Mahkluk Bumi

1.8K 38 0
                                        

"Selamat pagi anak anak sekarang buka buku kalian dan kerjakan halaman 27 jangan mencontek dan coba bekeja sendiri" pak Ridwan guru sejarah menyuruh muridnya mengerjakan soal di buku paket yang banyak nya ya hampir setengah buku paket.

Tentu baginya hal wajar karena 2 minggu lagi murid murid akan memulai musim ujian semester, jadi kali ini semua guru bersikap serius dalam belajar.

"Apa kamu menyukaiku?"

Kata kata itu terus teriang ditelinga Reina. Entah mengapa dia jadi harus melamunkan kata kata itu, bahkan pelajaran sejarah kesukaan nya pun tidak dia pikirkan sama sekali. Kata kata yang di katakan Farya yang sekarang ada di fikiran nya. Sekali kali dia menatap Farya yang sibuk dengan buku paket nya dan membuat Reina kesal. Apa maksud dari omongan nya tadi.

"Apa kamu menyukaiku?" Tatapan nya sunggu tatapan yang menggetarkan hatiku, entah kenapa tiba tiba makhluk aneh ini berkata begitu. Dia pikir dengan aku berbicara begitu bisa dibilang kalau aku menyukai dia.

"Sudahlah aku bercanda." Dia pergi dan sama sekali tidak melihat aku yang menatap punggung nya yang menjauh.

Dia berkata begitu lalu dengan dingin nya dia bilang bercanda? Apa zaman sekarang orang lain bercanda dengan cara membuat orang terpatung seperti aku? Apa sekarang orang orang sering bercanda tanpa memikirkan hati kita yang selalu melamunkan omongan yang menurutnya candaan? Aku semakin bingung dengan sikap nya. Dia seperti bukan mahkluk bumi dingin ketus dan kadang tidak perduli. Jauh lebih baik Anton dibanding dia.
Dia aneh..

~

"Rein?" Rika memecahkan lamunan Reina yang sedari tadi berdiam tanpa bicara entah apa yang dia fikirkan.

"Eh em" Reina berusaha tenang.

"Kamu kenapa sih Rein?" Christy mengelus bahu Reina "kamu ada masalah?"

"Emm maaf aku lagi ga enak badan aja" Reina menutupi.

"Kalau begitu kita ke UKS saja Rein?" Ajak Jane.

"Tidak jan aku tidak apa apa" Reina berusaha tersenyum.

"Hay girl boleh aku ikut duduk disini?" Anton datang dan menyebarkan senyuman manisnya.

"Hay Anton!"Jane histeris

"Hay kau pasti anak IPA?"

"Iya benar"

"Aku Anton"

"Aku Rika"

"Hay Rika" Anton tersenyum dan melambaikan tangan nya ke Rika.

Tawa meledak dikantin saat itu. Anton menatap aneh Reina.

"Kau sakit? Sepertinya kau terlihat tidak baik hari ini?" Anton khawatir melihat Reina

"Tidak kok" Reina tersenyum memperlihat kan bahwa dia tidak apa apa

"Ayolah kau pasti sakit" Anton mendaratkan tangan kanan nya pada dahi Reina." Tuhkan! Ayo ikut aku ke UKS"

"Tidak ton aku baik ayolah jangan paksa aku"

"Tapi sekarang kau terlihat sakit Rein"

"Aku tidak apa apa ton aku tidak sedang sakit"

"Sudahlah jangan paksa dia , percuma dia tidak akan nurut" Christy angkat bicara

"Hmm bahkan aku tidak tau Rein luar dalam seharusnya aku mengenali kamu Rein kita bahkan sekelas"

"Haha kenapa harus? Mengenali satu orang manusia luar dalam tidak akan selesai dalam satu hari ton"

"Tapi kita seharusnya mulai mengenali sikap murid murid di dalam kelas bukan?"

"Sudahlah ton kau bahkan tidak mengenali teman sebangku mu sendiri kan?" Kata kata yang tersebut dari mulut Jane membuat hening dimeja yang ditempati Reina.

"Hahaha" hanya tawa yang terdengar dari mulut Anton "siapa yang kau maksud itu Jan?" Anton masih tersenyum menatap Jane.

"Ayolah kenapa harus Farya apa tidak ada lagi laki laki didunia ini selain dia?"

"Sebenci itukah kamu Rein?"

"Tidak benci christ aku cuma gasuka aja ngebahas dia"

"Gausah benci benci banget Rein kali aja Farya jadi jodoh kamu"

"Ih apaan sih ton!"

"Haha Anton bener Rein gausah terlalu benci sama Farya kitakan gatau suatu saat nanti perasaan kita beda kaya sebelumnya?"

"Iya bener rik denger tuh!"

"Yee apaan sih Jan! Cuman ngasih saran aja akumah kalo ngomongin gausah gosipin dia tapi kalo kalian pengen banget ngomongin Farya ya omongin aja" Reina mengerucutkan bibirnya sambil mengaduk susu dengan sedotan yang dia pesan.

"Haha kamu lucu Rein" Anton mengacak acak rambut Reina

"Ih Anton rambut akukan udah rapih barusan"

"Pis" Anton memasang dua jari kanan dan senyuman manisnya lagi. Lama lama Anton seperti api yang nantinya melelehkan badan ku dengan senyuman nya.

Bel!

Rika berpamitan dengan 3 teman nya karena Anton sudah duluan kekelas. Rika berjalan melewati lorong lorong sekolah dan tepat saat ditangga Rika melihat seorang laki laki membawa buku sampai menutupi matanya sehingga sedikit sulit untuk berjalan menuruni tangga. Rika menghampiri laki laki itu dan mengambil sebagian buku paket sehingga Rika bisa menatap mata hitam pekat itu.

"Hay" Rika menyapa Farya dengan senyuman manisnya.

"Ohay, seharusnya kau tak usah bantu aku simpan kembali bukunya"

"Hmm beginikah sikapmu jika ada yang membantumu?"

"Tidak usah menolongku, aku masih bisa sendiri"

"yakin?"

"Tentu saja kenapa? Kau meragukanku?"

"Berjalan ditangga saja sudah sempoyongan bagaimana bila aku tidak ada mungkin semua bukumu itu sudah sampai dilantai"

"Baiklah terima kasih. Simpan kembali bukunya tangan ku pegel"

"Aku bantu kamu"

"Tidak usah akuu.."

"Tidak! Aku benci ditolak!"

"Baik terserah kamu" Farya berjalan duluan meninggalkan Rika.

Farya merapikan semua buku diperpustakaan lalu menghampiri Rika yang sedari tadi mengelap keringat nya

"Nih lap keringet kamu" Farya menyodorkan saputangan nya.

Rika menatap Farya aneh, setau Rika dicerita Reina Farya itu cowo super cuek didunia ini tapi ternyata Reina salah. Farya tidak seburuk itu.

"Hey ngelamun lagi" Farya memecah keheningan. Farya duduk disamping Rika.

"Makasih far" Rika mengambil saputangan Farya.

"Darimana kamu tau nama aku?"

"Ha?" Rika sampai tidak berfikir kalau dia tau Farya dari Reina bahkan Rika juga tidak mengenal Farya.

"Oh iya kamu kelas berapa far?" Rika berusaha mengalihkan pembicaraan

" jawab pertanyaan ku, siapa kau? Kenapa kau tau namaku? Bahkan kita belum saling kenal bukan?"

"Emm A akuu..." kegugupan sudah menggapai puncak kepala Rika "tuhan jawaban apa yang aku harus jawab" batin Rika

"Jawab aku" Farya terus mendesak Rika

Cinta Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang