1. Don't Forget Me

346 32 11
                                    

Malam ini udara terasa sangat dingin dan sangat sejuk. Ariana duduk di taman depan rumah ditemani bintang-bintang di langit.

Ariana membuka notif Line.

------

Bani
Ri, kamu lagi ngapain di rumah?

Ariana

Lagi duduk di taman memandangi langit malam

Bani
Hmm, Udah makan belum?

Ariana
udah, kamu sendiri udah makan belum?

Bani
udah, Ri aku mau ngomong sesuatu

Ariana
ngomong apa?

Bani
Ri, hubungan kita berakhir sampai disini saja ya

-----

Dadaku terasa sangat sesak, hatiku terasa hancur berkeping-keping. Kenapa tiba-tiba dia bilang seperti itu? Aku salah apa sama dia? Pernahkah aku membuat dia sedih? Pertanyaan itu tiba-tiba saja terngiang di kepalaku.

Air mata Ariana mulai menetes, membasahi pipinya. Udara dingin dan sejuk yang ia rasakan berubah menjadi rasa panas, sama sekali tak ada rasa sejuk. Ariana langsung masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.

-----

Ariana
Kenapa kamu mutusin aku?

Bani
Maaf Ri, ya aku mau hubungan kita sampai disini. Mungkin kamu bisa suka sama orang lain, bukan sama aku.

Hah, alasan apa itu. Sangat tidak bisa dimengerti. Itu bukan sebuah alasan yang tepat.

Ariana
ohh kamu ada cewek baru ya, oke. Maafin aku ya Bani kalau aku punya salah sama kamu. Don't forget me, Bani.

-----

Ariana langsung menlock hape-nya. Ariana menangis di sudut kamar dan bersandar pada lemari.

 Ariana menangis di sudut kamar dan bersandar pada lemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Ariana melihat ke arah pintu dengan wajah lesu dan sembab, Ariana melihat siapa orang yang masuk ke kamarnya.

Hah kak Deon

"Ariana lu kenapa, kok lu nangis?"
Wajah Deon terlihat cemas, Deon langsung menghampiri Ariana dan mengusap air matanya.

"Kak Deon, ngapain lu tiba-tiba datang kesini?"

"Ga tau kenapa, tiba-tiba pingin main ke rumah lu. Tadi kakak lu bilang, lu ga keluar kamar dari tadi. Udah ditunggu makan malam" Deon ikutan duduk di sudut kamar dan bersandar pada lemari,

"Ariana lu kenapa, jangan bilang lu habis putus ya?" Deon menatap Ariana, dan menggenggam tangannya,

Ariana diam tak menjawab, dia hanya menangis. "Tuh kan lu habis putus, udah si ga usah nangis. Dia mutusin lu secara langsung?"

Ariana masih tidak berbicara, ia hanya menangis.

"Hah! Pasti lewat Hp. Cemen banget! Udah nyatain cinta lewat Hp, eh pas diputusin lewat Hp juga!" Deon sangat geram. "Orang kaya gitu ga pantas di tangisin, sayang air mata lu" Deon memeluk Ariana,

"Kak, kenapa dia mutusin gua disaat gua lagi sayang-sayangnya sama dia" Ariana bersandar di pundak Deon. Deon melihat Ariana menggenggam hape-nya, langsung diambil oleh Deon dan ia buka lock nya, lalu dibacalah chatnya.

"Itu alasan klasik seorang playboy. Ri, udah lah lu juga udah tau kan kalau Bani itu orangnya kayak gimana? Mungkin juga Bani bukan jodoh lu, makanya lu hanya dipertemukan, bukan dipersatukan." Deon mengecup kening Ariana.

~
Ariana sedang mengingat-ingat malam itu. Malam yang sangat menyedihkan, kata terakhir Ariana untuk Bani "Don't forget me" membuat Ariana benar-benar tak bisa melupakannya, mungkin Bani malah yang sudah melupakannya.

Disisi lain ada seseorang yang selalu ada disaat Ariana senang maupun sedih, Deon. Ariana sudah lama bersahabat dengan Deon, dari sebelum Ariana berpacaran dengan Bani. Dia kakak kelas Ariana. Deon anaknya mandiri, baik.

Deon adalah kakak kelas yang most wanted. Deon juga termasuk siswa yang berprestasi, dia selalu masuk peringkat 3 besar. Tapi, bisa dibilang dia sedikit berandalan. Dia juga sering bolos, telat, dan bisa dibilang dia jagoan di sekolah. Bukan hanya itu saja, wajahnya yang tampan dan senyum manisnya membuat siapa saja yang melihatnya jadi salting.

Banyak sekali cewek yang sudah berusaha mendekati Deon, tetapi sama sekali Deon tak tertarik. Sampai sekarang Deon belum memiliki pacar, sudah sekitar satu tahun Deon jomblo.

Same Old LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang