MBB3

195 19 6
                                    


Jika Allah menghendaki untuk mempertemukan dua hati. Maka mereka akan bertemu..

Di suatu tempat.. di suatu situasi..

Tak ada yang dapat menghindari Nya

Dan saat dua pasang mata itu akan saling terikat, maka dua hati itu akan saling tergerak satu sama lain. Akan saling mendekati kalbu..

Namun, hanya Dia yang tahu kapan dua hati itu akan saling menyatu.

Hanya Dia yang tahu kapan hambaNya akan di pertemukan dalam sebuah mahligai yang indah

Di waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat pula

Dan sesungguhnya, Dia lah perancang terbaik terhadap semua mahluknya..

Yang akan memberikan seseorang yang tepat, pada waktu yang tepat pula


Percaya akan itu..


~ My Beautiful Boy! ~


"Honey, habis ini kita makan dulu yaah, aku udah laper"

Rangga mengangguk malas pada gadis yang kini bergelayut manja pada lengannya. Gadis yang bernama Erina itu adalah anak dari pemilik café tempat D.Boy biasa perform. Erina telah lama menyukainya dan sudah sering mengajaknya jalan, namun baru kali ini Rangga menurutinya. Gadis itu mengajak dirinya menonton. Rangga kali ini tidak menolak. Ia merasa perlu menyegarkan otaknya kembali. Sampai saat ini bayangan wanita itu tak pernah absen menghantuinya. Mungkin dengan menyetujui ajakan Erina dapat menepis memori akan wanita yang menyebalkan itu –pikirnya. Toh Erina gadis yang cantik dan menarik. Dan tiap kali ia menerima ajakan kencan dari gadis manapun, bukan ia yang perlu mengeluarkan uang –tapi para gadis itu sendiri. Rangga tidak mau rugi akan hal itu.

Bukan karena ia matre atau semacamnya –tentu tidak. Rangga bahkan mampu untuk membelikan apapun yang para gadis itu mau. Namun bukan dirinya yang menginginkan kencan itu, jadi ia tak mau rugi. Rangga selalu berprinsip bahwa ia telah mengorbankan waktunya yang berharga untuk para teman kencannya –menemani menonton, makan dan berbelanja. Mengapa harus ia pula yang harus mengeluarkan biaya untuk kegiatan yang ia sendiri tak suka? Para gadis itulah yang semestinya mengeluarkan biaya untuk waktu berharganya itu.

"Kita makan dimana honey?"

Honey? Oh, Rangga bahkan ingin muntah mendengar kata yang begitu menjijikkan di indera pendengarnya.

"Di Pizza Hut aja yah, aku sekalian ingin beliin Diandra Pizza. Kasihan dia ku titipin di rumahnya Dika. Oh ya, beli buat Dika juga boleh gak Rin?"

Rangga melemparkan senyuman mautnya pada Erina. Senyuman yang akan membuat banyak gadis meleleh melihatnya.

"Tentu, kamu boleh pesen apapun yang kamu mau honey!", ucap Erina antusias. Ia terlalu terpesona menatap pemuda di sampingnya itu

Lihat! Tidak ada gadis yang luput dari pesonanya –batin Rangga bersorak gembira. Walau sebuah senyum palsu pun tetap membuat banyak gadis serasa melayang di angkasa. Apalagi jika ia melemparkan senyum aslinya –tanpa pemanis buatan, apa ada yang mati bediri? –pikir Rangga geli.

Rangga dan Erina kemudian mengambil tempat di pojok ruangan. Di tempat itu terdapat air mancur kecil –tempat favorit Rangga apabila makan di pizza hut. Entah mengapa ia sangat suka mendengar gemercik dari air mancur tersebut.

"Jadi siapa sekarang cowok gebetan lo, ma?"

Suara berisik dari meja seberang membuat Rangga mau tak mau mengalihkan pandangannya pada meja tersebut.

My Beautiful Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang