Sudah setengah jam Rika menunggu Farya diparkiran sekolah, setaunya Farya tidak menolak saat Rika mengajak nya ke turnamen Anton. Meski teman teman nya tidak bersedia saat Rika mengajak Farya menonton.
Flasback
"What! Kamu ngajak Farya!" Reina memekik kaget saat Rika menceritakan kejadian kemarin.
"Biasa aja rein masih pagi juga" ucap Christy sambil memakan sarapan paginya dikantin karena sebelum masuk sekolah Christy tidak pernah lupa dengan sarapan nya.
"Beneran Rik?" Zane menanyakan hal yg sama dengan Reina.
"Bener"
"Ngapain kamu ngajak dia sih!" Reina menyeruput teh manisnya dengan malas
"Ayolah Rein sekali ini aja"
"Iya Rein lagian Farya ga jelek banget kok"
"Apaan sih zan! Aku gaperduli dengan parasnya Farya cuman yaa em farya itu emm.."
"Jutek?" Rika menjawab kata kata yang terpotong dari mulut Reina "Rein ayolah jangan egois kamu masuk jurusan IPS karena kamu pintar bersosialisasi kan? Apa ini jiwa sosialmu?"
"Apaan sih Rik bukan berarti harus disambungin jurusan kali"
"Itukan alasan kamu masuk ips? Kenapa? Jiwa sosial mu belum bisa menerima kejutekan Farya?"
"Emm tau ah" Reina memakan roti bekalnya dari rumah agar Rika tidak meneruskan pertanyaan nya.
"Hmm jawaban nya apa dari Farya rik?" Kali ini Christy yang bertanya.
"Ya dia belum jawab tapi aku anggap dia jawab iya"
"Yaampun Rika kamu belum tau jawaban dari dia tapi kamu tetep pengen ajak dia?" Rein mulai mengompori.
"Apaan sih rein! Kok kamu risih sendiri sih?" Zane mendukung Rika "Serah Rika kan dia ini yang ngajak"
"Iyasih cuman kamu gabisa langsung mutusin keputusan dong orang belum ada jawaban dari Farya"
"Iyasih cuman.."
"Fix Farya gabakalan ikut"
"Loh kenapa Rein?" Zane mulai kesal dengan kelakuan Reina.
"Ya karena mustahil dong cowo sedingin dia mau ikut sama cewe cewe cantik kaya kita, iyakan christ?" Reina menggedor lengan Christy yang daritadi acuh tak acuh dengan topik pembicaraan.
"Em" ucap Christy ketus
"Ngga juga sih Rein kamu kalo gasuka sama orang jangan segitunya loh kamu mau apa bencinya kamu jadi cinta?" Kali ini Zane yang berbicara.
"Apaan sih zan" Reina sedikit salting.
"Iya bener zan denger tuh Rein! Oh iya rik kamu yakin si farya bakalan ikut?" Tanya christy
Kali ini wajah Rika kembali bingung "entahlah christ aku gayakin tapi dia pasti gaakan ingkar janji, mungkin"
"Mungkin! Kata penenang selebihnya ya bulsit" Reina terus mengompori
"Apaan sih rein! Kali aja dia ikut"
"Terserah rik aku sih gayakin".
Kata kata Reina terus berdengung dikepala Rika. Sudah hampir satu jam Rika menunggu kehadiran Farya apa mungkin Farya mengingkari kata katanya? Seharusnya dari awal Rika gausah ngajak Farya, entahlah mungkin rasanya sakit yang dirasa Rika. Bukan karena kata kata Reina tapi karena merasa janjinya diingkari. Apalagi Farya belum kenal dekat dengan Rika. Andai Rika tidak menjanjikan nya mungkin sekarang Rika sudah menonton turnamen dengan 3 sahabatnya. Dia kesal kali ini. Rasanya dia sudah dihianati, dia menahan air mata yang mau tumpah dari matanya. Berulang kali dia meyakinkan kalau Farya akan datang tapi hasilnya nihil. Farya belum datang juga.
Akhirnya Rika memilih untuk pergi menyusul 3 teman nya sendiri daripada menunggu yang tidak pasti. Sakit rasanya harus menunggu lebih lama hal yang menurutnya akan datang tapi mustahil akan datang.
Saat hampir sampai ke gerbang sekolah seolah ada sentuhan ditangan kanan Rika yang bebas melayang diudara. Hangat.. saat dia menoleh kebelakang, matanya terbelalak melihat laki laki dengan tas hitam gandongnya dan keringat yang sudah membasahi rambut lurusnya. Dia terlihat lelah.
"Maaf.." dia berusaha mengontrol nafasnya.
"Kamu?" Rika masih belum bisa mengontrol jantung nya yang kaget dengan kehadiran Farya.
"Maaf aku telat aku berusaha kabur dari kelas musik hari ini" Farya mengatur nafasnya dan membersihkan keringat dikeningnya dengan punggung tangan nya.
Senyum Rika mengembang saat melihat laki laki tampan didepan nya, dia segera mengeluarkan tisu dan melap keringat Farya "Maaf ya far gara gara aku kamu jadi keringetan gini"
Farya menatap Rika yang dengan lembutnya menyapu keringat didahinya. Farya benar benar terpukau dengan sikap manis Rika.
Tidak aku tidak boleh sampai jatuh cinta tidak. Aku harus berusaha keras tidak jatuh cinta dengan nya aku harus bisa menahan perasaan ku. Farya menggeleng.
"Loh loh kenapa?" Rika menatap bingung Farya.
"Udahlah gausah di bersihin, yu"
"Kemana?" Rika menjawab dengan wajah polosnya.
"Wc" jawab Farya dingin.
"Oh iya ke stadion ya?"
Farya hanya menatap dingin Rika tanpa menjawab pertanyaan Rika. Rika hanya terawa dengan tatapan dingin Farya. Mungkin karena terbiasa Rika merasa semuanya biasa saja.
Ternyata Reina hanya mengenal Farya dari luar saja tidak melihat bagaimana keaslian sifat Farya. Bisa dilihat kalau Farya tipikal cowo kesepian, oleh karena itu Rika mendekati Farya karena Rika yakin Farya tidak seburuk pandangan orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Masa SMA
Storie d'amoreDia bukan manusia planet bumi, bukan juga mahkluk hidup didunia tapi aneh nya ada yg berbeda dengan tatapan nya. Yaa tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelum nya, ini tatapan manis dan baru dia yang memberikan tatapan ini. Dia bahkan sangat aneh...