#3

6.6K 230 2
                                    

Seorang prajurit sedang duduk-duduk santai di tepian sungai sambil menikmati ikan bakar yang baru saja dimasaknya. Sampai kemudian kenikmatannya terusik ketika melihat sesosok tubuh yang hanyut terbawa arus sungai. Dengan sigap ia langsung berdiri dari duduknya, menaruh santapannya, dan segera berlari menyelamatkan tubuh yang terhanyut itu.

Setelah tubuh itu dibawanya ke daratan, si prajurit langsung membaringkannya ke tanah. Ia lalu segera melakukan pertolongan pertama, utamanya berusaha mengeluarkan air yang terminum oleh tubuh itu, dan melakukan berbagai cara lainnya untuk dapat menyadarkan sosok yang hanyut tersebut.

"Hey... Hey... Sadarlah..." si prajurit terus saja berusaha menyadarkannya sambil menekan-nekan daerah perut dari sosok yang hanyut itu.

Setelah sekian kali mencoba, sosok itupun akhirnya tersadar sambil memuntahkan air yang cukup banyak dari mulutnya.

"Hah, akhirnya kau sadar juga," ucap si prajurit, lega. "Kau ini siapa? Kenapa bisa sampai terhanyut terbawa arus sungai?" Lanjutnya.

Si peri buruk rupa yang baru saja tersadar, hanya bisa terdiam saja. Ia sendiri bingung dengan apa yang sebenarnya dialami oleh dirinya. Kini ditambah lagi ada seorang manusia yang hadir di hadapannya.

"Kenapa kau hanya diam saja? Apa kau masih belum pulih benar? Atau kau tidak mengingat suatu hal pun? Jangan takut, aku hanyalah seorang prajurit yang tidak sengaja melihat sosokmu yang tadi terhanyut," ungkap si prajurit.

"Oh, maaf, maaf bukan begitu. Hanya saja aku sedikit terkejut dengan apa yang kualami dan kondisiku saat ini," sahut si peri buruk rupa.

"Ooh begitu, dan kalau boleh tahu, sebenarnya siapa dirimu? Kenapa kau bisa sampai terhanyut?"

"Mmh... Aku..." Si peri buruk rupa sejenak berpikir. Ia tidak mau ada orang lain, apalagi dari bangsa manusia, yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, "Aku hanyalah seorang pengelana tuan. Ketika tadi aku dalam perjalanan, aku dikejar oleh kawanan serigala, sampai akhirnya terjatuh ke dalam jurang. Dan ketika aku terbangun, tiba-tiba aku sudah berada di sini."

"Ooh rupanya kau terjatuh dari atas tebing sana. Memangnya kau sedang dalam perjalanan ke mana? Kebetulan aku juga sedang dalam perjalanan."

Si peri buruk rupa agak ragu untuk memberitahukan tujuan ia yang sebenarnya. Ia ragu kalau prajurit itu tahu, nanti malah akan melarangnya. Apalagi tujuan utamanya adalah untuk memburu naga.

"Kalau aku sih sedang menuju gua batu naga. Kalau kau ingin ke mana?" Sambung si prajurit, karena sudah cukup lama menunggu jawaban dari si peri.

Si peri buruk rupa pun terkejut. Betapa kebetulannya kejadian yang dialaminya ini. Akhirnya ia pun memberanikan diri mengungkapkan tujuannya, "Benarkah tuan? Aku pun demikian, ingin menuju gua batu naga."

"Waaaahh, kalau begitu kita sama. Ini pasti akan menjadi perjalanan yang menarik. Kalau begitu, bagaimana bila kita pergi bersama?"

"Boleh juga tuan."

"Memangnya apa tujuanmu ingin pergi ke gua batu naga?"

Lagi-lagi si peri buruk rupa hanya terdiam.

"Apa kau ingin mengambil emas yang selama ini dijaga oleh sang naga?" kembali tanya si prajurit.

"Oh, bukan, bukan tuan. Mmh, aku... aku hanya memiliki sedikit urusan yang harus kukerjakan di sana. Aku tidak peduli dengan emas tersebut. Ada yang lebih penting yang aku cari dari hanya sekadar emas dan harta seperti itu. Emas dan harta bukanlah segalanya untukku," Jawab si peri buruk rupa, "Kalau tuan sendiri, ada keperluan apa tuan ingin pergi ke sana? Ingin emas kah?" Lanjutnya.

"Tentu saja bukan. Aku juga tidak menginginkannya."

"Lalu apa yang tuan cari di gua batu naga?" Tanya si peri buruk rupa.

"Aku ingin membunuh naga," jawab si prajurit.

Dongeng Peri Buruk RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang