Diatas anggap saja gambaran para karakter utamanya...
"Kok kita sering ketemu ya di cave itu" tanya Reina memecah keheningan yang dibuat oleh dua insan di tempat yang mereka duduki tepat di cave favorit Reina.
"Emm itu tempat kerja ku" singkat Farya sambil menghisap susu lewat sedotan di gelasnya.
"Ha? Bukanya sekolah kita dilarang buat kerja sambilan?" Tanya Reina histeris.
"Sekolah bisa mengeluarkan uang untuk muridnya? Kalo aku tidak kerja aku tidak mungkin bisa sekolah"
"Orang tuamu kemana?"
"Ada"
"Bercerai?"
"Tidak sama sekali"
"Terus?" Tanya Reina kepo.
"Ibuku meninggal dan ayahku menikah lagi" ucap Farya singkat dan jelas.
"Ha? Terus kenapa kerja kalau kamu masih tinggal sama ayah kamu? Dia punya hak asuh sama kamukan?"
"Ya" singkat Farya.
"Ih Far serius!"
"Serius" Farya mengacung kan dua jari kanan nya sambil terus menyedot susu di gelasnya tanpa menatap Reina yang setengah melotot menatap Farya.
"Oh jadi itu sebab nya kamu gapernah mau cari teman?"
Farya langsung menatap Reina "tau apa kamu?"
"Ya.. ngga sih Far cuman kamu tau gasih indah nya punya teman?"
"Aku punya 3 teman di cave ku"
"Kau pun punya Antonkan?"
"Ya dia sahabatku" Farya memundurkan posisi duduknya dan menyenderkan badan nya ke punggung kursi dengan kedua tangan menahan kepalanya "tapi itu dulu"
"Loh? Tapi kalian sahabatan kan?" Reina mengernyitkan dahinya.
"Ya tapi saat kejadian itu dia bukan teman ku lagi"
"Kejadian apa?" Reina memajukan posisi duduknya.
Farya menatap Reina sinis "kepo"
"Ih Far serius!"
"Akupun serius" Farya mengangkat tubuhnya dan menyimpan kedua tangan nya diatas meja.
Handphone Reina berdering. Reina langsung menangkat telpon nya.
"Hallo?"
"..."
Reina menutup sebelah telinganya karena tangan sebelahnya memegang handphonenya
"Iya iya mah Reina pulang kok"
".."
"Iyaa siap Reina segera otw"
".."
"Lagi dijalan artinya mah"
".."
"Iyaa iya"
Reina menutup telepon nya lalu menggenggam tangan Farya yang bebas diatas meja.
"Hmm Far kalau kamu ada masalah atau butuh teman buat ngobrol aku siap jadi teman curhatan mu dan satu lagi. Jangan pernah berfikir kalau gaada yang perduli sama kamu! Aku dan teman teman ku perduli loh sama kamu" Ucap Reina tersenyum pada Farya.
Deg!
"Aku udah ditelepon mamah aku, aku kira sekarang masih jam 8 eh ternyata udah jam 10 pulang yu jalur kita sama ngga?"
"Ng..ngga tau" Farya masih gugup karena tangan nya masih di genggam erat Reina.
"Ahh aku naik taksi aja deh" Reina bangkit dari duduknya, Farya langsung meraih tangan Reina. "Aku antar!"
Reina memandang Farya kaget seolah tak mengenal lelaki yang didepan nya ini. Ternyata tanggapan buruknya pada Farya salah. Farya bukan tidak ingin memiliki teman tapi dia sedang ingin mencari teman. Teman yang siap dia ajak bercanda dan mendengar curhatan suka dukanya. Ya Reina siap untuk itu.
"Ayo" Reina tersenyum melihat Farya yang salting entah karena senyuman nya atau apa. Tapi dia senang melihat Farya yang seperti ini
**
Semua anak sudah memegang masing masing rapot mereka. Pukul 10.00 Reina, Anton, Christy, Rika dan Zane sibuk dengan mengobrolkan nilai rapot mereka.
Mereka senang dengan nilai rapot mereka yang memuaskan apalagi Reina mendapat peringkat 2 dikelasnya, Christy mendapat peringkat 1, dan Anton mendapat peringkat 3 sedangkan Zane tidak mendapat rengking.
"Makanya jadi anak jangan ganjen aja" ujar Anton mencubit hidung Zane.
"Ih Anton apaan sih yang penting aku masuk peringkat 10" ucap Zane mengusap hidung nya.
"Oh iya kamu peringkat berapa Rik?" Tanya Christy.
"Aku rengking 1 dikelas" ucap Rika bangga.
"Ternyata ga sia sia ya kamu masuk jurusan favorit kamu" Reina menyupport dengan senyuman nya dan dibalas senyum paksa Rika.
"Oh iya Farya peringkat berapa ya?" Tanya Zane.
"Aku denger sih dia peringkat 20" jawab Christy.
"Loh kok bisa ya? Setau aku dia pinter kok ya?" Reina tidak percaya.
"Dia sibuk Rein makanya nilai nya jelek" ujar Anton.
Saat mata Reina tidak sengaja melihat sosok laki laki memegang map berjalan menuju atap sekolah, Reina langsung meminta izin pada ke3 teman nya dan berlari kecil menyusul laki laki itu.
**
"Apa! Nilai gue turun lagi?!" Pak Jaka wali kelas Candra langsung menjewer telinga Candra.
"Siapa gue itu siapa ha!"
"Ehh aku pa maaf aw pa sakit pa!" Teriak Candra.
Pak Jaka melepaskan tangan nya dan berjalan ke kursinya lalu duduk berhadapan dengan Candra.
"Bapak gamau tau ya bapak sudah kasih kamu kesempatan buat belajar! Kamu habiskan dengan bolos sekolah! Bapak sudah kasih kamu kepercayaan kamu malah adu jotos disekolah sampai di skor 1 bulan! Mau kamu apa Candra! Sebentar lagi kamu kelas 3 kamu mau UN mau terus kaya gini?" Tanya pak Jaka sembari memijit pelan dahinya karena merasa bingung dengan muridnya.
Candra hanya diam menunduk menyesal. Bukan! Bukan menyesal melainkan memainkan hapenya dan asik bermain game online.
Merasa pembicaraan panjang lebarnya tidak direspon oleh Candra, pak Jaka bangkit berdiri lalu mengambil handphone Candra.
"Pak handphone saya pak!"
"Jadi saya ngomong panjang lebar kamu ga dengar ha?!"
"Saya dengar pak plis pak hp saya itu" mohon Candra.
"Saya tidak akan kasih kamu kesempatan lagi! Tapi saya ada jalan bagus buat kamu" ujar pak Jaka tersenyum licik.
"Ah perasaan gue gak enak nih jalan bagus apaan pak?"
"Gimana kalo kamu les privat sama anak kelas 1?"
"Ha?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Masa SMA
RomanceDia bukan manusia planet bumi, bukan juga mahkluk hidup didunia tapi aneh nya ada yg berbeda dengan tatapan nya. Yaa tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelum nya, ini tatapan manis dan baru dia yang memberikan tatapan ini. Dia bahkan sangat aneh...