tau, aku kelamaan nunggu di sini" Ariana menatap Bani. Aku tau Bani, kamu sedang membohongiku, kamu habis ketemuan kan sama cewek lain. Aku tau semuanya Bani, kamu ga bisa menyembunyikan itu semua dariku. Aku berusaha menerima kamu apa adanya, aku tau kamu playboy. Biar aku saja yang merasakan rasa sakit ini, karena aku sangat menyayangi mu.

"Uuuu sayangg, sorry ya" Dia menyentuh tangan ku, sentuhan lembut dari nya membuat rasa kesal ku hilang. Dia selalu bisa membuat ku tenang, sabar dan ikhlas. Ya, ikhlas. Mengikhlaskan dia dengan orang lain.

Aku mengingat hari terkahir aku bertemu dengannya, sebelum aku putus dengannya. Bani. Aku dan Bani sudah berteman sejak SD. Kemudian aku dan Bani berpacaran selama 5 bulan, dan pada akhirnya kita putus.

Dia memutuskan ku dengan alasan yang tak jelas. Padahal aku yang selalu tersakiti. Dia dekat dengan cewek lain, aku hanya bisa tersenyum didepan tetapi aku menangis dibelakang. Hatiku tidak bisa dibohongin. Aku tau disaat dia chattan dengan ku, bukan hanya aku saja yang dia chat tapi cewek-cewek lain juga. Makanya dia lama membalas chat dariku, padahal aku pacarnya, aku merasa tidak diprioritaskan. 😢💔

Aku sempat menangis semalaman. Ya memang pada saat aku pacaran dengan Bani, memang tidak romantis, bahkan nothing spesial. Seharusnya perpisahan ini tidak akan terasa menyakitkan, karena tidak ada yang BERKESAN! Tapi aku malah sayang banget sama Bani, aku ga mau kehilangan Bani, tapi sepertinya dia tidak menyadari hal itu.

Bani tidak pernah bertemu lagi dengan ku semenjak kita putus. Sebenarnya aku yang menjaga jarak dengan dia, aku ga mau menyakiti perasaan ku sendiri. Aku ga mau lihat dia terus dihapadan ku, orang yang telah membuat aku sakit hati untuk pertama kalinya. Tetapi aku masih menyayanginya, aku merindukan dia, aku ingin dia ada disampingku. Hahhh, mustahil itu semua.

Aneh sih ya, masih mengharapkan seseorang yang tak mungkin kembali. Hmm, tapi mau gimana lagi aku terlanjur menyayanginya.

Lamunan ku buyar seketika mendengar notif Line berbunyi.
Hah, Bani? Ngapain dia?

Bani
Hai Happy Birthday ya wish you all the best😊

OMG, dia masih ingat ulang tahunku.
Pada saat itu aku rasanya ingin meleleh.

Ariana
Thanks ya Bani. Gua kira, lu udah lupa sama gua

Bani
Lupa? Ya gak mungkin lupa lah

OMG. Gak mungkin lupa? Maksudnya? Hmm. Pada saat itu aku rasanya ingin meleleh(2), terus aku pingin loncat-loncat di kasur, boleh ga yaa? Eh tapi jangan deh, nanti tempat tidurnya ambruk lagi, wkwk gajadi deh.😆

Ariana
Ohh kirain lupa, hehe😂

Bani
Mau jalan-jalan kemana nih. Traktirannya

Ariana
lagi ga punya duit 😄 Wkwk

Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa chattingan lagi sama dia, rasanya tuh hati ini berbunga-bunga. Ulang tahun ku sangat menyenangkan karena dia. Aku senyum-senyum sendiri di kamar, udah kayak orang setres, gila, ga waras atau apalah itu. Aku rasanya ingin terbang tinggi, melesat sampai langit ke-7. Swingggg

Same Old LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang