"Bagus kau pulang larut!" Ayah Farya bangkit dan menghampiri Farya.
Tak lama Lucky kakak angkat Farya menghampiri Farya.
"Far kamu udah makan? Aku buatin kamu spagetty tuh" Lucky mengelus pundak Farya.
Farya menepis tangan Lucky "aku galapar" Farya berjalan menaiki anak tangga satu demi satu dan saat ayahnya memanggil namanya dia berbalik dan menatap tubuh tinggi didepan nya. Dan terasa sebuah benda kasar menyentuh kulitnya membuat dia terhempas terjatuh. Sakit sekali. Matanya buram tak jelas pandangan yang dia lihat dia hanya melihat Lucky dan ibunya yang khawatir dengan nya. Tapi Farya tetap bangkit dia berjalan lemah melewati ayahnya yang diam dianak tangga kedua. Dia berjalan sangat lemah sampai akhirnya dia dikamar. Dia hempaskan badan nya ke kasur empuknya merasakan betapa kerasnya hidup yang dia jalani.
Dipagi buta sekali sebuah siratan mentari muncul di celah kamar. Siratan mentari itu seolah sudah terbiasa dengan kamar yang sering dia masuki. Dan itu pertanda sang raja siang mulai menggantikan posisi ratu malam.
Reina segera bangkit dari tidurnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah sarapan, dia diantar ayahnya ke sekolah karena ayahnya pun sekalian pergi bekerja berhubung tempat kerja dan tempat sekolah Reina dekat.
"Jadi selama ini sipria aneh itu yang selama ini sendirian dan dianggap bukan makhluk bumi itu memiliki masalah yang lebih berat. Pantas saja dia jarang berkomunikasih dengan orang. Kasian makhluk aneh itu, harus menyimpan pedihnya sendiri. Apa dia tidak tau arti teman gitu? Mulai saat ini aku harus coba berteman dengan nya, mungkin aja itu bisa meringankan beban nya" batin Reina.
Sesampainya disekolah tepat digerbang sekolah, Reina diturunkan ayahnya. Reina pamit pada ayahnya dan berjalan menuju kelasnya. Pukul 06.00 seperti biasa, Reina adalah anak paling teladan yang sering datang sangat awal.
Saat melewati lapangan basket, Reina melihat seorang laki laki duduk diatas atap sekolah. Dia memakai hensed putih dan duduk menyender di tembok atap sekolah.
**
Dengan keberanian yang sudah disiapkan Reina duduk disamping Farya."Hay!" Sapa Reina tersenyum memandang samping Farya.
Hening tidak ada jawaban sama sekali, bahkan Farya tidak menatap Reina dia malah asyik mendengar musik dari hensednya.
"Hmmm hay Faryaaaa?" Kali ini Reina meninggikan nada sapanya.
Tetap tidak ada perubahan. Merasa diacuhkan, Reina membuka hensed Farya. Farya menatap heran Reina yang tampak tersenyum melihatnya dan kaget dengan mata biru Farya.
"Ngapain liat liat?" Ketus Farya.
"Emm ehh mata kamu kenapa?" Reina mencoba akrab.
"Harus ya aku kasih tahu kamu?"
Reina menghembuskan napas kasar "hmmm kamu punya masalah?" Reina mencoba sabar.
"Kenapa harus tahu? Urus saja urusan mu sebelum tahu tentang aku?" Ketus Farya memutarkan bola mata.
"Yaampun aku ganggu aktivitas kamu yaa? Maukan berteman sama aku? Aku bakalan siap diajak curhat kamu?" Reina mengulurkan tangan.
Farya menatap tangan Reina. Lalu memandang Reina "kenapa kamu ingin berteman denganku? Bahkan orang lain tidak ada yang ingin bersamaku"
"Hmm ayolah siapa saja bisa berteman bukan?" Reina memutar bola matanya.
"Ciee yang pacaran diatas" murid murid meneriaki Reina dan Farya yang saling bertatapan.
"Pergilah!"
"Kamu ngusir aku?" Reina menurunkan tangan nya
"Pergi aku bilang" Farya menekankan kata pergi.
Reina langsung bangkit berdiri
"Beginikah caramu menerima niat baik orang? Beginikah caramu menghargai orang lain! Pantas saja banyak orang yang tidak suka padamu! Bahkan aku juga benci menatap mu aku harap kita tidak saling kenal tuan es!" Reina meninggalkan Farya dengan amarah yang memburu.
Farya hanya menatap punggung Reina yang sudah menjauh lalu menatap kembali lapangan sekolah yang sudah banyak murid bermain disana. Dan sama sekali tidak menatap kembali belakang yang tanpa disadarinya Reina masih memperhatikan punggung Farya yang sama sekali tidak berbalik.
**
"Ujian semester1 hampir dekat bapak harap kalian semua tidak memperbanyak main dibanding belajar" ucapan Pak Jaka menutup kelas sore anak IPS2.Dikerumunan bubaran anak anak, Reina mencari cari Farya.
"Hay Rein" Anton menepuk bahu Reina.
"Eh hay ton" Reina menatap Anton tersenyum lalu sibuk mencari Farya.
"Cari siapa Rein?"
"Farya udah pulang?" Reina kembali menatap Anton
"Hmm entahlah Rein mungkin dia sibuk jadi terburu buru tapi kok tumben ya?" Anton menggoda Reina.
"Apaan sih ton tadi pagi aku liat Farya matanya ungu aku khawatir"
"Oh ya? Mungkin dia ada masalah dengan ayahnya"
"Sampai seperti itu?" Reina menghadapkan badan nya kearah Anton "ceritakan semua tentang Farya!" ucap Reina tegas.
Anton tersenyum menatap Reina "semua akan terdengar seru jika kau nendengar dari Farya langsung"
"Tapi dia terlihat tidak ingin berteman dengan orang lain!"
"Oh ya? Aku bahkan tidak memperhatikan"
"Tak memperhatikan? Kamu itu teman nya bukan sih! Kalian bahkan sebangku teman sesd ih!" Ucap Reina kesal.
"Haha sudah lah tanya langsung Farya saja yaa" Anton mengacak acak rambut Reina dan meninggalkan Reina.
Flashback
"Mata lo kenapa Far?" Tanya Anton berbisik pelan karena tidak ingin ketahuan Pak Jaka.
"Gausah tau!" Ketus Farya.
"Gue khawatir Far"
"Gue gabutuh"
"Ayah lo lagikan? Kenapa lo gacoba kabur dari rumah?"
"Gaada kemauan buat itu"
"Terus mau sampai kapan?"
Farya menatap Anton dan dibalas tatapan kasihan Anton.
"Entahlah"
"Gue tau Far lo gabisa berbagi sama gue , tapi setidaknya disini ada yang iba ngelihat lo. Lo selalu merasa sendiri bahkan tidak perduli dengan sekitar tapi lo ga pernah ngerasa kalo diluaran sana banyak orang yang perduli!" Batin Anton.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Masa SMA
RomantizmDia bukan manusia planet bumi, bukan juga mahkluk hidup didunia tapi aneh nya ada yg berbeda dengan tatapan nya. Yaa tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelum nya, ini tatapan manis dan baru dia yang memberikan tatapan ini. Dia bahkan sangat aneh...